
Wednesday, October 7, 2015
Saturday, September 19, 2015
Memahami hikmah eksistensi Hajarul Aswad
Proses Tawaf harus dimulai dari tempat dimana Hajarul Aswad berada.
Hajarul Aswad dipercaya oleh sebagain umat Islam merupakan batu yang berasal dari syurga yang dibawa turun oleh malaikat Jibril kepada Nabi Ibrahim. Menurut sejumlah kalangan lainnya lagi --dan ini menjadi pemahaman saya pribadi juga-- Hajarul Aswad adalah batu meteor yang diturunkan oleh Allah kebumi yang menjadi petunjuk arah kepada Nabi Ibrahim ketika pertama kali beliau hendak meninggalkan istri dan anak tertuanya, Siti Hajar dan Isma'il 'alayhissalam.
Kembali kepada proses tawaf tadi, dari tempat Hajarul Aswad inilah kita memasuki sistem alam semesta. Kita harus mengikuti pergerakan orang-orang lain yang sudah ada lebih dahulu dari kita disana dan berasimilasi bersama-sama mereka. Inilah jalan keselamatan dan cara untuk menemukan orbit kita.
Jika kita tidak menyertai orang-orang lain maka kita tidak akan sanggup untuk bergerak didalam orbit kita ataupun menghampiri Allah ta'ala. Itulah sebabnya saya sering mengulang-ulang dalam banyak status di media sosial, dibuku maupun diberbagai kesempatan tabligh bahwa untuk dapat sukses, kita mesti membantu orang lain juga untuk sukses. Kita membuka jalan buat orang lain bersama-sama menuju kepada kebahagiaan, menggapai ridho ilahi.
Dari titik batu hitam Hajarul Aswad inilah kita memiliki kesempatan untuk memilih. Kita harus memilih jalan, tujuan dan masa depan kita. Kita harus menentukan orbit dimana kita akan bergerak dalam lautan manusia yang bertawaf mengelilingi Ka'bah sebagai baitullah.
Hajarul Aswad menjadi tonggak patokan dimana kita memulai ikrar kita kepada Allah untuk tidak menyekutukan DIA dengan apapun. Kita tidak menjadi hamba makhluk manapun kecuali menjadi hambanya Allah. Kita tidak menjadikan manusia manapun sebagai tuhan-tuhan tandingan disisi Allah, tidak ada makhluk yang dapat dan boleh dinisbatkan sebagai tuhan anak, tuhan ibu, tuhan bapak ataupun jelmaan dari Tuhan itu sendiri, karena semua makhluk tetaplah dalam posisinya sebagai makhluk. Tidak pula hajarul aswad maupun Ka'bah. Hajar Aswad hanya sebagai simbol dari titik awal perjalanan menuju kepada Allah dan Ka'bah merupakan media pemersatunya.
Bertawaf mengajarkan kita pada hidup yang aktif dan dinamis. Tawaf mengajarkan nilai-nilai sosial kepada kita. Tidak bergerak sendirian tetapi bergerak bersama orang-orang lain. Kita bergerak bukan karena alasan politik, bisnis, kekerabatan atau lainnya namun kita bergerak bersama-sama atas dasar cinta. Kita berjemaah karena cinta. Ya. benar, aktifitas kita secara jama'i itu didorong hanya karena cinta kita kepada Allah. Robbul 'aalamin.
Melalui cinta kita kepada Allah, maka Allah menghubungkan cinta-Nya juga kepada orang-orang lain yang bergerak dengan satu tujuan yang sama kepada-Nya. Dengan cara yang sedemikian dalam, halus, indah serta penuh nilai-nilai pengetahuan kosmik, Allah merajut silaturrahim kita dengan orang-orang dari berbagai negara diseluruh dunia melalui daya tarik cinta-Nya.
Tak ada sekatan kedaerah dalam menuju keridhoan Allah, tak ada pula halangan bahasa, warna kulit, perbedaan pandangan, beda ormas, beda partai politik, tidak pula ada beda status sosial antara si kaya dan si miskin.
Dalam bertawaf itu, Allah membuat kita lupa kepada diri kita sendiri. Apa yang kita rasakan hanyalah cinta dan daya tarik haru biru kepada-Nya. Kita larut dalam nuansa cinta bersama orang-orang lain yang ikut bertawaf, kita terpesona dengan totalitas penghambaan kepada Allah. Merasa terhormat dan tersanjung karena Allah telah mengundang kita secara pribadi untuk melakukan kunjungan kerumah-Nya. Dia telah mengundang kita secara pribadi untuk menziarahi Rasul yang Dia sayangi, Habiballah Muhammad ibn Abdillah al-Mustofa. Penutup para Nabi.
Mari kita sama-sama hijrah niat, sama-sama memantapkan niat untuk menjadi para tamu Allah di tanah suci.
Bagi para sahabatku dimanapun anda berada, saya mengajak anda semua untuk bergabung bersama saya dan keluarga insyaAllah tahun depan kita memohon kepada Allah dimudahkan jalannya untuk berumroh.
DP Umroh : Rp. 3,5 Juta dan selebihnya bisa anda cicil sesuai kemampuan anda. Alangkah naifnya kita jika untuk mencicil kendaraan, mencicil gadget, mencicil rumah saja kita bisa lalu untuk proses ke baitullah kita tidak mau.
Silahkan lihat jadwalnya disini : http://armitravel.com/paket-umroh-haji-plus
Jika anda mampu mengajak orang lain untuk bergabung bersama-sama dalam lautan cinta-Nya sebanyak 10 orang, insyaAllah ada bonus menanti anda.
Salam cinta Baitullah,
Salam sukses dunia dan akhirat.
Armansyah, Palembang Darussalam.
Memahami hikmah Tawaf
Ka'bah, ia bagaikan matahari yang merupakan pusat sistem tata surya ini, dan manusia-manusia yang mengelilinginya bak bintang-bintang yang beredar dalam orbitnya. Dengan Ka'bah ditengah-tengah, gerombolan manusia tersebut mengelilinginya didalam sebuah gerakan yang sirkular.
Ka'bah melambangkan konstansi dan keabadian Allah, sedang jutaan manusia dalam berbagai bentuk, rupa, warna kulit, bahasa dan asal negara yang berbeda-beda yang bergerak mengelilinginya itu melambangkan aktivitas dan transisi makhluk-makhluk ciptaan-Nya yang terjadi secara terus-menerus.
Dalam perjalanan waktunya, Ka'bah akan tetap konstan ada disana sementara jutaan manusia yang bertawaf mengitarinya akan saling silih berganti dan berubah-ubah dari waktu kewaktu.
Tawaf mengajarkan arti kehidupan kepada jemaahnya. Perhatikan ritme gerakan kita ketika sedang bertawaf. Posisi kita senantiasa berubah-ubah ditengah arus jutaan manusia yang bersama-sama berputar mengelilingi baitullah. Bisa jadi pada titik tertentu kita berada sangat dekat dengan Ka'bah dan bahkan dapat menyentuhnya serta mencium Hajarul Aswad. Namun pada kesempatan lain kita boleh jadi tersingkir menjauh dan berjarak dengan Ka'bah. Seberapa jauh jarak antara kita dan Ka'bah tergantung dari jalan dan konsistensi kekuatan kita dijalan sistem tawaf itu.
Inilah hakekatnya. Didalam hidup kita kadang merasa jauh dari Tuhan. Kita seolah berjarak dengan-Nya. Terombang-ambing oleh arus kehidupan dunia yang memaksa kita terlempar jauh dari Allah.
Islam adalah ajaran yang penuh fitrah. Tidak bersifat doktrinal semu yang hanya dapat dimengerti oleh segelintir orang bergelar kyai, ustadz, syaikh, habaib atau lainnya. Jalan Allah adalah jalannya umat manusia. Untuk dapat menghampiri Allah terlebih dahulu kita harus menghampiri manusia, menghampiri makhluk-Nya. Untuk mencapai kesalehan kita harus benar-benar terlibat dalam permasalahan yang dihadapi oleh umat, oleh masyarakat.
Kita tidak boleh bersikap sebagai rahib yang memencilkan diri didalam biara, menjauh dari kompleksitas dunia, menghindari peliknya kehidupan berumah tangga, berpolitik, ekonomi, hukum dan sebagainya. Kita harus terjun kelapangan dan terlibat secara aktif. Melalui cara inilah kita dapat menghampiri Allah.
Renungkanlah lagi posisi kita dalam bertawaf disekeliling baitullah. Kita tidak boleh berhenti dibagian manapun dari Ka'bah selama arus perputaran aktivitas manusia yang bertawaf kepadanya terus berjalan. Kita harus ikut terbenam dan hanyut dalam gelora lautan manusia yang gegap gempita mengitari Ka'bah atau jika kita nekad berhenti maka kita akan binasa karena terinjak dan tertabrak. Kita harus aktif berkarya, berbuat dan menjalankan semua aktifitas hidup ini dalam lingkaran ibadah kepada-Nya, sebab kita merupakan Khalifah Allah.
Salam dari Palembang Darussalam.
18 September 2015.
Armansyah, M.Pd
http://armitravel.com
http://arsiparmansyah.wordpress.com
Thursday, September 17, 2015
Hukum memaafkan tapi tak mau bertemu muka lagi
Memaafkan itu perkara yang mulia. Tetapi bolehkah kita memaafkan seseorang yang telah berbuat salah dengan kita namun kita sendiri enggan untuk berjumpa lagi dengannya?
Mungkin banyak dari kita akan mengatakan "... itu tidak benar... " ; "... jangan memutus silaturrahim... berdosa ..." atau "... jika demikian halnya berarti kita belum ikhlas memaafkan orang itu.... " ..." wah itu namanya kita dendam...." dan kata-kata lain yang sejenis. Iya khan?
Kata maaf, meminta maaf atau memberi maaf memang mudah dilisankan. Toh lidah tak bertulang khan? Namun sekali lagi, maaf dilisan kadang tetap membekas juga dihati. Tahukah anda, bahwa ada hal-hal tertentu yang kadang tidak mudah bagi kita untuk melupakan peristiwa yang membuat hati kita sakit, terluka dan malah jika teringatnya justru akan membuat diri kita sendiri terjebak akan dosa?
Ini perkara hati yang terluka, perkara psikologis kejiwaan.
Ada sebuah cerita....
Seorang anak diminta oleh ayahnya untuk memasang paku sebanyak mungkin disebuah papan. Setelah selesai, ayahnya justru kembali meminta sang anak mencabut paku-paku yang sudah ia tancapkan dipapan itu.
