Monday, October 21, 2013

Hukum bunuh diri

Oleh : Armansyah


Kehidupan dunia, memang sering menjebak manusia kedalam situasi yang penuh dilema. Ada kalanya seorang insan berhadapan dengan kondisi dimana ia seakan tidak punya harapan lagi untuk terus melangkah kedepan. Semua orang seakan mengambil jarak dengan dirinya. Semua masalah bertumpuk menghujaninya. Menjerit dan menangispun tidak sepenuhnya menghilangkan semua penderitaan tersebut.


Diantara manusia juga, ada yang frustasi karena gagal dalam bercinta, kecewa akibat hancur karirnya oleh suatu sebab tertentu, gelap mata karena rumah tangganya berantakan sampai merasa tidak puas atas kondisi bangsa, negara dan masyarakat yang menurutnya tidak lagi ada dijalan Tuhan. 


Pada titik nadir semacam ini, manusia sering bertindak nekad untuk menghabisi dirinya sendiri. Bermacam cara ditempuh, mulai dari minum racun, melompat dari ketinggian, menggantung lehernya, menusuk perut dengan pisau, menembak kepalanya sendiri sampai melakukan aksi bom bunuh diri yang akibatnya tidak hanya mendatangkan korban jiwa dari sisi si pelakunya tapi juga orang lain, termasuk mereka yang kadang tidak punya salah dan kaitan sama sekali dengan masalah sipelaku bunuh diri tersebut.


Telah tegas dan jelas dalil-dalil hukum bunuh diri didalam kitabullah al-Qur'an maupun as-Sunnah, bahwa perbuatan itu sangatlah dilarang dan dikecam. Berikut saya tuliskan kembali dalam blog ini, nash-nash terkait.


Harapannya semoga tulisan ini bisa memberi kontribusi dalam menguatkan jiwa dan pencerahan bagi mereka-mereka yang sering merasa dunia seakan telah sampai pada batas akhirnya.





Janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. 
(al-Qur'an surah an-Nisaa [4] ayat 29)


Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya. (al-Qur'an surah an-Nisaa [4] ayat 93)


Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.
(al-Qur'an surah al-Maaidah [5] ayat  32)


Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barang siapa dibunuh secara zhalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan.
(al-Qur'an surah al-Israa [33] ayat 33]


Sunan Darimi 2256: Telah menceritakan kepada kami Ya'la bin 'Ubaid telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari Abu Shalih dari Abu Hurairah ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dan barangsiapa bunuh diri dengan (menusuk dirinya dengan) besi, maka besi itu akan ada di tangannya, dan ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menegak racun, hingga meninggal dunia, maka racun tersebut akan berada di tangannya, dan ia akan menegaknya di neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa menjatuhkan diri dari gunung, hingga mmebunuh jiwanya (bunuh diri), maka ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya."


Sunan Nasa'i 1939: Telah mengabarkan kepada kami Muhammad bin 'Abdul A'la dia berkata; telah menceritakan kepada kami Khalid dia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Sulaiman; Aku mendengar Dzakwan menceritakan dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Siapa yang menjatuhkan diri dari gunung, lalu meninggal dunia, ia akan jatuh ke neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Barangsiapa yang menegak racun, lalu meninggal dunia, racunnya ada di tangannya, ia akan menegaknya di neraka jahannam, ia kekal serta abadi di dalamnya selama-lamanya. Dan barang siapa yang bunuh diri dengan besi, besi itu akan ada di tangannya, dengannya ia akan menghujamkan ke perutnya di neraka jahannam, ia kekal dan abadi di dalamnya selama-lamanya."


Sunan Darimi 2255: Telah menceritakan kepada kami Wahb bin Jarir telah menceritakan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Abu Qilabah dari Tsabit bin Adh Dhahhak bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Melaknat seorang mukmin seperti membunuhnya, barangsiapa bunuh diri dengan sesuatu di Dunia, maka ia disiksa dengan alat tersebut pada Hari Kiamat."


