Oleh. Armansyah
Masih menyoal fenomena Dimas Kanjeng. Sebetulnya saya sudah malas bahasnya. Tetapi terdorong rasa ingin berbagi pengetahuan maka sayapun menulisnya disini.
Aslinya tulisan ini dalam bentuk posting berseri di facebook saya
https://web.facebook.com/armansyah/posts/10154487248268444.
Semoga bermanfaat.
Jadi begini. Soal dia bisa menggandakan uang itu sebagaimana video serta cerita-cerita yang jamak beredar dipublik maka saya jawab kemungkinan itu tetap ada. Memang sebagai manusia biasa Dimas pasti punya keterbatasan. Namun toh jika dia bersekutu dengan Jin dalam prakteknya maka hal itu tentu melampaui keterbatasan kemampuan dari kemanusiaan sang Dimasnya sendiri.
Mungkinkah manusia berserikat dengan Jin sehingga bisa melakukan suatu perbuatan adikodrati?
Jawab: Sangat mungkin sekali.
Dalil, Ingat salah satu firman Allah:
Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara Jin, maka Jin-jin itu justru hanya menambahi mereka dosa dan kesalahan. (QS.Al Jin:6)
Jadi yang melakukan itu sebetulnya bukan orang yang bernama Dimas KTP melainkan Jin yang telah mengikat perjanjian tertentu terhadapnya.
Biasanya sebagai bentuk timbal baliknya maka Dimas KTP harus melakukan semacam ritual tertentu sebagaimana disyaratkan dalam awal perjanjian kerjasamanya dengan bangsa Jin tersebut.
Mempersamakan kasus penggandaan uang secara ghaib yang dilakukan oleh Dimas KTP dengan kasus dimana Rasulullah SAW melalui mukjizatnya yang mampu menggandakan makanan kepada para sahabatnya atau memancarkan air dari jarinya sangat tidaklah tepat, kebablasan jika tidak ingin disebut tolol dalam berpikir.
Pertama, apa yang dilakukan Rasul adalah mukjizat yang datang dari Allah. Sementara Dimas KTP berasal dari Jin yang bersekutu dengannya.
Apa yang datang dari Allah selain untuk menjadi hujjah kebenaran Rasul dihadapan umat juga memiliki landasan yang rasional kemanfaatan secara instan pada umat diwaktu mukjizat itu terjadi.
Contoh. Kasus penggandaan makanan. Ini dilakukan oleh Nabi SAW manakala beliau diundang dalam satu jamuan pribadi dan beliau SAW mengajak serta jemaah yang ada bersama beliau kala itu sehingga tuan rumah kaget sebab makanan yang tersedia hanya cukup untuk menjamu Rasulullah.
Karena tidak ingin mengecewakan banyak orang dan membuat malu si tuan rumah yang telah mengundangnya maka Rasulullah melakukan mukjizat beliau. Makanan yang disajikan dapat menampung semua jemaah hingga tak ada satupun diantara mereka yang tidak kebagian. ).
Kemudian juga saat air memancar dari jari Rasul.
Kasusnya saat itu Rasulullah SAW sedang dalam perjalanan sementara waktu sholat sudah masuk dan para sahabat kehausan, sementara persediaan air tidak mencukupi. Maka Rasulullahpun atas idzin Allah mengeluarkan mukjizat beliau SAW. (Hadist yang ini juga silahkan lihat dibagian komentar).
Intinya apa?
Karomah Rasulullah, mukjizatnya Rasulullah digunakan bukan untuk memperkaya dirinya sendiri atau melakukan sesuatu demi kebutuhannya terpenuhi dengan memanfaatkan orang lain sehingga orang tersebut menjadi mudharat. Sebaliknya semua itu dilakukan oleh Rasul untuk kepentingan orang banyak dan berlaku langsung pada waktu itu juga, tidak ditunda-tunda dengan beragam alasan.
Lalu karomah Rasul seperti diatas mau disamakan dengan kleniknya Dimas KTP? Demi Allah bedanya bak langit dan bumi.
Satu dari sisi Allah sementara lainnya dari sisi setan datangnya.
Berapa banyak Dimas KTP meminta uang dari orang-orang? apa tujuannya? cek rasionalitas tujuannya, masuk akal gak? apakah tindakan si DImas KTP memberi kemaslahatan atau justru kemudhoratan pada orang-orang yang ia mintai uang-uang itu?