Meskipun heran, si anak akhirnya melakukannya juga. Lalu si ayah mengatakan, bahwa begitulah sebenarnya hidup ini bila kita sudah menyinggung orang lain nak. Memasang paku dipapan itu mudah dan melepasnya lagipun itu tidak begitu sulit..... tetapi apakah papan itu akan tetap sama mulusnya seperti dulu?
Hem. Lalu kembali lagi kepermasalahan awal kita.... salahkah, berdosakah bila kita memaafkan seseorang tetapi kita tidak mau melihat wajahnya lagi? Salahkah bila kita memaafkan seseorang namun kita ingin menjauh dari diri orang itu?
Yuk kita lihat apa yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad SAW terhadap Wahsyi.
Anda tahu siapa Wahsyi? Dialah orang yang membunuh paman Rasul yang bernama Hamzah pada waktu perang Uhud atas permintaan Zubair bin Muth'im dengan jaminan pembebasan dirinya dari statusnya sebagai budak.
Riwayat berikut ini aslinya sangat panjang matnnya tetapi saya ringkas saja seperlunya, ia merupakan penuturan dari Wahsyi sendiri kepada sahabat Rasul yang bernama Ja'far bin 'Amr Ad-Dlamry dan 'Ubaidullah bin 'Ady bin Hiyar.
Sumber : Shahih Bukhari No. 3764 Bab Perang:
Wahsyi berkata, "Aku tinggal di Makkah sampai Islam tersebar di sana, aku lalu keluar menuju Thaif, ketika penduduk Tha'if mengutus beberapa utusan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka salah seorang utusan berkata kepadaku, "Beliau tidak akan menyakiti utusan." Wahsyi melanajutkan, "Aku pun pergi bersama mereka sampai aku menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Ketika beliau melihatku, beliau bertanya: "Apakah engkau wahsyi?" aku menjawab, "Benar." Beliau bersabda: "Apakah kamu yang telah membunuh Hamzah?" Wahsyi menjawab, "Perkara itu sebagaimana yang telah sampai kepada anda." Beliau bersabda: "Dapatkah kamu menjauhkan wajahmu dariku?"
Wahsyi berkata, "Lalu aku kembali pulang. Ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meninggal, muncullah Musailamah Al Kadzab, aku berkata, "Aku akan berusaha mencari Musailamah, semoga aku dapat membunuhnya dan menebus kesalahanku karena membunuh Hamzah, "
Musnad Ahmad 15497: Wahsy berkata; dan itulah apa yang akan menjadi janjiku. Ketika orang-orang balik pulang, sayapun bersama mereka. (Wahsy) berkata; saya tinggal di Makkah sampai Islam tersebar di sana. Saya keluar ke Thaif. lalu Rasulllah Shallallahu'alaihiwasallam mengirimkan suatu utusan kepadaku, dan mengajakku bicara, sang utusan mengatakan bahwa beliau tidak marah terhadapnya. Aku pun pergi bersama mereka sampai aku temui Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam. Ketika beliau melihatku, beliau bertanya, "Apakah engkau wahsy?" saya menjawab, "Benar". Beliau bersabda: "Kamu yang telah membunuh Hamzah?" (Wahsy) berkata; urusan tentang pembunuhan itu telah sampai kepada anda, Wahai Rasulullah", dan beliau bersabda: "Dapatkah kamu menjauhkan wajahmu dariku?" (Wahsy) berkata; lalu saya kembali pulang, ketika Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam meninggal dan muncul nabi palsu Musailamah Al Kadzab, saya bertekad, "Sayan akan menjumpai Musailamah, semoga saya dapat membunuhnya dan menebus kesalahan karena membunuh Hamzah",
Adakah salah seorang dari kita akan berani menyebut Rasulullah SAW seorang pendendam hanya karena beliau menolak melihat wajah Wahsyi didekatnya atas kesalahan dia membunuh Hamzah? Saya rasa, riwayat seperti ini harus dibaca dengan pertimbangan ilmu psikologi juga sehingga kita tidak kemudian salah menjatuhkan fitnah terhadap sikap Rasulullah.
Intinya, sah dan boleh-boleh saja bila pada satu kesempatan ada orang yang berbuat salah pada kita dan hal itu kita anggap sangat melukai hati kita, susah buat kita untuk tidak terjebak pada dosa atau khilaf bila melihat orang tersebut didepan kita maka maafkanlah ia namun berilah jarak antara kita dan mereka, jarak bukan dalam artian hendak memutus silaturrahim, tetapi jarak untuk saling menjaga perasaan saja, jarak yang membuat pihak yang telah bersalah untuk belajar dan melakukan perbaikan dirinya secara sungguh-sungguh.
Salam dari Palembang Darussalam.
Mgs Armansyah Azmatkhan, M.Pd
Redaksi Asli :
صحيح البخاري ٣٧٦٤: حَدَّثَنِي أَبُو جَعْفَرٍ مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ حَدَّثَنَا حُجَيْنُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ أَبِي سَلَمَةَ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْفَضْلِ عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ يَسَارٍ عَنْ جَعْفَرِ بْنِ عَمْرِو بْنِ أُمَيَّةَ الضَّمْرِيِّ قَالَ
خَرَجْتُ مَعَ عُبَيْدِ اللَّهِ بْنِ عَدِيِّ بْنِ الْخِيَارِ فَلَمَّا قَدِمْنَا حِمْصَ قَالَ لِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَدِيٍّ هَلْ لَكَ فِي وَحْشِيٍّ نَسْأَلُهُ عَنْ قَتْلِ حَمْزَةَ قُلْتُ نَعَمْ وَكَانَ وَحْشِيٌّ يَسْكُنُ حِمْصَ فَسَأَلْنَا عَنْهُ فَقِيلَ لَنَا هُوَ ذَاكَ فِي ظِلِّ قَصْرِهِ كَأَنَّهُ حَمِيتٌ قَالَ فَجِئْنَا حَتَّى وَقَفْنَا عَلَيْهِ بِيَسِيرٍ فَسَلَّمْنَا فَرَدَّ السَّلَامَ قَالَ وَعُبَيْدُ اللَّهِ مُعْتَجِرٌ بِعِمَامَتِهِ مَا يَرَى وَحْشِيٌّ إِلَّا عَيْنَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فَقَالَ عُبَيْدُ اللَّهِ يَا وَحْشِيُّ أَتَعْرِفُنِي قَالَ فَنَظَرَ إِلَيْهِ ثُمَّ قَالَ لَا وَاللَّهِ إِلَّا أَنِّي أَعْلَمُ أَنَّ عَدِيَّ بْنَ الْخِيَارِ تَزَوَّجَ امْرَأَةً يُقَالُ لَهَا أُمُّ قِتَالٍ بِنْتُ أَبِي الْعِيصِ فَوَلَدَتْ لَهُ غُلَامًا بِمَكَّةَ فَكُنْتُ أَسْتَرْضِعُ لَهُ فَحَمَلْتُ ذَلِكَ الْغُلَامَ مَعَ أُمِّهِ فَنَاوَلْتُهَا إِيَّاهُ فَلَكَأَنِّي نَظَرْتُ إِلَى قَدَمَيْكَ قَالَ فَكَشَفَ عُبَيْدُ اللَّهِ عَنْ وَجْهِهِ ثُمَّ قَالَ أَلَا تُخْبِرُنَا بِقَتْلِ حَمْزَةَ قَالَ نَعَمْ إِنَّ حَمْزَةَ قَتَلَ طُعَيْمَةَ بْنَ عَدِيِّ بْنِ الْخِيَارِ بِبَدْرٍ فَقَالَ لِي مَوْلَايَ جُبَيْرُ بْنُ مُطْعِمٍ إِنْ قَتَلْتَ حَمْزَةَ بِعَمِّي فَأَنْتَ حُرٌّ قَالَ فَلَمَّا أَنْ خَرَجَ النَّاسُ عَامَ عَيْنَيْنِ وَعَيْنَيْنِ جَبَلٌ بِحِيَالِ أُحُدٍ بَيْنَهُ وَبَيْنَهُ وَادٍ خَرَجْتُ مَعَ النَّاسِ إِلَى الْقِتَالِ فَلَمَّا أَنْ اصْطَفُّوا لِلْقِتَالِ خَرَجَ سِبَاعٌ فَقَالَ هَلْ مِنْ مُبَارِزٍ قَالَ فَخَرَجَ إِلَيْهِ حَمْزَةُ بْنُ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ يَا سِبَاعُ يَا ابْنَ أُمِّ أَنْمَارٍ مُقَطِّعَةِ الْبُظُورِ أَتُحَادُّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ ثُمَّ شَدَّ عَلَيْهِ فَكَانَ كَأَمْسِ الذَّاهِبِ قَالَ وَكَمَنْتُ لِحَمْزَةَ تَحْتَ صَخْرَةٍ فَلَمَّا دَنَا مِنِّي رَمَيْتُهُ بِحَرْبَتِي فَأَضَعُهَا فِي ثُنَّتِهِ حَتَّى خَرَجَتْ مِنْ بَيْنِ وَرِكَيْهِ قَالَ فَكَانَ ذَاكَ الْعَهْدَ بِهِ فَلَمَّا رَجَعَ النَّاسُ رَجَعْتُ مَعَهُمْ فَأَقَمْتُ بِمَكَّةَ حَتَّى فَشَا فِيهَا الْإِسْلَامُ ثُمَّ خَرَجْتُ إِلَى الطَّائِفِ فَأَرْسَلُوا إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولًا فَقِيلَ لِي إِنَّهُ لَا يَهِيجُ الرُّسُلَ قَالَ فَخَرَجْتُ مَعَهُمْ حَتَّى قَدِمْتُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَلَمَّا رَآنِي قَالَ آنْتَ وَحْشِيٌّ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ أَنْتَ قَتَلْتَ حَمْزَةَ قُلْتُ قَدْ كَانَ مِنْ الْأَمْرِ مَا بَلَغَكَ قَالَ فَهَلْ تَسْتَطِيعُ أَنْ تُغَيِّبَ وَجْهَكَ عَنِّي قَالَ فَخَرَجْتُ فَلَمَّا قُبِضَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَخَرَجَ مُسَيْلِمَةُ الْكَذَّابُ قُلْتُ لَأَخْرُجَنَّ إِلَى مُسَيْلِمَةَ لَعَلِّي أَقْتُلُهُ فَأُكَافِئَ بِهِ حَمْزَةَ قَالَ فَخَرَجْتُ مَعَ النَّاسِ فَكَانَ مِنْ أَمْرِهِ مَا كَانَ قَالَ فَإِذَا رَجُلٌ قَائِمٌ فِي ثَلْمَةِ جِدَارٍ كَأَنَّهُ جَمَلٌ أَوْرَقُ ثَائِرُ الرَّأْسِ قَالَ فَرَمَيْتُهُ بِحَرْبَتِي فَأَضَعُهَا بَيْنَ ثَدْيَيْهِ حَتَّى خَرَجَتْ مِنْ بَيْنِ كَتِفَيْهِ قَالَ وَوَثَبَ إِلَيْهِ رَجُلٌ مِنْ الْأَنْصَارِ فَضَرَبَهُ بِالسَّيْفِ عَلَى هَامَتِهِ
قَالَ قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْفَضْلِ فَأَخْبَرَنِي سُلَيْمَانُ بْنُ يَسَارٍ أَنَّهُ سَمِعَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ يَقُولُ فَقَالَتْ جَارِيَةٌ عَلَى ظَهْرِ بَيْتٍ وَا أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ قَتَلَهُ الْعَبْدُ الْأَسْوَدُ
Shahih Bukhari 3764: Telah menceritakan kepadaku Abu Ja'far Muhammad bin Abdullah telah menceritakan kepada kami Hujain bin Al Mutsanna telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abdullah bin Abu Salamah dari Abdullah bin Al Fadl dari Sulaiman bin Yasar dari Ja'far bin 'Amru bin Umayyah Adl Dlamri dia berkata, "Aku keluar bersama 'Ubaidullah bin 'Ady bin Hiyar ke Syam. Ketika kami sampai ke Himsh, 'Ubaidullah bin 'Adi berkata kepadaku, "Bagaimana kalau kita menemui Wahsyi dan bertanya tentang (peristiwa) terbunuhnya Hamzah?" aku menjawab, "Baiklah."
