Kadang, akupun bertanya-tanya
Mitoskah yang berubah menjadi tradisi
Ataukah tradisi yang malih rupa menjadi mitos?
Ah,
Tapi apa bedanya
Ketika kita mengamini saja keduanya
Tanpa mau mempertanyakan lagi
Kenapa semua itu ada
Dan untuk apa kita mengikutinya?
Bukankah,
Allah tak menyukai fanatisme buta?
Karena, itu sama saja dengan
Meninggalkan akal kecerdasan dalam beragama?
Sementara, Dia telah mengajari kita
Bahwa tak akan bisa memperoleh hikmah
Kecuali mereka yang mempergunakan akalnya
Dalam menjalankan agama
Tradisi yang memitos
Ataupun mitos yang mentradisi
Adalah kejahilan, yang menyebabkan
Umat semakin terpuruk dan terbelakang
Begitu mudah ditipu dan diakal-akali
Begitu mudah dimanfaatkan dan ditunggangi
Begitu mudah dipengaruhi dan diprovokasi
Bagi kepentingan-kepentingan pribadi
Ataupun bisnis dan agenda yang tersembunyi
Bukankah Islam datang untuk menghilangkan semua kejahilan?
Bukankah Rasulullah diutus untuk memerangi kebodohan?
Bukankah al-Qur’an diturunkan untuk memerangi kegelapan
Dari mitos dan tradisi nenek moyang yang menjebak dan merugikan?
Tak jarang mitos dan tradisi
Dijadikan alat oleh segelintir orang
Seringpula menjadi trik
Untuk mengeksploitasi kejahilan fanatik
Menunggangi siapa saja
Yang tak menggunakan akal sehat dalam beragamanya
Agaknya sudah waktunya
Mitos dicerahkan atau dipenjarakan
Kita bingkai dalam kehidupan masa depan
Tak terjebak dimasa lalu yang tak jelas
Bergerak dinamis mengiringi laju peradaban
Mitos hanya akan membentuk keanehan dan kelucuan
Memunculkan anekdot-anekdot
Yang menjebak menjadi sebuah tradisi yang tak dimengerti
Sumber: Agus mustofa
Serial ke-29 Diskusi Tasawuf Modern
“Mitos dan Anekdot di sekitar umat Islam”
Padma Press
gaya lama mau dibawa kesini, mau jadi pahlawan kesiangan, sok bener belum ada bukti dan sumbangsih terhadap bangsa dan negara malah mau buat onar saja
ReplyDelete