Monday, March 30, 2015

Indahnya nikmat Allah ...

Ketika sakit baru terasa sekali nikmatnya sehat, ketika lemah baru terasa nikmatnya kuat... ah, manusia memang makhluk yang penuh ketidaksempurnaan dan sungguh makhluk yang juga penuh keluh kesah. Ternyata memang orang-orang pilihan Allah itu luar biasa, -- sembari membayangkan perjuangan Nabi Ayyub.

Ibnu Umar pernah berkata :




Bila kamu berada di sore hari, maka janganlah kamu menunggu datangnya waktu pagi, dan bila kamu berada di pagi hari, maka janganlah menunggu waktu sore, pergunakanlah waktu sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu. (Sumber: Shahih Bukhari 5937)




Semoga kita menjadi hamba-hamba yang senantiasa bersyukur.



Orang yang sudah wafat wajib dijaga aibnya

Mengapresiasi dan mengenang kembali kisah seorang tokoh yang pernah hidup dalam bentuk tayangan infotainment, film atau dokumenter tidak dapat dikatakan terlarang dari sudut agama. Tapi tentunya pihak-pihak terkait harus jeli dan cerdas dalam memilih dan memilah hal-hal yang boleh untuk ditampilkan dan mana hal yang justru harus di edit ulang atau tidak ditayangkan.


Dulu saya pernah mengkritik penayangan film biografi alm. Uje yang menurut saya ada sejumlah adegannya yang tidak pantas untuk ditampilkan ketengah publik meskipun pemeran sang tokoh dakwah itu sendiri adalah orang lain. (Lihat: http://goo.gl/40DkX5).


Sekarang hal inipun berlaku untuk kasus almarhum Olga. Sebagai seorang entertainer khususnya dibidang komedi dan juga artis film, pasti ada beberapa adegan atau banyolan yang ia perankan semasa hidupnya berlawanan dengan syari'at agama Islam yang ia yakini. Misalnya saja jika ada adegan-adegan film dirinya bersama penayangan pengumbaran aurat perempuan. Ini harus di cut atau bahkan tidak usah ditayangkan sama sekali sebab hanya akan membuatnya semakin menderita atas dosa-dosa jariyah masa lalunya yang harusnya dikubur dan ditutupi tapi malah dipublikasikan ulang.




Hal yang sama juga hendaknya terhadap artis-artis masa lalu lainnya yang sekarang sudah sadar dan menghijabi dirinya selaku seorang muslimah. Sebut saja misalnya nama Inneke Koesherawati. Film-film lawasnya itu mestinya tidak lagi diputar dalam bentuk apapun.


Itu jaman dia masih jahiliyah terhadap agamanya. Sekarang dia sudah berubah dan salah satu bentuk kewajiban seorang muslim terhadap muslim lainnya adalah untuk menutupi aibnya. Apa lagi jika orang yang bersangkutan justru sudah tiada. Kita semua cinta Uje, kita semua cinta olga tapi kita harus paham bila cinta juga punya batasan. Cintailah sesuatu itu sesuai aturan Allah. InsyaAllah kita selamat dan orang-orang yang kita cintai dan idolakan itupun selamat.


Semoga bermanfaat.
Maaf lahir dan batin.
28 Maret 2015


Armansyah Azmatkhan, M.Pd



Saturday, March 28, 2015

Politik belah bambu untuk parpol KMP

Melihat politik belah bambu terhadap parpol koalisi merah putih akhir-akhir ini, kita memang mau tidak mau harus memberi apresiasi kepada para musuhnya yang sukses menjalankan permainan ala de vide et impera kolonial Belanda. Satu demi satu parpol pendukung capres Prabowo Subianto itu luruh akibat friksi yang muncul atau dimunculkan dari internal partainya masing-masing. Sebut saja PPP, PAN dan terakhir adalah Golkar.


Kekuatan penyeimbang di parlemenpun akan semakin berkurang dan membuat kekuatan pro status quo yang sedang berkuasa akan semakin bebas dalam membuat kebijakan dan keputusan yang kontra rakyat. Akhirnya penolakan yang disampaikan atas kebijakan tidak populis dari pemerintah menjadi suara sumbang yang tidak berarti apa-apa. Satu-satunya harapan hanya tinggal menunggu kekuatan rakyat yang direpresentasikan oleh para mahasiswa.


Sekarang semakin jelas fakta terkait kelompok yang memang idealis dalam berjuang dan kelompok mana yang cuma mencari keuntungan pribadi serta mana pula yang ambigu. Saya memberikan apresiasi positif terhadap PKS secara khusus yang meskipun dihantam oleh banyak kejadian dan fitnah bahkan juga utak-atik gathuk namun tetap bertahan tanpa terpecah belah. Semua kadernya insyaAllah tetap diberi keistiqomahan dalam berjuang untuk dan atas nama Allah bagi kemaslahatan umat serta bangsa.