Memahami Perintah Rasul membunuhi anjing
Ada stigma negatif terhadap Islam dan khususnya Rasulullah SAW terkait dengan satu kejadian disalah satu periode kenabian dimana beliau (Nabi) pernah memerintahkan sahabatnya untuk mencari dan membunuh jenis anjing tertentu.
Orang yang tidak paham dan tidak pernah membaca nash-nash tersebut secara keseluruhan dengan lengkap akan menjudge buruk terhadap agama Allah ini. Tidak itu saja, tetapi kurangnya sosialisasi para ulama sehubungan dengan permasalahan inipun ikut memberikan peranan terjadinya kebencian dan kezaliman sejumlah umat Islam sendiri terhadap anjing.
Sekarang Admin tampilkan satu hadist yang mudah-mudahan dapat memberikan pencerahan kepada semuanya mengenai latar belakang peristiwa tersebut.
Shahih Muslim 2938 Shahih: Dari Abu Az Zubair bahwa dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan kami supaya membunuh anjing, bahkan anjing milik seorang wanita badui yang selalu mengiringinya kami bunuh juga.
Kemudian Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melarang membunuh anjing seperti itu, namun beliau bersabda: "Bunuhlah anjing yang berwarna hitam dengan dua titik putih dikeningnya, karena anjing itu adalah jelmaan dari setan."
Dari hadist ini diatas, jelas bahwa perintah Nabi ketika itu hanya tertuju pada anjing dengan kriteria tertentu saja, tidak untuk keseluruhan jenis anjing lain. Dan ini artinya bersifat kondisionil. Ada penyebab yang membuat beliau memerintahkannya (dalam ilmu hadist dikenal sebagai Asbabul Wurud).
Terkait dengan setan, kita tahu bahwa didalam terminologi Islam, kata "setan" sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada segala sesuatu yang bersifat jahat dan merugikan. Ia tidak pernah merujuk pada jenis individu tertentu. Silahkan simpulkan sendiri apa itu setan dalam terminologi Islam berdasar hadist-hadist ini:
Misalnya:
Sunan Tirmidzi 1092: Dari Jabir dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Janganlah kalian menemui perempuan yang sedang ditinggal pergi suaminya (sendirian dirumah). Sungguh setan itu mengalir pada diri kalian semua dengan mengikuti aliran darah."
Sunan Ibnu Majah 295: Dari Abu Umamah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian hendak masuk ke kamar mandi, maka jangan merasa lemah untuk mengucapkan; ALLAHUMMA INNI A'UUDZU BIKA MINAR RIJSIN NAJISIL KHABITSIL MUKHBITSISY SYAITHANIRRAJIIM (Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kotoran yang najis, buruk lagi membahayakan, yaitu setan yang terkutuk)."
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menghabarkan kepada kami bahwasanya jin itu terdiri dari tiga kelompok. Pertama, jin yang selalu beterbangan (melayang) di udara, kedua, jin dalam wujud ular-ular dan anjing- anjing dan ketiga, jin yang mempunyai tempat tinggal dan suka bepergian. (Hadist ini riwayat Imam Thabrani, Hakim, Baihaqi dengan sanad yang shahih).
Juga ayat al-Qur'an berikut:
Katakanlah: "Aku berlindung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan setan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan manusia. (Surah an-Naas ayat 1 s/d 6)
Dengan demikian maka setan dapat saja berupa penyakit berbahaya, dapat berupa nafsu yang merusak, dan dapat pula dirujuk kepada Manusia dan Jin apabila mereka senantiasa melakukan kejahatan.
Nah dalam konteks perintah Rasul untuk membunuh anjing berwarna hitam dengan dua titik putih dikeningnya, karena anjing itu adalah jelmaan dari setan, dapat saja kita pahami bahwa jenis anjing tersebut pada waktu itu merupakan anjing yang menyebarkan wabah penyakit tertentu, seperti rabies misalnya. Atau memang ada jenis Jin jahat yang berusaha untuk mengganggu ketentraman masyarakat. Wallahua'lam.
Bukankah dilain waktu Rasul juga pernah memerintahkan untuk membunuh jenis ular tertentu yang beliau katakan sebagai jelmaan Jin?
Sunan Abu Daud 4574: Dari Abu Sa'id Al Khudri berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ular hitam itu dari jin, barangsiapa melihatnya dalam rumahnya hendaklah ia memintanya untuk keluar hingga tiga kali, dan jika tetap berada di dalam rumah hendaklah ia membunuhnya, karena itu adalah setan."
Musnad Ahmad 10942: Dari Abu As Sa`ib Bahwasanya ia berkata; aku mendatangi Abu Sa'id Al Khudri, ketika aku sedang duduk di sampingnya aku mendengar gerakan di bawah ranjangnya hingga akupun melihatnya, dan ternyata itu adalah seekor ular. Kemudian aku berdiri, namun Abu Sa'id berkata; "Ada apa denganmu?" Aku menjawab; "Ada ular di sini, " ia berkata; "kalau ada ular mau apa?" aku menjawab; "membunuhnya, " ia kemudian menunjuk ke sebuah rumah yang ada di depan rumahnya, kemudian ia berkata; "anak pamanku tinggal di rumah tersebut, ketika terjadi perang Ahzab ia meminta izin kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam untuk menemui istrinya, dan dia seorang pengantin baru, beliau pun mengizinkannya dan memerintahkan kepadanya agar membawa senjata yang ia bawa. Dia pun pulang ke rumahnya dan mendapati istrinya sedang berada di depan pintu rumahnya, ia mengacungkan tombaknya kepada istrinya, maka istrinya pun berkata; "Jangan terburu-buru (menuduh) sampai kamu tahu apa yang menyebabkan aku keluar rumah." ia pun masuk ke dalam rumah dan mendapati seekor ular yang siap menerkam, lalu ia pun menikamnya dengan tombak, kemudian setelah ia lari keluar dengan kondisi tertombak." Abu Sa'id berkata; "Aku tidak tahu mana dari keduanya yang mati lebih dulu (laki-laki tersebut atau ular)."
Lalu kaumnya mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seraya berkata; "Berdoalah kepada Allah, agar Allah mengembalikan saudara kami, " beliau bersabda: "Mintakanlah ampun untuk saudara kalian, " beliau ulangi hingga dua kali. Kemudian setelah itu beliau bersabda: "Sesungguhnya ada sekelompok dari bangsa jin masuk Islam, jika salah seorang dari kalian mendapatkan salah satu dari mereka peringatkanlah hingga tiga kali, kemudian jika setelah itu menampakkan lagi kepada kalian maka bunuh, bunuh, yaitu setelah yang ketiga kalinya."
Shahih Bukhari 3065: Telah bercerita kepadaku 'Amru bin 'Ali telah bercerita kepada kami Ibnu Abi 'Adiy dari Abu Yunus Al Qusyairiy dari Ibnu Abi Mulaikah bahwa Ibnu 'Umar radliallahu 'anhuma pernah membunuh ular kemudian dia melarangnya. Dia berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah merobohkan sebuah tembok milik Beliau lalu menemukan kulit ular di baliknya maka Beliau berkata: "Lihatlah dan cari dimana ular itu". Maka para shahabat mencarinya (dan menemukannya) maka Beliau berkata: "Bunuhlah ular itu". Maka aku membunuhnya. Kemudian aku bertemu dengan Abu Lubabah lalu dia bercerita kepadaku bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Janganlah kalian membunuh ular kecuali ular yang berekor pendek dan ular belang karena ular jenis ini dapat menggugurkan kandungan dan merabunkan penglihatan, untuk itu bunuhlah".
Tentunya Muhammad dalam kapasitas beliau sebagai seorang Nabi dan Rasul Allah tentu telah lebih tahu hakekat sebenarnya dari maksud perintah yang beliau berikan.
Tapi pastinya yang perlu kita tekankan disini adalah, Rasul tidak memerintahkan pembunuhan secara menyeluruh kepada setiap jenis anjing pada masa itu. Olehnya, manusia dijaman manapun tidak boleh menzalimi dan melakukan pembunuhan terhadap anjing secara semena-mena dengan mengatasnamakan sunnah, sebab faktanya sunnah yang diterapkan oleh Rasulullah tidak seperti apa yang dipahami secara umum. Ada kasus yang mengkhususkannya dan berlaku pula secara khusus.
Mgs Armansyah
Penulis buku " Hukum Anjing Menurut Islam "
Silahkan di reposted selama dirasakan bermanfaat.
Pemesanan Buku ini bisa langsung kontak saya sebagai penulisnya karena buku ini tidak didistribusikan ke toko buku.
Harga buku 50rb
Khusus pengiriman Jakarta dan Palembang free-ongkir
Tambah 25 ribu untuk ongkir diluar Jakarta dan Palembang
Kirim Nama lengkap, alamat, Hp, JlhPesanan
Kirim via SMS/WhatsApp ke 0816355539 atau IDLine: arman.syah atau Pin BB: 5756345F.