Jawab dengan akal sehat saja, gak usah panjang lebar pake argumen ini atau itu... kita sudah dikaruniai Allah akal agar berpikir secara benar, bukan akal itu diletakkan di dengkul kaki. Orang yang tidakdapat menggunakan akal artinya dia gila, anak kecil atau orang pingsan.
Contoh hadist memperganda makanan oleh Rasulullah SAW:
Shahih Muslim 3801: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Yahya dia berkata; Aku mebaca Hadits Malik bin Anas dari Ishaq bin 'Abdullah bin Abu Thalhah; Bahwasanya dia mendengar Anas bin Malik berkata; Abu Thalhah berkata kepada Ummu Sulaim; "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sangat lemah, yang aku tahu bahwa beliau sangat lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Dia menjawab; 'Ya.' Kemudian dia mengeluarkan beberapa roti pipih dari gandum, lalu meraih kerudungnya. Kemudian dia menyusupkan ke bawah tanganku, dan menyelendangkan kerudungnya (yang berisi roti). Dia mengutusku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Anas berkata; 'Aku membawanya menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku mendapati beliau sedang duduk di masjid bersama para sahabat. Aku berdiri di hadapan mereka. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: 'Apakah Abu Thalhah yang menyuruhmu? ' Anas menjawab; 'Ya', Beliau bertanya: 'Untuk membawakan makanan? ' Aku menjawab; 'Ya, ' maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata kepada orang-orang yang sedang bersamanya; 'Berdirilah! ' Anas berkata; 'Beliau berangkat dan aku berada di bagian depan mereka, hingga aku menemui Abu Thalhah dan mengabarkan hal itu.' Abu Thalhah berkata; 'Wahai Ummu Sulaim, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam datang bersama orang-orang, sedangkan kita tidak memiliki makanan yang cukup untuk menjamu mereka? ' Ummu Sulaim menjawab; 'Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.' Anas berkata; 'Abu Thalhah menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau tiba dan Abu Thalhah menghampiri beliau hingga memasuki rumahnya. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kemarilah, Wahai Ummu Sulaim, apa yang kau miliki? ' Dia datang dengan membawa roti itu, kemudian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan agar roti tersebut dilumatkan. Roti pun dilumatkan dan Ummu Sulaim menuangkan minyak samin pada wadah tersebut. Sehingga menjadi lauk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan beberapa kalimat lalu bersabda: 'Persilahkan sepuluh orang untuk masuk.' Abu Thalhah mempersilahkan mereka. Mereka menyantapnya hingga kenyang kemudian keluar. Beliau bersabda: 'Persilahkan sepuluh orang untuk masuk.' Abu Thalhah mempersilahkan mereka, dan mereka menyantapnya hingga kenyang kemudian keluar. Kemudian beliau bersabda: 'Persilahkan sepuluh orang untuk masuk.' Hingga mereka mereka bisa makan dan kenyang. Jumlah mereka ada tujuh puluh orang atau delapan puluh orang."
Shahih Bukhari 4962: Telah menceritakan kepada kami Isma'il ia berkata; Telah menceritakan kepadaku Malik dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah bahwa ia mendengar Anas bin Malik berkata; Abu Thalah berkata kepada Ummu Sulaim, "Aku mendengar suara Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah melemah, dan aku tahu bahwa beliau sedang lapar. Apakah kamu mempunyai sesuatu?" Maka Ummu Sulaim pun mengeluarkan beberapa bulatan gandum, dan mengeluarkan tudungnya lalu menutup roti itu dan meletakkannya di balik pakaianku. Ia juga memberikan sebagiannya padaku lalu mengutusku untuk menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Aku pun membawa dan aku dapati Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam sedang berada di dalam masjid yang sedang bersama orang-orang. Aku berdiri di tengah-tengah mereka, maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya padaku: "Apakah kamu diutus oleh Abu Thalhah?" Aku menjawab, "Ya." Beliau bertanya lagi: "Dengan membawa makanan?" Aku berkata, "Ya." Akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada orang-orang yang saat itu sedang bersamanya: "Beranjaklah." Maka mereka pun segera beranjak pergi (ke tempat Abu Thalhah) dan aku segera bergegas ke hadapan mereka, hingga aku sampai di tempat Abu Thalhah. Maka Abu Thalhah pun berkata, "Wahai Ummu Sulaim. Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah datang bersama orang-orang sementara kita tidak memiliki persediaan makanan untuk menjamu mereka." Ummu Sulaim berkata, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Akhirnya Abu Thalhah pergi hingga bertemu dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Maka Abu Thalhah menyambut Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam hingga keduanya masuk. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Wahai Ummu Sulaim, keluarkanlah makanan yang kamu punyai." Maka Ummu Sulaim pun mengeluarkan roti itu. Lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh untuk diremukkan sementara Ummu Sulaim meremas-remas samin untuk lauk roti. Kemudian Rasulullah Shallallah membacakan sesutu padanya sekehendak Allah. Sesudah itu beliau bersabda: "Izinkanlah untuk sepuluh orang." Lalu ia pun mengizinkan mereka dan mereka pun makan hingga kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: "Izinkan untuk sepuluh orang lagi." Ia pun mengizinkan mereka hingga mereka makan sampai kenyang dan keluar. Beliau bersabda lagi: "Izinkan untuk sepuluh orang lagi." Ia pun mengizinkan mereka hingga mereka semua makan sampai kenyang lalu keluar. Setelah itu, beliau mengizinkan lagi untuk sepuluh orang. Akhirnya mereka semua makan dan kenyang. Padahal jumlah mereka adalah delapan puluh orang.