Antara Yani, Olga dan Ridwan: Innalillahi...

Satu minggu terakhir ini minimal kita dikejutkan oleh kabar kematian dua orang artis terkenal ibu kota, Yani libels dan Olga syahputra. Ini hanya sedikit berita kematian saja dari banyaknya berita kematian yang terjadi dalam setiap harinya diberbagai belahan dunia yang kita ketahui dan terekspos oleh media. Nun jauh di Gaza, Suriah, Iraq dan sebagainya kematian menjadi berita yang biasa terdengar. Tidak banyak yang perduli mungkin atau memang karena media tidak mengeksposnya secara dramatisir putra wakil Amir Mujahiddin Abu Muhammad Jibril Abdurrahman yang bernama Muhammad Ridwan Abdul Hayyi gugur di Suriah.


Yah. Pada hakekatnya kita semua pasti akan menemui kematian. Termasuk anda dan saya. Suatu hari, tubuh ini akan rusak binasa. Menjadi santapan para cacing tanah di pekuburan. Suara inipun tidak lagi bisa didengar. Juga, tangan ini tak mungkin lagi bisa menulis apapun. Jasad yang semula hangat berangsur menjadi kaku dan dingin.


Sudah milyaran manusia meninggal dunia sejak zaman Nabi Adam as hingga saat ini. Di antara merka ada Raja, Presiden, Jenderal, Kyai, Ustadz, para sholihin bahkan para Nabi, termasuk Nabi Muhammad Saw. Mereka semuanya tidak kuasa menolak datangnya kematian, karena memang kematian adalah suatu keniscayaan, dan tidak ada seorangpun di sekitarnya yang mampu menahannya. Seandainya ada seseorang yang dapat selamat dari maut, niscaya manusia yang paling mulia dan dekat dengan Tuhan saja yang akan selamat. Namun maut merupakan Sunnah-Nya pada seluruh makhlukNya. Allah SWT berfirman: “Tiap-tiap yang berjiwa pasti akan merasakan kematian" (Ali-Imran: 185)




Ada sebuah ucapan bijak dari Fudhail bin Iyadh :


“Wa Kafaa Bil Mauti Wa Idzho, Cukuplah kematian sebagai pemberi nasehat”.



Sekaya apapun kita, sesukses apa-pun karir kita, sepandai apapun kecerdasan kita, secantik apapun wajah kita, sekuat apapun badan kita, sekeras apapun kerja kita untuk mengumpulkan harta yang banyak, ingatlah, seperti itu lho nanti kita semua, terbujur kaku dan tidak berdaya. Hendaklah kita mengambil nasehat dan pelajaran dari kematian itu. Sebab manakala kita tidak bisa mengambil pelaaran dari kematian, niscaya nasehat apapun tidak akan berguna bagi kita.


Oleh karena itu, ketika kita dinasehati saat itu akan datang menjelang maka kita meninggalkan orang yang kita kasihi, kita akan meninggalkan rumah mewah dan nyaman lalu pindah ke rumah terakhir di dalam himpitan tanah merah maka kita harus bersiap-siap untuk menyambutnya, mengevaluasi diri kita sebelum diri kita dievaluasi (dihisab) oleh Allah. Kita dulu lahir telanjang dan tidak membawa apa-apa, dan sekarang kembali pada Allah juga telanjang dan tidak membawa apa-apa, selain amal saleh kita.


Kematian Yani libels, Olga dan Ridwan dalam contoh kecil yang kabarnya sampai pada kita, mereka semua juga sama seperti kita, mereka mengira bahwa mereka akan hidup sampai esok hari. Faktanya mereka hari ini sudah dalam tanah, terkubur beserta seluruh amal baik dan amal buruknya.




Dari Musnad Ahmad No. 11768: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Janganlah kalian merasa kagum dengan seseorang hingga kalian dapat melihat akhir dari amalnya, sesungguhnya ada seseorang selama beberapa waktu dari umurnya beramal dengan amal kebaikan, yang sekiranya ia meninggal pada saat itu, ia akan masuk ke dalam surga, namun ia berubah dan beramal dengan amal keburukan. Dan sungguh, ada seorang hamba selama beberapa waktu dari umurnya beramal dengan amal keburukan, yang sekiranya ia meninggal pada saat itu, ia akan masuk neraka, namun ia berubah dan beramal dengan amal kebaikan. Jika Allah menginginkan kebaikan atas seorang hamba maka Ia akan membuatnya beramal sebelum kematiannya, ” para sahabat bertanya; “Wahai Rasulullah, bagaimana Allah membuatnya beramal?” beliau bersabda: “Memberinya taufik untuk beramal kebaikan, setelah itu Ia mewafatkannya".