Dana dapat ditransfer ke nomor rekening:
Mandiri : 1130002034746 a/n. Armansyah
BCA : 8570045327 a/n. Armansyah
Sunday, September 6, 2015
PAN, PKS, Pembelotan dan Saya
Saya paham maksud dari manuver politik PAN yang menyeberang ke pemerintah sehingga berkesan mengkhianati KMP. Namun pertanyaannya apakah massa akar rumput yang telah berjuang menjadikan PAN sebagai salah satu kekuatan politik negeri ini juga paham dengan tindakan kaum elitnya itu? Apalagi dari sejumlah sumber pemberitaan nyata sekali bila keputusan tersebut sama sekali tidak melibatkan seluruh wilayah didaerah.
Andaikata yang melakukan ini adalah PKS, maka jujur saja saya akan mengharamkan suara yang sudah saya berikan kepada partai ini saat pemilu lalu. Saya memilih PKS atas dasar kesamaan ideologis perjuangan serta kesepemahaman ijtihad politik. Setiap rupiah yang masuk kedalam darah daging wakil-wakil rakyat yang saya pilih itu akan menjadi harta harom buat mereka karena telah mengkhianati amanah. Kelak sayapun akan menuntut pertanggung jawaban mereka di padang mahsyar dihadapan pengadilan Allah. Jadi jangan dianggap sepele atau main-main perkara amanah ini. Oleh sebab itulah menurut Rasulullah, orang yang ingkar terhadap janji dan tidak amanah merupakan orang-orang munafik.
Musnad Ahmad 13919: Dari Abdurrahman bin Sabith dari Jabir bin Abdullah Sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ka'b bin' Ujroh, "Semoga Allah melindungimu dari pemerintahan orang-orang yang bodoh", (Ka'b bin 'Ujroh Radliyallahu'anhu) bertanya, apa itu kepemerintahan orang bodoh? (Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam) bersabda: "Yaitu para pemimpin negara sesudahku yang tidak mengikuti petunjukku dan tidak pula berjalan dengan sunnahku, barangsiapa yang membenarkan mereka dengan kebohongan mereka serta menolong mereka atas kedholiman mereka maka dia bukanlah golonganku...... Wahai Ka'b bin Ujroh sesungguhnya tidak akan masuk syurga daging yang tumbuh dari hal yang di murkai Allah (haram), dan neraka adalah paling tepat untuknya, Wahai Ka'b bin 'Ujroh manusia berpagi dengan dua keadaan; yaitu ia terjual dirinya kemudian ia membebaskannya atau ia menjual dirinya kemudian ia menghancurkan dirinya".
Tetapi Alhamdulillah, PKS sampai hari ini tetap istiqomah pada konstituennya. Ya, akhirnya mari kita hormati saja pendirian kaum elit PAN yang telah memutuskan arah jalannya tersebut. Mudah-mudahan apa yang digadang-gadang oleh mereka membuahkan hasil dan bukan malah larut atau tenggelam didalam arus kemunafikan serta kemungkaran.
Shahih Bukhari 1959: Diriwayatkan dari Abu Burdah bin Abu Musa dari bapaknya radliallahu 'anhu berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang shalih dan orang yang bergaul dengan orang buruk seperti penjual minyak wangi dan tukang tempa besi, Pasti kau dapatkan dari pedagang minyak wangi apakah kamu membeli minyak wanginya atau sekedar mendapatkan bau wewangiannya, sedangkan dari tukang tempa besi akan membakar badanmu atau kainmu atau kamu akan mendapatkan bau yang tidak sedap".
Salam dari Palembang Darussalam.
Teuku Wisnu, Saya, Wahabi, Muhammadiyah dan NU

Munculnya kontroversi atas perkataan Teuku Wisnu baru-baru ini menarik untuk dibahas.
Beberapa malam lalu dibulan September 2015, salah seorang saudara datang kerumah dan menanyakan perihal ibunda yang sekarang ada ditanah suci guna menunaikan ibadah haji. Pada salah satu dialog, beliau bertanya tentang akankah dibuat acara pengajian khusus seperti misalnya yaasiinan setiap malam jum'at untuk ibunda sebagaimana menjadi tradisi dimasyarakat. Saya bilang bahwa saya tidak akan membuat acara seperti itu, kita berdo'a sesuai syari'atnya sajalah. Artinya mengikuti apa yang diajarkan oleh Rasul saja. Dan Alhamdulillah beliau memaklumi keyakinan saya itu karena memang sebenarnya sejak awal beliau tahu bahwa saya tidak mengamalkan yaasinan atau berkirim al-fatihah seperti itu, beliau hanya ingin memastikan ulang saja.
Juga, dulu, saya ingat pernah mengimami jema'ah sholat Maghrib. Seperti biasa, seusai sholat saya biasanya langsung berdzikir secara sirr (perlahan) kemudian untuk menghormati makmum dari berbagai kalangannya maka saya lanjutkan dengan berdo'a namun tanpa menggunakan lafas " ila hadroti ". Begitu do'a selesai dan saya hendak menyalami makmum, tiba-tiba salah satu jemaah yang persis ada dibelakang saya langsung menyambung "..ila hadroti nabi..... al-Faatihah...." terus disusul do'a tambahan. Saya kaget juga tetapi cepat memaklumi bahwa kemungkinan kebiasaan ditempat tersebut adalah seperti itu, maka ya sudahlah, saya diamkan saja untuk menghargai mereka tanpa saya sendiri ikut mengamalkannya.
Sekali lagi, poinnya adalah keragaman itu indah jika kita masing-masing dapat saling menyikapinya secara arif. Adapun pelabelan bid'ah dan sebagainya maka dalam kajian-kajian khusus akan menjadi suatu konsekwensi tersendiri, adalah hal terpenting, tetap tahu batasan tempat dan waktunya kapan kita bisa untuk berbicara hal semacam itu demi menghindari perselisihan dikalangan orang-orang yang tidak sepaham dengan kita.
Ini juga mungkin menjadi salah satu PR (pekerjaan rumah) bagi kawan-kawan yang ada di Muhammadiyah termasuk da'i-da'inya untuk lebih kuat mensosialisasikan amaliyahnya ketengah masyarakat. Kenapa saya bilang Muhammadiyah? Jawabnya karena memang Muhammadiyah setahu saya tidak mengamalkan yaasinan, tahlil atau pengiriman al-fatihah semacam itu, persis seperti yang saya maupun sejumlah kelompok lain diluar Muhammadiyah meyakininya.
Kedua, Muhammadiyah adalah ormas keagamaan resmi yang memiliki banyak badan amal usaha pendidikan mulai dari TK, SD, SMP, SMA hingga Universitas diserluruh penjuru negeri. Harusnya melalui jalur pendidikannya itu, Muhammadiyah sudah lebih dari cukup untuk mensosialisasikan amalannya ketengah publik.
Hal ini menurut saya penting untuk dilakukan mengingat masyarakat kita cenderung hanya berpegang pada satu pemahaman saja yang populer. Sehingga ketika ada pemahaman lain yang berseberangan dengan apa yang telah dikenal dan mentradisi maka pemahaman itu akan diserang, dianggap berlawanan dengan ajaran para kyai. Padahal masalah yang diperselisihkan adalah masalah klasik yang bersifat ikhtilafiyah dikalangan para ulama. Sehingga tidak arif jika kemudian kita hanya berpegang pada satu pemahaman saja lalu menganggap apa yang ada diluarnya sebagai kebatilan.
Lagi bahwa saya sampaikan bila saya bukan dari kelompok Salafiyah. Tak pernah ada orang salafi yang menggunakan hisab dalam menentukan Ramadhan serta hari Iednya, tak ada pula orang salafi yang menyenangi alunan musik instrumental ataupun musik-musik religius seperti saya. Dan pastinya, tak mungkin ada orang salafi yang menghukumi anjing sebagai hewan yang boleh untuk dipelihara sekalipun dalilnya ada merujuk pula diantara pendapat para ulama salaf itu sendiri.
Tapi saya juga tidak melihat ada alasan bagi kita semua untuk menghakimi total pemahaman yang diamalkan oleh saudara-saudara kita dari salafiyah itu. Mungkin benar ada sejumlah titik persamaan pemahaman antara saya dan mereka, misalnya saya tidak yasinan, saya tidak tahlilan, saya tidak sedekah ruwahan, saya tidak pernah mengamalkan tradisi 40 harian, 100 harian dan seterusnya. Saya juga membenarkan pemakaian hijab yang panjang dan lebar meskipun saya berbeda pemahaman terkait hukum isbal bagi pria.
Sekali lagi toh, kenapa kita tidak berjalan dan beramal sesuai dengan apa yang kita yakini saja tanpa harus ada saling memaksakan pendapatnya? Jika --katakanlah-- si A tidak datang diundang buat tahlilan, ya kenapa tidak dimaklumi dan dicari-cari saja prasangka positifnya, kenapa harus dimusuhi atau disesatkan? Begitupula bila --misalnya-- si B mengikuti kendurian dan makan-makan dirumah ahli mayit, jika kita tidak sepaham maka tak usah datang namun tetap hormati sipengundangnya. Begitu seterusnya.
Jika kita sekarang ini "dapat mentoleransi" orang kafir memimpin umat Islam seperti kasus gubernur jakarta, atau dapat mentoleransi penggunaan pakaian yang mengumbar aurat perempuan kemana-mana, bahkan kita dapat juga mentolerir terjadinya pelacuran, homoseksual dan lesbian termasuk bencong-bencong bertebaran ditengah masyarakat.... lalu kenapa kita tidak dapat menghormati, menghargai dan mentoleransi orang-orang yang justru "ingin merasa" lebih dekat pada Tuhannya dengan cara-cara yang mungkin oleh sebagian kita menganggap caranya cukup ekstrim?
Saya enggan sebenarnya menulis ini tetapi terkadang memang harus tetap diangkat juga sebagai bentuk brainstorming bersama. Sebagai makhluk berakal dan berasa, mestinya kita cerdas menyikapi berbagai perbedaan diantara kita.
Saya misalnya tak pernah mau untuk mengidolakan tokoh manapun dalam sejarah bangsa ini, entah apakah dia mau Soekarno, Soeharto, Habibie dan seterusnya...apalagi bila sampai berlebih-lebihan..... lalu apa ini salah? saya tak ambil pusing masalah "rasa" nasionalisme semu sebagaimana sering dijargonkan oleh pihak-pihak yang senantiasa mencitrakan dirinya pengusung nasionalisme itu, karena bagi saya, nasionalisme itu tindakan nyata diri kita, bukan untuk dibatasi hanya dari sudut pengidolaan ketokohan tertentu. Cukuplah buat saya tokoh Muhammad Rasulullah, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Khadijjah, Hasan-Husain, Fatimah dan seterusnya dari kalangan para Rasul maupun sahabat mereka sebagai figur idola. Buat saya mereka sudah lebih dari cukup sebab mereka mewakili semua perilaku tokoh-tokoh bangsa yang sering dijargonkan itu bahkan melebihi mereka dari sudut akidah dan ketundukannya pada agama.