Shahih Bukhari 1276: Telah menceritakan kepada kami Abu AL Yaman telah mengabarkan kepada kami Syu'aib telah menceritakan kepada kami Abu Az Zanad dari Al A'raj dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata; Telah bersabda Nabi Shallallahu'alaihiwasallam: "Barangsiapa yang mencekik dirinya (hingga mati) maka dia akan dicekik di neraka dan barangsiapa yang menikam dirinya (hingga mati) maka dia akan di tikam di neraka".


Shahih Muslim 163: Telah menceritakan kepada kami Qutaibah bin Sa'id telah menceritakan kepada kami Ya'qub -yaitu Ibnu Abdurrahman al-Qari- (nama sebuah desa di Arab) dari Abu Hazim dari Sahal bin Sa'id as-Saidi bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertemu dengan orang-orang musyrik, maka terjadilah peperangan. Semasa Rasulullah kembali ke pasukan muslimin, dan orang kafir kembali ke pasukan mereka terdapat seorang lelaki dari kalangan Sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang tidak membiarkan musuh berlalu begitu saja. Dia mengejar dan menyerang musuh dengan pedangnya. Sahabat Rasulullah yang lain berkata, 'Pada hari ini tiada di kalangan kita yang benar-benar berpuas hati seperti yang dilakukan oleh fulan.' Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam terus bersabda: "Ketahuilah! Dia tergolong dalam golongan ahli Neraka'. Seorang lelaki dari kaum muslimin berkata, 'Aku akan mengikutnya sepanjang masa.' Sahl bin Sa'ad berkata lagi, 'Lelaki itu telah keluar bersama-sama dengan fulan, jika Si fulan berhenti ketika berperang maka dia turut berhenti, ketika fulan bergerak cepat, maka dia pun sama bergerak cepat. Lelaki itu berkata, 'Fulan mengalami luka parah. Karena tidak tahan dengan sakit yang dialami, maka dia ingin segera mati, lalu dia meletakkan gagang pedangnya ke tanah lalu menikam dirinya sendiri. Lelaki itu keluar bertemu Rasulullah lalu berkata, 'Aku bersaksi bahwa kamu Muhammad, adalah utusan Allah'. Rasulullah bertanya, 'Ada apa dengan kamu ini? ' Lelaki itu berkata, 'Lelaki yang kamu sebut-sebut sebagai ahli Neraka sedangkan kebanyakan manusia merasa keberatan dengan hal ini, maka aku bersaksi kepadamu, wahai Rasulullah tentang fulan, aku telah keluar mengikutnya sepanjang peperangan sehingga aku dapati dia telah luka parah, dia ingin cepat mati, lalu dia telah meletakkan gagang pedangnya ke tanah dan mata pedang di antara dua dadanya kemudian dia menekankanya pada dirinya sehingga membunuh dirinya sendiri.' Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya ada lelaki yang beramal seperti amalan ahli Surga dalam pandangan manusia, padahal dia adalah ahli Neraka. Dan ada juga lelaki yang beramal dengan amalan ahli Neraka dalam pandangan manusia, padahal dia adalah ahli Surga'."



Bahkan Rasulullah Muhammad SAW tidak mau mensholatkan jenasah salah seorang "sahabatnya" yang tewas karena bunuh diri:




Shahih Muslim 1624: Telah menceritakan kepada kami 'Aun bin Sallam Al Kufi telah mengabarkan kepada kami Zuhair dari Simak dari Jabir bin Samurah ia berkata; Pernah didatangkan kepada beliau shallallahu 'alaihi wasallam jenazah seorang laki-laki yang bunuh diri dengan anak panah. Tetapi jenazah tersebut tidak dishalatkan oleh beliau.


Sunan Nasa'i 1938: Telah mengabarkan kepada kami Ishaq bin Manshur dia berkata; telah memberitakan kepada kami Abul Walid dia berkata; telah menceritakan kepada kami Abu Khaitsamah Zuhair dia berkata; telah menceritakan kepada kami Simak dari Ibnu Samurah bahwa seorang laki-laki bunuh diri dengan mata tombak, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Adapun aku, tidak akan menshalatinya."



Akhirnya, sekali lagi semoga tulisan ini bermanfaat.


Salam dari Palembang,


Armansyah, 21 Oktober 2013

No comments:

Post a Comment