Contoh Hadist-hadist keluarnya air dari jari beliau SAW :
Sunan Darimi 30: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin Abdullah bin Numair telah menceritakan kepada kami Abu Al Jawwab dari 'Amar bin Ruzaiq dari Al A'masy dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah ia berkata; telah terjadi gempa pada masa Abdullah dan kejadian tersebut diberitahukan kepada Abdullah lalu beliau berkata: Kami para sahabat menganggap tanda-tanda (kebesaran Allah Subhanahu wa Ta'ala) sebagai suatu keberkahan, sementara kalian menganggapnya sebagai hal yang menakutkan. Pernah ketika kami sedang bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah perjalanan, tiba-tiba waktu shalat tiba, sementara kami tidak membawa air kecuali sedikit. Lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam meminta air di bejana yang besar, dan beliau meletakkan telapak tangannya padanya. Secara mengejutkan air memancar diantara jari-jemarinya kemudian beliau menyeru: "Hai, Kemarilah untuk mengambil air wudhu dan keberkahan dari Allah Subhanahu wa Ta'ala." Maka semuanya orang-orang mengambil wudhu sementara saya tidak mempunyai keinginan apa-apa kecuali saya hanya ingin meminumnya dan memasukkan air tersebut ke dalam perut saya karena beliau bersabda: keberkahan dari Allah. Aku ceritakan peristiwa itu kepada Salim bin Abu Al Ja'd, maka ia berkata; mereka (waktu itu) berjumlah lima belas orang.
Musnad Ahmad 12040: Telah menceritakan kepada kami Yunus telah menceritakan kepada kami Hammad yaitu Ibnu Zaid dari Tsabit dari Anas bin Malik sesungguhnya Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam berdo'a di air yang diletakkan dalam bejana. Rasulullah meletakkan jari-jarinya dalam bejana tersebut, dan air mulai memancar, maka orang-orang mulai berwudlu dengan air dan ternyata air memancar dari sela-sela jarinya. Kata Anas bin Malik, "Orang-orang bergegas berwudlu." Dia berkata lagi, "Lalu saya mengira jumlah kaum (yang berwudlu), jumlahnya antara tujuh puluh sampai delapan puluh (orang)."
Sunan Darimi 27: Telah mengabarkan kepada kami Abu Al Walid Al Thayalitsi dan Sa'id bin Ar Rabi' keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Amr bin Murrah dan Hushain keduanya mendengar Salim bin Abu Ja'd berkata; saya mendengar Jabir bin Abdullah Radliyallahu'anhu berkata; kami merasa sangat kehausan dan kami berjalan dengan cepat sampai kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, lalu beliau memasukkan tangannya ke bejana kemudian air memancar dari jari-jemari beliau seperti mata air, dan beliau berkata: sebutlah nama Allah Subhanahu wa Ta'ala (maka kamipun menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta'ala) dan kami minum sampai kami kenyang dan cukup, Dalam hadits Amru bin Murrah, kami bertanya kepada Jabir Radliyallahu'anhu; berapa jumlah kalian (waktu itu)? ia menjawab; kami berjumlah seribu lima ratus orang, kalaupun sekiranya kami (waktu itu) seratus ribu orang niscaya air itu cukup bagi kami.
Armansyah, M.Pd
No comments:
Post a Comment