Tapi kenapa justru sikap membenci dan antipati sejumlah golongan umat Islam dinegeri ini pada sekelompok golongan Islam lain diluarnya begitu bersangatan dan diumbar-umbar terus melalui bermacam posting, tulisan, tweet hingga seringai? Tidakkah kita bisa hidup berdampingan dan saling menghargai? si A tidak tahlilan ya monggo, makanya hargai bila dia tidak datang misalnya bila diundang, si B tahlilan ya jalan sajalah karena memang itulah pemahaman dia, kita tak suka ya tidak usah datang, cukup takziah biasa saja, bersilaturrahim 3 hari lalu pulang tanpa mengikuti prosesi tradisi lainnya yang ada.
Saya rasa negeri ini akan hemat bandwidth kebencian sesama Islam bila kita dapat saling tepo seliro demikian. Bagaimanapun toh memang begitulah hidup ini, pasti selalu ada perbedaan, jadi jangan bermimpi untuk menyatukan pandangan disetiap gerak nafas, pikiran dan amalan.
Dari kasus Teuku Wisnu, mudah-mudahan akan menjadi pintu bagi banyak orang untuk mau mempelajari kaidah agama ini secara lebih intens dan menyeluruh.
Salam.
Armansyah, Palembang.
Sementara artikel tentang Hukum Anjing dinon aktifkan
Dear sahabat pembaca.
Sehubungan dengan telah terbitnya buku ke-6 saya yang berjudul : "Hukum Anjing Menurut Islam" maka untuk sementara waktu ini sampai batas waktu yang tidak ditentukan, artikel lepas saya di blog ini yang berjudul "Hukum Memelihara Anjing" di non-aktifkan dulu.
Bagi anda yang tertarik serta penasaran untuk mengetahui hukum sesungguhnya memelihara anjing bagi umat Islam, maka silahkan pesan bukunya langsung kepada saya. Buku ini dicetak dalam oplagh yang terbatas dan tidak di distribusikan ketoko buku. Jadi jika berkenan, silahkan kontak saja melalui nomor yang disediakan.
Harga buku "Hukum Anjing Menurut Islam" ini satuan Rp. 50.000,- dan bebas ongkir untuk pengiriman Palembang dan Jakarta. Tambahan ongkos kirim Rp. 25.000,- untuk pengiriman diluar kedua wilayah tersebut.
Jika anda sebagai reseller, harga Rp. 40.000,- dan minimal pembelian adalah 5 buku. Pengiriman ke Palembang dan Jakarta tetap free-ongkir, tetapi untuk diluarnya maka ditambah Rp. 25.000,-/kg
Silahkan untuk mengirimkan data diri dengan format:
NamaLengkap/AlamatLengkap/NomorHape/JumlahPesanan
Melalui SMS/WhatsApp ke: 0816355539 atau IDLine: arman.syah atau Pin BB: 5756345F
Dana dapat ditransfer ke nomor rekening:
Mandiri : 1130002034746 a/n. Armansyah
BCA : 8570045327 a/n. Armansyah
Hanya kawan-kawan yang sudah melakukan pembayaran dan memperlihatkan bukti transfernya tersebut yang akan diproses pengirimannya. Adapun mereka yang tidak dapat memperlihatkan bukti transfer secara jelas ataupun melakukan transfer diluar nomor rekening diatas, maka mohon maafnya, pesanan anda tidak dapat diproses.
Silahkan berkunjung ke Fanspagenya di
https://www.facebook.com/pages/Hukum-Anjing-Menurut-Islam/1163549503661640 .
Terimakasih.
Klik ArmiTravel.com untuk peluang usaha
Bagi anda yang sering bepergian atau travelling maka sekarang telah tersedia website khusus untuk anda melakukan pengecekan tiket seluruh maskapai bahkan bukan itu saja, tetapi anda juga dapat melakukan proses booking dan issued tiketnya sendiri sesuai dengan yang anda inginkan.
Selain itu, juga ada jadwal umroh bagi anda yang ingin ziarah dan beribadah ketanah suci. InsyaAllah kami siap melayani kebutuhan anda.
Berkunjunglah ke http://armitravel.com
Kami ikut melayani penjualan obat-obatan herbal maupun siap menjadi pemasok obat herbal bagi para distributor, apotik dan toko obat. Kita menjual segala obat-obatan herbal termasuk minuman kesehatan seperti Kopi Radix, Teh, Minyak gosok But-But, Herbal Jawi, Obat Batuk Madu dan sebagainya.
Silahkan akses ke : http://armitravel.com/gerai-herbal

Kami juga menawarkan peluang usaha untuk anda.
Bagi sahabat yang ingin menjadi free-reseller dari usaha armitravel.commaka sekarang kami permudah caranya tanpa harus membayar atau membeli produk apapun.
*Saat ini yang baru available adalah Hijab Syar'i dan Buku. (Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan menyusul untuk produk herbal, insyaAllah).
Caranya mudah, anda tinggal mencari konsumen (market) lalu tetapkan harga yang pantas namun tidak memberatkan, kemudian jika ada pesanan baru anda menghubungi kami sebagai pihak penjual untuk menyediakan pesanan dari konsumen.
Dengan sistem dropship Anda dapat mengirim barang kepada konsumen dengan menggunakan nama anda selaku reseller tanpa direpotkan dengan pengiriman barang. Dengan begitu Anda juga bisa memulai bisnis tanpa harus terlebih dahulu membeli dan menyimpan stok produk yang belum tentu semuanya terjual.
Untuk hijab syar'i Gerai Ukhti silahkan melihat koleksi foto-foto yang tersedia serta dapat langsung berkomunikasi dengan istri saya, Mitha Tanjungmelalui nomor beliau 082176696160 atau pin bb 538fbb54.
Untuk buku ke-6 saya " Hukum Anjing Menurut Islam " juga sama, anda dapat mengikuti postingan di fpnya yang dikelola oleh Team Saya pada alamat https://goo.gl/VWs9mP silahkan untuk menggunakan foto atau tulisan yang terkait buku tersebut. Harga buku tersebut dari saya Rp. 40ribu, silahkan jika dapat dijual Rp. 50ribu atau diatasnya. Khusus pengiriman ke Palembang dan Jakarta free-ongkir. Untuk diluarnya maka dikenakan biaya kirim Rp. 25ribu/kg.
Semua transaksi dapat langsung dikomunikasikan kepada saya melalui SMS/WhatsApp ke 0816355539 atau IDLine: arman.syah atau Pin BB: 5756345F (Jika saya belum meresponnya harap bersabar karena mungkin saat itu saya sedang ada aktivitas dan kesibukan lain, namun insyaAllah pasti akan saya tanggapi secepatnya).
Dana dapat ditransfer ke nomor rekening saya di:
Mandiri : 1130002034746 a/n. Armansyah
BCA : 8570045327 a/n. Armansyah
Setiap transaksi berupa transfer dana harus dilengkapi dengan bukti transfernya, difoto dan dilampirkan pada message kesaya, entah di inbox, bbm, whatsapp, line maupun wechat.
Atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.
Salam dari Palembang Darussalam.
Mgs Armansyah
http://armitravel.com
Monday, August 17, 2015
Monday, July 27, 2015
Promo Buku Saya ke-6: Hukum Anjing Menurut Islam
PROMO JULI 2015:
Proses pencetakan buku saya ke-6 telah dimulai. Judulnya kali ini : "Hukum Anjing Menurut Islam". Dicetak limited dan distribusi buku yang juga terbatas. Buku ini tidak saya jual di toko buku bebas tetapi insyaAllah bagi sahabat yang berdomisili di Palembang khususnya bisa mendapatkan buku ini juga nantinya di pets shop yang telah menjalin kerjasama dengan saya serta forum-forum pencinta hewan yang tersebar diseluruh Indonesia, Malaysia serta Brunei Darussalam.
Bagi sahabat yang bermaksud untuk menjadi reseller diluar kota Palembang, silahkan mengajukan proposalnya via inbox, bbm, wa atau email saya. Nanti saya proses dulu aplikasinya, bagi reseller yang saya approve akan dihubungi secepatnya.
Untuk sahabat yang ingin P.O silahkan inbox dengan format:
Nama/Alamat/no telpon/email aktif.
Contoh:
Armansyah/Jl. Sosial no. 166 Km. 5 Palembang/0816355539/armansyah.skom.mpd@live.com
Harga buku: Rp. 50.000,- (bebas ongkos kirim keseluruh Indonesia)
Khusus 50 pemesan buku pertama saya kasih bonus : DVD murrotal al-Qur'an+Terjemahannya dalam bahasa Indonesia sebesar 1.6Gb, aplikasi al-Qur'an berbasis windows freeware/open source serta ebook saya berjudul: "Menjawab Islam Liberal": Arsip pemikiran Armansyah (EBook terbaru saya dalam format EPub)
Buku insyaAllah akan siap sekitar 15-20 hari kedepan terhitung dari 27 Juli 2015.
Silahkan kirim proposal ke:
SMS/WA: 0816355539
BBM : 5756345f
IG : armansyah_sutan_sampono
Line : arman_syah
FB: armansyah
Email : armansyah.skom.mpd@live.com

Friday, July 10, 2015
Ancaman BPJS dalam tanggapan
Munculnya pemberitaan tentang wacana akan diwajibkannya seluruh masyarakat menjadi peserta BPJS menurut saya harus disikapi secara serius oleh semua pihak, terlebih mereka yang saat ini berada dilingkaran kekuasaan dan penentu keputusan.
Jika BPJS diwajibkan terhadap perusahaan swasta, BUMN dan Instansi Pemerintah, maka tentu ini masih dapat kita terima secara logika dan akal sehat. Tetapi mewajibkan kepesertaan BPJS terhadap semua lapisan masyarakat dengan mengancam untuk tidak mendapatkan pelayanan publik seperti tidak bisa mengurus surat ijin mengemudi (SIM), STNK, tidak dapat melakukan pernikahan, naik haji dan seterusnya maka hal ini sudah menjadikan pemerintah layaknya kumpulan gerombolan si berat dalam komik Donald Bebeknya Walt Disney.
Tidak hanya zalim dan otoriter tetapi juga pemerintah sudah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia untuk melakukan sesuatu hal yang membebani kehidupan perekonomian sehari-hari mereka. Sebuah wacana yang jauh dari akal sehat dan nilai-nilai kemanusiaan serta demokrasi yang konon diusung oleh negara Indonesia dalam banyak kampanyenya. Pemerintah sudah merampas --bahkan mungkin dapat disebut juga bertransformasi menjadi perampok-- keuangan rakyatnya dari seluruh lapisan strata sosial.
