API ini biasanya berisi alghoritma terstruktur yang lengkap dan berjalan dibelakang layar. Kita sebagai user tak tahu apapun tentang API ini. Pokoknya kita tinggal klik-klik mouse, sentuh-sentuh layar atau ketik sana sini selesai. Sisanya apa yang ada dibalik layar (behind the scene), itulah yang dikerjakan oleh sistem dengan API-nya.
Bisa dikatakan semua aplikasi komputer yang beredar dijagad informatika pasti memiliki API-nya masing-masing. Sebab eksistensi API adalah mutlak untuk memudahkan kerja si programmer dan user dalam berinteraksi dengan aplikasi.
Facebook punya API, Instagram punya API, Youtube punya API, Google punya API, Twitter punya API, PATH punya API, General Ledger, Aplikasi Absensi Fingerscan dan lain-lain.... semua pasti punya APInya sendiri.
Yuk sekarang saya ajak anda melihat contoh langsung penggunaan API ini dalam kasus-kasus yang sering terjadi.
Google, untuk tujuan komersial, telah membuka kepada publik salah satu API mereka yang dinamai Vision API. Adapun fungsi dan cara kerja dari Vision API Google tersebut disebut dalam web officialnya : to understand the content of an image by encapsulating powerful machine learning models. It quickly classifies images into thousands of categories (e.g., "sailboat", "lion", "Eiffel Tower"), detects individual objects and faces within images, and finds and reads printed words contained within images.
Easily detect broad sets of objects in your images, from flowers, animals, or transportation to thousands of other object categories commonly found within images. Vision API improves over time as new concepts are introduced and accuracy is improved. (https://cloud.google.com/vision/)
Intinya, Vision API yang ditawarkan oleh Google ini mampu mengidentifikasikan sebuah gambar, foto atau image apapun kedalam klasifikasi tertentu sesuai apa yang terdapat didalam gambar itu sendiri.
Misalnya, anda upload foto berdua pasangan anda. Nah, Vision API akan langsung tahu disana adalah foto dua orang manusia. Bahkan secara lebih detil akan di identifikasikan apakah anda mengenakan topi alias penutup rambut atau tidak, apakah anda berkumis atau tidak dan seterusnya. Bahkan apakah didalam image ini ada hewan, ada gunung, ada kapal dan sebagainya akan mampu dikenali oleh Vision API. MasyaAllah.
Jika anda sering nonton film-film Science Fiction dan juga Police Action yang mempertunjukkan adegan bagaimana polisi mengenali dan mencari presisi wajah seseorang menggunakan komputer sampai muncul output orang itu adalah si A, si B ... nah inilah API-nya kurang dan lebih didalam praktek nyata.
Itulah contoh algorithma yang pernah kita bahas pada status saya terdahulu.
Jadi jangan heran bila begitu anda mengupload sebuah gambar/image lalu saat itu juga facebook atau instagram akan langsung dapat mengidentifikasikan image apa yang anda upload ini. Jualankah? Meme bullyingkah? dan sebagainya. Termasuk apakah didalam image itu ada kata-kata tertentu yang masuk dalam daftar hitam mereka (misal lgbt, fpi, cebong dan lain-lain).
Manakala image yang kita upload itu dianggap match dengan data didalam database yang mereka simpan, image yang sudah anda upload akan langsung di banned bahkan akun anda dapat secara otomatis diblokir oleh sistem. (Saya bilang oleh sistem ya, jadi otomatis, tidak ada campur tangan operator manusianya disini).
Skema algorithma yang mirip-mirip juga diterapkan oleh youtube dalam mengidentifikasikan sebuah video mengandung content berhak cipta dan sejenisnya sehingga sistem youtube akan langsung otomatis mengenali video kita itu terdapat musik dari si A, diproduksi oleh studio rekaman ABC dan lain-lain.
So, hati-hati dalam bermedia sosial saat ini. Cerdas dan ariflah. Kita tidak hanya berhadapan dengan manusia-manusia jahat yang selalu mengintai-intai status dan image kita tetapi juga berhadapan dengan sistem yang memiliki algorithma canggih, ibaratnya kita berhadapan dengan cyborg maya. API model ini juga yang sangat saya yakini dibenamkan dalam mesin 2T yang heboh itu.
Armansyah
Dosen & Praktisi IT
Ditulis di Bumi Palembang Darussalam, 08 Jan 2018.