Alhamdulillah saya pribadi masih di berikan kesempatan untuk dapat melanjutkan hidup meskipun beberapa hari ini diberikan ujian sakit oleh Allah ta'ala. Semoga menjadi penggugur dosa-dosa yang ada.


sks



Kepada saudara-saudara kita yang telah berpulang kerahmatullah, semoga Allah menerima seluruh amal ibadahnya dan mengampuni segala kesalahan mereka.


Innalillahi wa inna ilayhirooji'un.


‪#‎ripridwan‬ ‪#‎ripyani‬ ‪#‎ripolgasyahputra‬ ‪#‎ripmusliminawalmuslimah‬


Original Poested :
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153113493278444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1


Salam dari Palembang Darussalam


Armansyah S.Kom, M.Pd

Wednesday, March 25, 2015

3 Macam doa Iftitah

Berikut 3 do'a Iftitah bersama rantai sanadnya, manakah yang paling sering anda baca dalam sholat?


PERTAMA




Sunan Abu Daud 663 - Shahih menurut Al-Bani: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Abu Syu'aib telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Fudlail dari 'Umarah. Dan telah di riwayatkan dari jalur lain, telah menceritakan kepada kami Abu Kamil telah menceritakan kepada kami Abdul Wahid dari 'Umarah sedangkan ma'na haditsnya dari Abu Zur'ah dari Abu Hurairah dia berkata; "Apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengucapkan takbir dalam shalat, maka beliau akan diam sejenak antara takbir dan qira'ah (membaca surat Al Fatihah), maka kataku kepadanya; "Demi ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, beritahukanlah kepadaku, apa yang anda baca sewaktu anda diam antara takbir dan membaca Al Fatihah?" beiau menjawab:


"ALLAHUMMA BAA'ID BAINI WA BAINA KHATHAAYAYA KAMAA BAA'ATTA BAINAL MASYRIQI WAL MAGHRIB, ALLAHUMMA ANQINII MIN KHATHAAYAAYA KATSSAUBIL ABYADLI MINAD DANAS, ALLAHUMMAGH SILNII BIS TSALJI WAL MAA`I WAL BARAD


(Ya Allah, jauhkanlah antara aku dengan dosa-dosaku, sebagaimana Engkau jauhkan jarak antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah kesalahan-kesalahanku sebagaimana bersihnya kain putih dari kotoran, ya Allah cucilah diriku dengan salju, air dan embun)".


Lafadz Arabnya :  


اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ أَنْقِنِي مِنْ خَطَايَايَ كَالثَّوْبِ الْأَبْيَضِ مِنْ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي بِالثَّلْجِ وَالْمَاءِ وَالْبَرَدِ



 

KEDUA

Sunan Tirmidzi 3516 - Shahih menurut Al-Bani: Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Ibrahim Ad Dauraqi telah menceritakan kepada kami Isma'il bin Ibrahim telah menceritakan kepada kami Al Hajjaj bin Abu Utsman dari Abu Az Zubair dari 'Aun bin Abdullah dari Ibnu Umar radliallahu 'anhuma dia berkata; "Ketika kami sedang shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, tiba-tiba ada seorang laki-laki dari suatu kaum mengucapkan;


"ALLAHU AKBAR KABIRAN WAL HAMDULILLAHI KATSIRAN WASUBHAANALLAHI BUKRATAN WA`ASHIILAA"


Lantas Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bertanya: "Siapa yang mengatakan begini dan begini? lelaki tersebut menjawab; "Saya ya Rasulullah." Maka Rasululah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Aku sangat heran, karena dengannya pintu-pintu langit telah di buka." Ibu Umar berkata; "Oleh karena itu, aku tidak pernah meninggalkannya semenjak aku mendengarnya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam." Abu Isa berkata; "Hadits ini derajatnya hasan gharib melalui jalur ini, Dan Hajjaj bin Abu Utsman adalah Hajjaj bin Maisarah Ash Shawwaf yang di juluki dengan Abu Shalt menurut ahli hadits, ia adalah seorang yang tsiqah (dapat dipercaya)."