Pelayanan BPJS sendiri mestinya diperbaiki terlebih dahulu diberbagai bidang, sudah banyak kasus yang terjadi pada masyarakat terkait penggunaan BPJS ini yang terekspose ke media maupun tidak, mulai dari Rumah Sakit yang membuang pasiennya di Lampung dan lain sebagainya.
Isyu yang muncul dipublik sejak jaman pemerintahan SBY melalui Nafsiah Mboi pada Agustus 2014 ketika masih menjabat Menteri Kesehatan tentang ancaman kepailitan BPJS kiranya penting untuk dikaji ulang.
Apalagi faktanya juga ada ancaman Likudasi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan pada Tahun 2014 itu justru terjadi akibat kecurangan Pemerintah yang hanya membayar Iuran peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) hanya sebesar Rp. 230.700 per orang per tahun dari total Rp. 1.055.000 per orang pertahun rata-rata. Satu pernyataan jujur dari Direktur Keuangan PBJS Kesehatan sendiri pada awal April 2015 mengatakan setelah diaudit, lembaganya itu mengalami defisit Rp3,3 triliun pada 2014.
Jangan lantas karena masalah internal BPJS ini, lalu seluruh lapisan masyarakat dibebankan kewajiban untuk menanggungnya. Hal demikian sungguh menepati pepatah "lempar batu sembunyi tangan". Dia yang berbuat tapi orang lain yang kena getahnya. Maka mari pertanyakan lagi makna revolusi mental serta keberpihakan pada wong cilik yang selama ini menjadi jargon pemerintah serta partai yang berkuasa dinegeri tercinta kita hari ini.
Hukum Asuransi sendiri didunia Islam masih bersifat ikhtilafiyah alias masih terdapat perbedaan pendapat dikalangan ulama. Diantaranya ada yang memperbolehkan hukumnya namun ada pula yang sebaliknya. Sehingga tidak pada tempatnya apabila pemerintah mengeluarkan paksaan bagi semua warga negaranya untuk ikut dalam program asuransi tertentu, termasuk BPJS.
Jika pemerintah dengan lantang --ketika jelang bulan Ramadhan 1436H-- mengatakan bahwa orang yang berpuasa harus menghormati orang yang tidak puasa maka disini kiapun dapat mengatakan hal yang serupa, orang yang setuju dengan asuransi tolong hormati juga haknya orang yang tidak setuju terhadap asuransi apapun itu.
Lembaga tinggi negara seperti MPR dan DPR harusnya menjadi corong penyuara rakyat yang tegas dalam menolak kebijakan pemerintah yang dapat menimbulkan kesengsaraan ditengah rakyat. Kaum politikus lain juga jangan hanya berani bersuara dimedia saja dengan kritikan dan ulasan ilmiahnya.
Misalnya saja Pak Prabowo, Tommy Soeharto serta para politikus partai atau independen lain yang selama ini terlihat seakan garang dalam berkomentar. Jika memang pemerintah kita sekarang ini sudah sedemikian parahnya dalam berlaku otoriter kepada masyarakat --terkait masalah ekonomi, penjualan aset bangsa dan lain sebagainya-- maka pemakzulan mereka menjadi sebuah opsi penting untuk diambil kedalam langkah nyata.
Negara ini dengan idzin Allah tidak akan chaos bila pemerintahan dimakzulkan. Kita pernah mengalami kejadian sejenis pada pemerintahan Soekarno, Soeharto dan Gusdur, toh negara Indonesia tetap berdiri tegak tanpa masalah. Kami telah memilih wakil-wakil rakyat kami untuk duduk diparlemen, bukan justru untuk membuat kalian sebagai pengaminan perampokan harta dan hak kami sebagai rakyat, tapi kami meminta anda untuk menjadi wakil kami dalam menegakkan keadilan serta kesejahteraan hidup kami.
Ingatlah, jika semua orang waras selalu mengalah didunia ini maka orang gila sajalah yang akan menjadi penguasa atas orang waras.
Armansyah, Palembang.
Original posted:
https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153366556268444.
Bergurulah Pada Allah
Boleh jadi kita bertahun-tahun belajar secara seksama dibawah bimbingan guru-guru hebat dipondok pesantren, ma'had atau universitas yang terkenal dan terbaik. Boleh jadi pula, beratus-ratus buku sudah kita baca dan kita pelajari mulai dari yang klasik hingga modern. Bahkan sangat boleh jadi pula waktu-waktu kita didedikasikan untuk menghadiri berbagai forum kajian ilmu, seminar, ta'lim dan sejenisnya. Hal-hal tadi disadari atau tidak, pastinya akan memberikan efek bagi cara pandang kita dalam memahami kehidupan terlebih yang berkaitan dengan kaidah agama.
Bisa saja, tempat-tempat tadi, buku-buku serta forum yang telah kita lalui itu mendidik kita menjadi pribadi yang ekstrim, liberal atau bahkan arif. Tergantung lagi kepada jenis dan cara ilmu itu masuk serta diolah dalam kepala kita masing-masing. Semuanya bersifat fluktuatif dan relatif.
Akan tetapi mencukupkan diri kepada apa yang sudah ada saja serta tidak melanjutkan lagi pembelajaran pada dekade selanjutnya dan masuk pada tahapan level yang lebih tinggi justru akan menjadikan kita pribadi yang arogan dan kerdil. Kita merasa sudah berpijak diatas langit tertinggi padahal diatas langit selalu ada langit lain yang lebih tinggi karena alam semesta ini bersifat luas dan mengembang dengan puluhan sistem galaksi serta ribuan bintang-bintangnya yang tersebar.
Kedewasaan umur seharusnya mengajarkan kita melihat kedalaman batin dan intelektual diri. Mengarahkan kita untuk mengembalikan seluruh hakekat keilmuan, kearifan serta cara pandang kita kepada Allah ta'ala. Melepaskan ketergantungan diri pada makhluk-Nya lalu berserah diri kepada-Nya, membiarkan Allah untuk langsung menyentuh kita dengan ilmu-Nya, tunduk serta patuh total dalam kehambaan yang nisbi dihadapan al-Kholiq guna menaikkan maqom ketaqwaan disisi-Nya.
Menjadikan Allah selaku guru dan Maha Guru yang akan mengajari kita melalui qolam-Nya, melalui hidayah-Nya sehingga kita dapat melihat lepas mana ajaran dan amaliyah yang selama ini kita dapatkan dari para guru kita, dari kitab-kitab bacaan kita, dari forum dan majelis keilmuan yang kita hadiri betul-betul benar menurut-Nya bukan hanya merasa betul menurut diri kita.
Disinilah tahapan paling sulit dalam berguru kepada Allah. Seringnya kita merasa bahwa para guru kita selama ini tidak mungkin salah dalam mendidik kita, pesantren, ma'had atau juga universitas tempat kita menimba ilmu pengetahuan menjadi sakral untuk dicanggah bahkan meskipun ia berlambangkan berhala tertentu kita justru tetap kukuh membelanya. Kita mencukupkan ilmu kita pada ajaran dan didikan makhluk-Nya serta berkilah bahwa merekalah wasilah kita untuk sampai kepada-Nya. Padahal setiap makhluk pasti punya keterbatasan, pasti punya kekurangan dan pasti punya kekhilafan.
Kita tidak asing dengan kalam-Nya yang berbunyi wa’asa an takrohu shay-'an wahuwa khoyrullakum wa’asa 'an tuhibbu shay-'an wa-huwa sharrullakum. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu.
Sekarang mari implementasikan lebih jauh ayat tersebut dalam proses kita berguru kepada Allah, bahwa apa yang benar menurut kita belumlah tentu benar menurut Allah, apa yang salah dalam pandangan kita belumlah tentu salah secara total dalam pandangan Allah. Pada puncaknya, kita kembali kepada-Nya dan memohon untuk tetap ada dalam bimbingan-Nya sehingga tidak picik dalam berpikir, bertindak, berperilaku serta beramal.
Salah satu ciri orang yang berhasil berguru kepada Allah kiranya ia tidak mudah dalam menjustifikasi suatu perbuatan dan amaliyah kecuali ia telah benar-benar melihat serta mengkajinya dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Dia lapang dada atas seluruh perbedaan dalam lingkup manusia sebab dia sadar betapa beragamnya Allah menciptakan tingkat kecerdasan dan emosional setiap manusia. Silahkan beramal menurut amalan yang diyakini benarnya namun jangan berhenti untuk terus belajar dan berdakwah, sebab setiap tarikan nafas pasti akan diminta pertanggungjawabannya.
Armansyah, 23 Romadhon 1436H
Salam dari bumi Palembang Darussalam.
Saturday, July 4, 2015
Proyek Pemikiran dan Dekonstruksi Agama
Ketika suatu pemikiran bernuansa politik, aktifitasnya hampir tidak beda dari gerakan politik. Media grafis, media elektronik, film, musik, aksi sosial dan berbagai media lainnya menjadi kendaraan mereka. Pemikiran bukan di dakwahkan, tapi "dijual" ketengah masyarakat untuk suatu kepentingan, jika jualannya ternyata kurang laku maka dipoles dengan berbagai pencitraan dengan sasaran kaum awam yang mudah dikelabui.
Ketika pemikiran bernuansa politik, pernyataan tentang suatu gagasan selalu bermakna ganda. Antara ucapan, ungkapan atau pernyataan bisa berbeda dari makna yang dimaksud. Bahkan terkadang, makna yang sudah mapan di dekonstruksi sehingga menjadi bermakna baru. Maka dilahirkanlah misalnya istilah-istilah semacam Islam Nusantara, Islam Liberal, Islam Aswaja, Islam Wahabi dan sejenisnya.
Muncullah jargon-jargon seperti tidak ada kebenaran mutlak, tidak ada yang berhak menyalahkan pemikiran orang lain, tidak ada yang bisa mencegah kemungkaran. Tidak ada lembaga atau kelompok yang boleh mengeluarkan fatwa-fatwa keagamaan. Baik buruk, salah benar tergantung kepada individu. Semua bebas!.
Sahabatku, inilah 'politik pemikiran'. Jika target ini tercapai, maka paham teologi global (global theology) atau teologi dunia (world theology) akan menemukan jalannya menembus semua agama dan keyakinan. Inilah sebenarnya kepentingan 'politik pemikiran' itu. Ketika argumentasi mereka tentang kebebasan menafsirkan agama dengan sebebas-bebasnya mulai nampak lemah, misalnya, mereka akan berkelit dan berlindung di bawah prinsip-prinsip HAM. Oleh sebab itu penting untuk merubah serta menggugat hal-hal tertentu kepada institusi HAM disuatu negeri.
