Tuesday, February 3, 2015

Pemimpin dan Boss

Pemimpin itu tidak harus terbatas pada seseorang yang menjabat suatu jabatan struktural tertentu. Misalnya ia sebagai seorang raja, presiden, gubernur, kepala dinas, kepala bagian, direktur, kepala sekolah, ketua yayasan, ketua akademik, ketua rt dan seterusnya dan sebagainya. Itu hanya kepemimpinan yang bersifat sementara. Kepemimpinan periodik. Ada batas waktunya. Begitu selesai periode dia menjabat maka posisi itu akan beralih pada orang lain.


Tidak, bukan semata-mata yang begini ini disebut sebagai pemimpin. Pemimpin tidak harus selalu mendapatkan legitimasi formal.




Menurut Rasulullah, Kullukum roo'in wamas'uulun 'an roo'iyyatihi. Fal-imaamu roo'in wa mas'uulun 'an roo'iyyatihi war-rojulu fii ahlihi roo'in wa huwa mas'uulun 'an roo'iyyatih wal mar aatu fii bayti zawjiha roo 'iyatu wahiya mas 'uulatu 'an roo'iyyatiha wal khoodimu fii maali sayyidihi roo 'in wahuwa mas 'uulun 'an roo 'iyyatihi


Artinya : Setiap kalian adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas yang dipimpinnya. Seorang imam (kepala Negara) adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas rakyatnya. Seorang suami dalam keluarganya adalah pemimpin dan akan diminta pertanggung jawaban atas orang yang dipimpinnya. Seorang isteri di dalam rumah tangga suaminya adalah pemimpin dia akan diminta pertanggung jawaban atas siapa yang dipimpinnya. Seorang pembantu dalam urusan harta tuannya adalah pemimpin dan dia akan diminta pertanggung jawaban atasnya. (Shahih Bukhari No. 2371)



Disisi lain, al-Qur'an pada surah Az-Zukhruf ayat 54 juga menggambarkan bagaimana seorang Fir'aun dapat memberikan pengaruh pada kaumnya sehingga mereka tunduk dibawah keinginannya. Hal ini selaras pula dengan apa yang dikatakan oleh John Quincy Adams: If your actions inspire others to dream more, learn more, do more and become more, you are a leader.


Oleh sebab itu maka pemimpin dan kepemimpinan memang secara langsung berkaitan dengan tanggung jawab dan pengaruh, tetapi hal itu bukan sebatas posisi sektoral tertentu. Semua orang, semua kita, apapun fungsi dan jabatan kita, apapun posisi kita ditengah masyarakat, ditengah keluarga bahkan terhadap diri kita sendiripun maka kita adalah seorang pemimpin. Bukankah jelas ayatnya di al-Qur'an surah al-Israa ayat 36 : Walaa taqfu maa laisa laka bihi 'ilmun innassam'a wal bashara wal fu'aada kullu uula-ika kaana 'anhu mas-uulaa yang artinya:


Dan janganlah kamu mengikuti, apa yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya; sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung-jawabannya.


Pemimpin periodik adalah orang yang ditunjuk, diserahi mandat dan diberikan kekuasaan dalam batas waktu tertentu. Boleh jadi sebenarnya orang itu tidak memiliki kredibelitas sebagai seorang pemimpin. Boleh jadi, jabatan kepemimpinan itu didapat karena faktor pencitraan yang luar biasa bagus, menjilat atasan umpamanya, atau boleh jadi pula karena ia didukung dengan permainan uang atau money politic yang besar, kedekatan lobi-lobi pada sejumlah pihak yang berkompeten serta adanya sentimen kepentingan tertentu.


Pernah dalam sebuah sesi presentasi, ada siswa yang menampilkan sebuah slide berisikan cita-cita di masa depan dengan tulisan : I am not like a boss, I am a boss (soon).


Kalimat ini saya rubah menjadi I am not like a leader, I am a leader. Perubahan ada pada kata Boss menjadi Leader.


Ketika kita menggunakan term Boss maka istilah tersebut cenderung bermakna negatif. Boss lebih kepada sifat pemerintahan yang otoriter, egois dan suka-suka dalam mengatur dan membuat kebijakan. Boss menciptakan suasana ketakutan serta tidak nyaman pada lingkungannya, pada anak buahnya atau pada karyawannya. Sementara Leader adalah pemimpin yang justru menumbuhkan iklim kepercayaan dan persahabatan. Ketika terjadi kesalahan maka Boss akan mulai mencari kesalahan itu pada lingkungannya dan mencari pembenaran akan tindakannya.




Boss akan main atur ini begini dan itu begitu bahkan tanpa sebuah kejelasan dari aturan itu sendiri, sementara Leader akan memusyawarahkan bersama dan mengembangkan iklim komunikatif dengan lingkungannya serta mengambil kebijakan yang telah didahului oleh pertimbangan yang matang. Sistematis atau terstruktur.




Pemimpin sejati adalah orang yang memang pengaruhnya di ikuti oleh banyak orang, tindakannya menjadi inspirasi, kata-kata dan pemikirannya menjadi pertimbangan lahirnya sebuah keputusan serta orang yang dapat menjaga kehormatan amanah yang ada padanya.




Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanah yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Surah al-Anfaal ayat 27)



Salam dari Palembang Darussalam.
Armansyah Azmatkhan, 03 Pebruari 2015

No comments:

Post a Comment