nalillahi wa-inna ilayhirooji’un. Seperti yang sejak awal saya dan sejumlah kalangan agama lainnya menduga bahwa Jokowi pasti akan ingkar janji. Apa janji Jokowi? dia berjanji untuk tidak menjadi kutu loncat. Mengundurkan diri sebelum masa jabatannya usai.
Mana buktinya Jokowi berjanji? | Silahkan lihat tampilan screenshot yang sudah saya simpan dan siapkan dari pertama berikut ini, lengkap dengan link asalnya:

Sebagai seorang muslim, Jokowi tentunya tahu apa posisi dirinya jika berkhianat pada janjinya, jika ia tidak menjadi orang yang amanah, jika ia pada akhirnya menjadi pendusta?
Shahih Muslim dengan nomor hadist 89: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ayyub dan Qutaibah bin Sa’id dan lafazh tersebut milik Yahya, keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Ismail bin Ja’far dia berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Suhail Nafi’ bin Malik bin Abu Amir dari bapaknya dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila dia berbicara niscaya dia berbohong, apabila dia berjanji niscaya mengingkari, dan apabila dia dipercaya niscaya dia berkhianat.”
Shahih Muslim 4990: Dari Ibnu ‘Umar dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Orang Munafik itu bagaikan seekor kambing di antara dua kambing (yang bingung untuk menentukan mana yang harus diikuti) terkadang mengikuti yang ini dan terkadang mengikuti yang itu.”
Mohon maaf bagi para pendukung beliau jika ini dirasa menyakiti perasaan anda. Jokowi faktanya memang melakukan pelanggaran atas janjinya sendiri, dan, sesuai dengan keyakinan didalam Islam –karena Jokowi adalah seorang Muslim– maka Jokowi dengan sangat disesalkan bersama, telah masuk dalam klasifikasi orang munafik sesuai kriteria dari Nabi Muhammad SAW pada hadist shahih diatas.
Sekarang, jika –katakanlah– Jokowi jadi presiden… lalu siapa yang akan menjadi gubernur Jakarta dan memimpin mayoritas umat Islam disana? | Jawabnya : pasti Ahok. | Mohon maaf, ini cuma penegasan ulang saja bahwa Ahok bukanlah seorang muslim. | Sesuai kaidah al-Qur’an, kitab suci yang menjadi pedoman utama umat Islam, sumber dari segala sumber hukum kehidupan yang diturunkan melalui Nabi Muhammad SAW: Umat Islam dilarang memilih pemimpin yang bukan muslim.
Dasarnya jelas dan tegas :

aa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu alyahuuda waalnnashaaraa awliyaa-a ba’dhuhum awliyaau ba’dhin waman yatawallahum minkum fa-innahu minhum inna allaaha laa yahdii alqawma alzhzhaalimiina
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (al-Qur’an surah al-Maaidah ayat 51)
yaa ayyuhaa alladziina aamanuu laa tattakhidzuu aabaa-akum wa-ikhwaanakum awliyaa-a ini istahabbuu alkufra ‘alaa al-iimaani waman yatawallahum minkum faulaa-ika humu alzhzhaalimuuna
Hai orang-orang beriman, janganlah kamu jadikan bapa-bapa dan saudara-saudaramu menjadi pemimpinmu (awliya), jika mereka lebih mengutamakan kekafiran atas keimanan dan siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (al-Qur’an Surah at-Taubah ayat 23)
Dengan demikian, cukup kiranya dosa-dosa umat Islam Jakarta pada tahun 2012 lalu yang memilih Jokowi sebagai Gubernur dan membiarkan umat Islam di Solo dipimpin oleh orang yang kafir (Fransiskus Xaverius Hadi Rudyatmo). Jangan ulangi kesalahan tersebut yang pada nantinya akan membuat mayoritas umat Islam di Jakarta dipimpin oleh seorang Ahok.
Mohon maaf, ini bukan isu SARA maupun bentuk penghasutan yang menyebarkan kebencian tetapi ini masalah dakwah kebenaran agama. Apa yang disampaikan disini adalah apa yang di firmankan Allah dalam al-Qur’an. Tidak ada unsur kebencian personal pada seorang Jokowi atau Ahok. Keduanya orang-orang yang bagus hanya tidak tepat dalam penempatannya secara struktural kepemimpinan umat dimata akidah Islam. Ini hanya bentuk nasehat dari seorang muslim pada muslim lainnya, sesuai dengan perintah al-Qur’an : watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri | dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
Jikapun nanti Jokowi pada akhirnya tetap terpilih juga sebagai Presiden RI, yah, apa boleh buat. Umat Islam secara nasional diseluruh daerah NKRI harus tetap menghormatinya dan umat Islam di Jakarta yang jumlahnya mayoritas harus rela di pimpin oleh seorang gubernur yang notabene kafir, tidak seakidah dan bukan muslim (sekalipun bertentangan dengan nash al-Qur’an).
Tulisan ini dibuat pada tanggal 14 Maret 2014, tepat dihari Jokowi ditetapkan oleh PDIP sebagai calon presiden.

Foto surat penunjukan PDIP
(Sumber: http://images.detik.com/content/2014/03/14/1562/155901_jokowisurat.jpg)
No comments:
Post a Comment