Ketika ide feminisme tidak bisa mendekonstruksi fiqih Islam, mereka justru akan menggunakan dalih perlunya persamaan dan pemberantasan penindasan dan pelecehan terhadap wanita bahkan saat ini juga mengarah kepada kaum banci penggemar homoseksual serta lesbianisme laknatullah. Targetnya sama saja, agar di masyarakat tidak ada lagi yang mempunyai otoritas. Tidak ada yang bisa berkuasa karena agama dan agar agama tidak mengisi ruangan publik.
Banyak LSM, Ormas dan semacamnya dewasa ini tidak lagi berorientasi pada pemberdayaan masyarakat, tapi lebih kepada "pembaratan" masyarakat. Proposal proyek untuk "mengekspor" kemiskinan masyarakat ke Negara-negara Barat tidak laku lagi.
Sementara proposal untuk menjual paham masyarakat sipil, demokrasi, gender, liberalisme, pluralisme agama, multikulturalisme dan semacamnya tidak lagi mencari bantuan Barat, tapi dicari-cari Barat untuk dibantu. Bahkan yang paling keras mengkritik ajaran Islam dan tradisi pemikiran Islam serta membawa gagasan-gagasan "aneh" kini mudah mendapat dana dan beasiswa dari Barat.
Inilah barangkali yang disindir al-Baqarah (Q.S. 2:41, 79, 173), Ali Imran (Q.S. 3:77,187, 199), al-Mai'dah (Q.S. 9:44), al-Tawbah (Q.S. 9:9) dan al-Nahl (Q.S. 16: 95). sebagai "menjual" ayat-ayat Tuhan dengan harga murah.
Catatan 18 Ramadhon 1436H/ 05 Juli 2015
Diambil dari “Proyek” Politik Pemikiran oleh Hamid Fahmi Zarkasyi (2010) dengan sejumlah perubahan disana-sini oleh Mgs Armansyah.
Ayat al-Qur'an dalam fakta ilmiah


Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya (Sumber: al-Qur'an surah Adz-Dzariyat[ 51] ayat 47)


Maka apabila langit telah terbelah dan menjadi merah mawar seperti (kilapan) minyak. (Sumber: al-Qur'an surah Ar-Rahman [55] ayat 37).
Bikin dosa tapi malah dapat rezeki (keteladanan dari Rasul)
ejadian dosa tapi menggelikan dan berakhir rezeki.... Subhanallah. Setelah membaca riwayat ini, begitu indahnya ajaran Islam itu dan betapa agung serta arifnya Rasulullah. Bagaimana bisa orang-rang melakukan fitnah atas diri beliau yang mulia itu.
Seorang laki-laki datang kepada Nabi Shallallahu 'alaihi wasalam lalu berkata; "Celaka aku." Beliau bersabda: "Apa yang menjadikan engkau celaka?" dia berkata; "Aku telah bersetubuh dengan istriku di siang hari ramadlan."
Beliau bersabda: "Apakah engkau mempunyai seorang budak (untuk dibebaskan)?" "Tidak." Jawabnya.
Beliau bersabda: "Mampukah engkau jika harus puasa selama dua bulan berturut-turut?" "Tidak", Jawabnya.
Beliau bersabda: "Mampukah engkau jika harus memberi makan enam puluh fakir miskin?" "Tidak", jawabnya.
Beliau bersabda: "Duduklah." Maka didatangkanlah kepada beliau sekeranjang besar berisi kurma. Beliau bersabda: "Bersedekahlah dengan ini." Dia berkata; "Tidak ada orang yang paling miskin di antara dua lembah ini kecuali aku."Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasalam tertawa, lalu beliau bersabda: "Berikanlah ini kepada keluargamu." (Kisah ini terdapat pada Musnad Imam Ahmad no hadist 6989).
Teladan apa yang dapat kita ambil? Coba bandingkan sama kita sajalah.
Jangan-jangan itu orang kita hardik, udahlah miskin, makan juga susah eh bikin dosa lagi, dosanya yang nikmat pula buat dia, pas diminta menebus pelanggarannya itu dengan cara mengganti berpuasa 2 bulan berturut-turut ia gak mampu, diminta ngasih makan fakir miskin sebanyak 60 orang apalagi.... sini tak gebuk dulu deh panjenengan...hahaha.... MasyaAllah, ini tidak demikian faktanya. Sama Rasul orang itu malah dikasih sekeranjang kurma dan disuruhnya untuk diberikan sama keluarganya itu dirumah. Luar biasa sekali indahnya keteladanan beliau.
Kajian singkat, Sabtu siang 17 Romadhon 1436H.
Friday, July 3, 2015
Kiat menghadapi masalah
Hidup selalu punya masalah, jika tidak ingin menghadapi masalah ya jangan hidup. Begitu kira-kira kata-kata yang cenderungnya berupa olokan. Ya kita sudah kepalang hidup dan tak mungkin harus bunuh diri hanya karena masalah datang menghadang. Kita hanya perlu kiat-kiatnya saja untuk memperingan tingkat resiko dari masalah yang timbul.
Berikut saya tulis sejumlah kiatnya yang saya cuplik dari Aa' Gym dengan beberapa penambahan komentar pribadi disana-sini:
1. Siap
Siap tak siap ya harus siap dalam menghadapi segala kemungkinan. Disinilah lapangan ujian mental kita untuk menjadi kuat dan semakin dewasa.
2. Ridho
Ketika berada pada episode hidup yang sulit, menyakitkan, penuh luka dan kecewa, belajarlah untuk arif dan rela. Berdamailah dengan keadaan. Lapangkan dada kita serta usahakan kendalikan kemarahan.
3. Jangan mempersulit diri
Sebuah pepatah bijak mengatakan bila efek rasa sakit dari suatu luka itu dikarenakan kita mendramatisasi luka itu sendiri. Sebagian besar penderitaan kita adalah hasil dari sugesti yang keliru dari pikiran dan perasaan kita sendiri. Kejadian kecil kita tanggapi secara berlebihan sehingga menjadikannya seolah kejadian yang besar. Orang tidak tersenyum melihat kita langsung kita simpulkan bahwa orang itu sedang marah atau membenci diri kita, padahal boleh jadi ia sedang tidak dapat tersenyum karena sedang radang gusi atau melamun ketika ia melihat kita.
4. Evaluasi diri
Saat kita menunjuk orang dengan satu jari kedepan, maka empat jari lainnya kembali kepada diri kita. Artinya, cobalah kita merenung, bermuhasabah, introspeksi diri, mungkin ada khilaf, mungkin ada dosa, mungkin kurang sedekah, mungkin kurang ramah, mungkin tak pernah peduli, mungkin tak pernah berbagi atau malah mungkin tak pernah bersyukur selama ini sehingga Allah memberikan masalah kepada kita sebagai media kembali kepada-Nya
5. Hanya Allah satu-satunya penolong
Tak ada satu kejadianpun yang dapat terjadi tanpa seizin dari Allah. Sekecil apapun itu, jika Allah sudah berkehendak maka ia pasti terjadi. Sebaliknya, sebesar apapun itu namun jika Allah tidak menginginkannya untuk terjadi, maka pasti kita akan terhindar dari musibah. Inilah salah satu letak pentingnya fondasi Tauhid dalam iman Islam kita.
Dalam surah At-Tholaq ayat 2 dan 3 Allah berfirman : Barang siapa yang bersungguh-sungguh mendekati Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar bagi setiap urusannya dan akan diberi rezeki dari tempat yang tidak disangka-sangka. Dan siapa saja yang bertawakkal kepada Allah, niscaya akan dicukupkan seluruh kebutuhannya.
Semoga bermanfaat,
Dari bumi Jakabaring, Jum'at, 03 Juli 2015
Armansyah.
Sebaik-baiknya aku, masih lebih baik kamu...
Seorang sahabat beberapa waktu lalu mengajarkan pesan bijak untuk bermuhasabah diri terkait dosa dan amal sholeh: "Sebaik-baiknya aku, masih lebih baik kamu. Seburuk-buruknya kamu, masih lebih buruk aku". Allahu Akbar.
Semoga kita tetap menjadi pribadi yang merunduk, hamba Allah yang taat dalam kepatuhannya kepada sang Maha Pencipta karena memang tak ada yang perlu kita sombongkan didunia ini, aib kita banyak, dosa kita menumpuk, cuma karena belas kasih Allah saja semua tidak terungkap kepada semua orang.
Jikapun kita saat ini punya harta, punya kedudukan,memiliki ilmu pengetahuan, kemampuan .... bahkan kita memiliki nyawa yang sekarang sedang bersarang didalam badan maka ingatlah bahwa itu semua sejatinya adalah milik Allah. Semua pasti akan diminta-Nya kembali, semua akan ditagih pertanggung jawabannya.
Alangkah ruginya diri yang tak pernah mau menyesali waktunya yang terbuang hanya untuk urusan duniawi dan melalaikan ukhrowinya padahal kita pasti akan mati. Fisik ini cuma sekedar menanti antrian giliran untuk dikafankan dan ditanam.
Palembang 16 Romadhon 1436H.
Hamba Allah, Dzurriyat Rasul-Nya.
Mgs. Armansyah Azmatkhan Ba'alawi Al-Husaini
Kita dan al-Qur'an
Sebagian orang malas membaca al-Qur'an padahal didalamnya terdapat petunjuk untuk hidup didunia dan mempersiapkan bekal buat akhiratnya.
Sebagian orang merasa tidak punya waktu untuk membaca al-Qur'an meskipun dia selalu punya waktu untuk membaca buku-buku keduniawiyan lainnya, padahal buku-buku itu ditulis oleh manusia sedangkan al-Qur'an adalah kalam Allah.
Sebagian orang merasa tidak sanggup belajar al-Qur'an karena sulit katanya, padahal terbata-bata dalam membacanyapun dihitung dengan ganjaran pahala, apalagi sampai mengamalkannya.
Lalu... dimanakah posisi kita.... apakah kita ada disebagian orang tersebut tadi?
Armansyah. Palembang
14 Romadhon 1436H.
Romadhon, kesabaran dan jihad
Romadhon adalah bulan suci karena didalamnya diturunkan wahyu al-Qur'an yang menjadi the final revelation as a guidance for the human being. Romadhon adalah bulan kontemplasi diri sebab umat diperintahkan untuk dapat mengendalikan dirinya tidak hanya terhadap perilaku yang harom namun juga mengendalikan sejumlah perbuatan halal hingga tiba batas waktunya.
Meski demikian, Romadhon tidak dapat menjadi alasan untuk mencegah diri dari beramar ma'ruf nahi munkar. Kadang orang sengaja menyusupkan pemahaman keliru tentang makna kesabaran dibulan romadhon. Faktanya sesuai sirah Nabawiyah dan tarikh para Khilafah justru ada sejumlah peperangan suci yang notabene dilakukan pada bulan Romadhon. Artinya apa?
Romadhon juga bulan jihad terhadap kejahatan, ketidakadilan serta ketidakbenaran. Jihad dapat diwujudkan dalam bentuk fisik seperti di Suriah, Gaza, Rohingya dan sejumlah tempat lainnya, jihad dapat pula dimaknai dalam bentuk aktivitas seperti menyedekahkan harta, tenaga, waktu, ilmu dan pikiran demi kemaslahatan umat dan terminimalisirnya ekses negatif yang bisa ditimbulkan oleh para pelakunya.
Armansyah, 13 Romadhon 1436H
Palembang Darussalam.
Monday, June 29, 2015
Link MP3 al-Qur'an & Terjemahannya
Berbagi itu indah... semoga bermanfaat.
Koleksi Murottal Terjemah Indonesia, Al Ghamidi & Misyari Rasyid. Total 114 file, 1.6 GB.
- Download ♪ 001 ~ Al Fatihah.mp3 [1.26 MB]
- Download ♪ 002 ~ Al Baqarah.mp3 [80.68 MB]
- Download ♪ 003 ~ Al Imran.mp3 [50.12 MB]
- Download ♪ 004 ~ An Nisaa'.mp3 [60.81 MB]
- Download ♪ 005 ~ Al Maidah.mp3 [46.93 MB]
- Download ♪ 006 ~ Al An'aam.mp3 [54.37 MB]
- Download ♪ 007 ~ Al A'raaf.mp3 [67.41 MB]
- Download ♪ 008 ~ Al Anfaal.mp3 [22.68 MB]
- Download ♪ 009 ~ At Taubah.mp3 [45.03 MB]
- Download ♪ 010 ~ Yunus .mp3 [37.15 MB]
- Download ♪ 011 ~ Huud.mp3 [39.56 MB]
- Download ♪ 012 ~ Yusuf.mp3 [54.6 MB]
- Download ♪ 013 ~ Ar-Raad.mp3 [25.78 MB]
- Download ♪ 014 ~ Ibrohim.mp3 [28.84 MB]
- Download ♪ 015 ~ Al Hijr.mp3 [23.42 MB]
- Download ♪ 016 ~ An Nahl.mp3 [32.79 MB]
- Download ♪ 017 ~ Al Israa'.mp3 [26.12 MB]
- Download ♪ 018 ~ Al Kahfi.mp3 [24.79 MB]
- Download ♪ 019 ~ Maryam.mp3 [25.67 MB]
- Download ♪ 020 ~ Thaahaa.mp3 [19.81 MB]
- Download ♪ 021 ~ Al Anbiya'.mp3 [18.07 MB]
- Download ♪ 022 ~ Al Hajj.mp3 [19.96 MB]
- Download ♪ 023 ~ Al Mu'minun.mp3 [16.65 MB]
- Download ♪ 024 ~ An Nuur.mp3 [20.3 MB]
- Download ♪ 025 ~ Al Furqaan.mp3 [13.33 MB]
- Download ♪ 026 ~ Asy Syu'ara'.mp3 [22.29 MB]
- Download ♪ 027 ~ An Naml.mp3 [18.5 MB]
- Download ♪ 028 ~ Al Qashash.mp3 [25.74 MB]
- Download ♪ 029 ~ Al Ankabut.mp3 [31.85 MB]
- Download ♪ 030 ~ Ar Ruum.mp3 [15.33 MB]
- Download ♪ 031 ~ Luqman.mp3 [16.07 MB]
- Download ♪ 032 ~ As-Sajdah.mp3 [12.11 MB]
- Download ♪ 033 ~ Al Ahzab.mp3 [24.25 MB]
- Download ♪ 034 ~ Saba.mp3 [27.74 MB]
- Download ♪ 035 ~ Faathir.mp3 [14.78 MB]
- Download ♪ 036 ~ Yaa Siin.mp3 [22.59 MB]
- Download ♪ 037 ~ Ash Shaaffaat.mp3 [19.74 MB]
- Download ♪ 038 ~ Shaad.mp3 [15.16 MB]
- Download ♪ 039 ~ Az Zumar.mp3 [21.68 MB]
- Download ♪ 040 ~ Al Mu'min.mp3 [21.18 MB]
- Download ♪ 041 ~ Fushshilat.mp3 [20.41 MB]
- Download ♪ 042 ~ Asy Syuura.mp3 [16.92 MB]
- Download ♪ 043 ~ Az Zukhruf.mp3 [15.84 MB]
- Download ♪ 044 ~ Ad-Dukhon.mp3 [11.47 MB]
- Download ♪ 045 ~ Al Jatsiyah.mp3 [15.05 MB]
- Download ♪ 046 ~ Al Ahqof.mp3 [20 MB]
- Download ♪ 047 ~ Muhammad.mp3 [16.53 MB]
- Download ♪ 048 ~ Al Fath.mp3 [9.89 MB]
- Download ♪ 049 ~ Al Hujurot.mp3 [11.02 MB]
- Download ♪ 050 ~ Qoof.mp3 [12.42 MB]
- Download ♪ 051 ~ Adz Dzariyat.mp3 [12.43 MB]
- Download ♪ 052 ~ Ath Thuur.mp3 [10.53 MB]
- Download ♪ 053 ~ An Najm.mp3 [12.42 MB]
- Download ♪ 054 ~ Al Qomar.mp3 [12 MB]
- Download ♪ 055 ~ Ar Rahman.mp3 [12.79 MB]
- Download ♪ 056 ~ Al Waqiah.mp3 [13.57 MB]
- Download ♪ 057 ~ Al Hadid.mp3 [17.79 MB]
- Download ♪ 058 ~ Al Mujadilah.mp3 [14.49 MB]
- Download ♪ 059 ~ Al Hasyr.mp3 [14.3 MB]
- Download ♪ 060 ~ Al Mumtahanah.mp3 [11.35 MB]
- Download ♪ 061 ~ Ash Shoff.mp3 [6.88 MB]
- Download ♪ 062 ~ Al Jumuah.mp3 [5.33 MB]
- Download ♪ 063 ~ Al Munafiqun.mp3 [6.12 MB]
- Download ♪ 064 ~ At Taghabun.mp3 [7.78 MB]
- Download ♪ 065 ~ Ath-Thalaq.mp3 [8.86 MB]
- Download ♪ 066 ~ At Tahrim.mp3 [8.12 MB]
- Download ♪ 067 ~ Al Mulk.mp3 [10.51 MB]
- Download ♪ 068 ~ Al Qolam.mp3 [10.66 MB]
- Download ♪ 069 ~ Al Haaqqah.mp3 [7.53 MB]
- Download ♪ 070 ~ Al Ma'arij.mp3 [6.02 MB]
- Download ♪ 071 ~ Nuh.mp3 [7.03 MB]
- Download ♪ 072 ~ Al Jin.mp3 [8.68 MB]
- Download ♪ 073 ~ Al Muzzammil.mp3 [6.53 MB]
- Download ♪ 074 ~ Al Muddatstsir.mp3 [8.65 MB]
- Download ♪ 075 ~ Al Qiyaamah.mp3 [2.77 MB]
- Download ♪ 076 ~ Al Insaan.mp3 [8.05 MB]
- Download ♪ 077 ~ Al Mursalaat.mp3 [7.36 MB]
- Download ♪ 078 ~ An Naba.mp3 [6.68 MB]
- Download ♪ 079 ~ An Naziat.mp3 [5.52 MB]
- Download ♪ 080 ~ Abasa.mp3 [5.23 MB]
- Download ♪ 081 ~ At Takwir.mp3 [3.72 MB]
- Download ♪ 082 ~ Al Infithor.mp3 [2.32 MB]
- Download ♪ 083 ~ Al Muthaffifiin.mp3 [3.77 MB]
- Download ♪ 084 ~ Al Insyiqoq.mp3 [4.4 MB]
- Download ♪ 085 ~ Al Buruj.mp3 [3.81 MB]
- Download ♪ 086 ~ Ath Thoriq.mp3 [2.39 MB]
- Download ♪ 087 ~ Al A'laa.mp3 [1.58 MB]
- Download ♪ 088 ~ Al Ghasyiah.mp3 [3.33 MB]
- Download ♪ 089 ~ Al Fajr.mp3 [2.72 MB]
- Download ♪ 090 ~ Al Balad.mp3 [2.81 MB]
- Download ♪ 091 ~ Asy Syams.mp3 [2.21 MB]
- Download ♪ 092 ~ Al Lail.mp3 [1.69 MB]
- Download ♪ 093 ~ Adh Dhuha.mp3 [1.28 MB]
- Download ♪ 094 ~ Al Insyiroh.mp3 [828.91 KB]
- Download ♪ 095 ~ At Tiin.mp3 [795.37 KB]
- Download ♪ 096 ~ Al Alaq.mp3 [2.73 MB]
- Download ♪ 097 ~ Al Qadr.mp3 [1.04 MB]
- Download ♪ 098 ~ Al Bayyinah.mp3 [2.92 MB]
- Download ♪ 099 ~ Az Zalzalah.mp3 [851.92 KB]
- Download ♪ 100 ~ Al Adiyat.mp3 [1.73 MB]
- Download ♪ 101 ~ Al Qori'ah.mp3 [1.44 MB]
- Download ♪ 102 ~ At Takatsur.mp3 [1.36 MB]
- Download ♪ 103 ~ Al 'Ashr.mp3 [358.35 KB]
- Download ♪ 104 ~ Al Humazah.mp3 [741.21 KB]
- Download ♪ 105 ~ Al Fiil.mp3 [566.39 KB]
- Download ♪ 106 ~ Quraisy.mp3 [486.21 KB]
- Download ♪ 107 ~ Al Maun.mp3 [1.09 MB]
- Download ♪ 108 ~ Al Kautsar.mp3 [631.4 KB]
- Download ♪ 109 ~ Al Kafirun.mp3 [1.11 MB]
- Download ♪ 110 ~ An Nashr.mp3 [813.44 KB]
- Download ♪ 111 ~ Al Lahab.mp3 [962.6 KB]
- Download ♪ 112 ~ Al Ikhlas.mp3 [653.21 KB]
- Download ♪ 113 ~ Al Falaq.mp3 [939.37 KB]
- Download ♪ 114 ~ An Naas.mp3 [950.17 KB]
Courtesy : https://www.facebook.com/notes/quantum-syukur/indahnya-berbagi-mp3-murottal-terjemah-indonesia/328086643891212