Lafadz Arabnya : 


 اللَّهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا 



KETIGA




Shahih Muslim 1290 - Shahih menurut Al-Bani: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Bukair Al Muqaddami telah menceritakan kepada kami Yusuf Al Majisyun telah menceritakan kepadaku bapakku dari Abdurrahman Al A'raj dari Ubaidullah bin Abu Rafi' dari Ali bin Abu Thalib dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; Biasanya apabila Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam shalat, beliau membaca (do'a iftitah) sebagai berikut:


"WAJJAHTU WAJHIYA LILLADZII FATHARAS SAMAAWAATI WAL ARDLA HANIIFAN WAMAA ANAA MINAL MUSYRIKIIN, INNA SHALAATII WA NUSUKII WA MAHYAAYA WA MAMAATII LILLAHI RABBIL 'AALAMIIN LAA SYARIIKA LAHU WA BIDZAALIKA UMIRTU WA ANAA MINAL MUSLIMIIN ALLAHUMMA ANTAL MALIKU LAA ILAAHA ILLAA ANTA, ANTA RABBII WA ANAA 'ABDUKA ZHALAMTU NAFSII WA'TARAFTU BI DZANBII FAGHFIL LII DZUNUUBII JAMII'AN INNAHU LAA YAGHFIRUDZ DZUNUUB ILLAA ANTA WAH DINII LIAHSANAIL AKHLAAQ LAA YAHDII LIAHSANIHAA ILLAA ANTA WASHRIF 'ANNII SAYYI`AHAA LAA YASHRIFU 'ANNII SAYYI`AHAA ILLAA ANTA LABBAIKA WA SA'DAIKA WAL KHAIRU KULLUHU FII YADAIK WASY SYARRU LAISA ILAIKA ANAA BIKA WA ILAIKA TABAARAKTA WA TA'AALAITA ASTAGHFIRUKA WA ATUUBU ILAIKA


(Aku hadapkan wajahku kepada Allah, Maha pencipta langit dan bumi dengan keadaan ikhlas dan tidak mempersekutukanNya. Sesungguhnya shalatku, segala ibadahku, hidupku dan matiku, hanya semata-mata untuk Allah Rabb semesta alam. Tidak ada sekutu bagiNya, dan karena itu aku patuh kepada perintahNya, dan berserah diri kepadaNya. Ya Allah, Engkaulah Maha Penguasa. Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Engkau. Engkaulah Tuhanku dan aku adalah hambaMu. Aku telah menzhalimi diriku dan aku mengakui dosa-dosaku. Karena itu ampunilah dosa-dosaku semuanya. Sesungguhnya tidak ada yang berwenang untuk mengampuni segala dosa melainkan Engkau. Dan tunjukilah kepadaku akhlak yang paling bagus. Sesungguhnya tidak ada yang dapat menunjukkannya melainkan hanya Engkau. Dan jauhkanlah akhlak yang buruk dariku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup menjauhkannya melainkan hanya Engkau. Labbaik wa sa'daik (Aku patuhi segala perintahMu, dan aku tolong agamaMu). Segala kebaikan berada di tanganMu. Sedangkan kejahatan tidak datang daripadaMu. Aku berpegang teguh denganMu dan kepadaMu. Maha Suci Engkau dan Maha Tinggi. Kumohon ampun dariMu dan aku bertobat kepadaMu)."


Lafadz Arabnya :


 وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا وَمَا أَنَا مِنْ الْمُشْرِكِينَ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنْ الْمُسْلِمِينَ اللَّهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي وَأَنَا عَبْدُكَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ 




Semoga bermanfaat.


Armansyah, M.Pd

Kisah pencari matahari

Ada seorang anak muda yang tinggal didasar sebuah lembah. Setiap pagi dan siang ia selalu mendongakkan kepalanya keatas. Dia begitu menyukai matahari. Setelah menahan diri begitu lama, akhirnya ia merasa cukup kuat untuk mendaki keatas puncak gunung. Pagi itu dari dasar lembah tadi, sianak mudapun naik perlahan hingga akhirnya berhasil juga sampai dipuncak. Sayangnya perjalanan dari dasar lembah naik keatas gunung itu memakan waktu seharian. Begitu ia berada diatas dataran yang tertinggi dari gunung itu, hari sudah malam. Matahari yang ia idamkan sejak dari lembah ternyata tidak berhasil ia temui.


Pemuda ini terkulai lemas, ia merasa perjuangannya yang susah payah berakhir sia-sia. Seorang tua yang bijak datang menghampirinya dan bertanya:


"Kenapa kau begitu terlihat rapuh dan lemah, anak muda? "
"Aku sudah lama ingin naik ke atas sini guna bertemu dengan matahari. Aku sudah berjuang untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Tapi begitu aku sudah ada diatas sini, aku tidak menjumpai matahari itu. Aku cuma menemukan kepekatan gelap malam." Tukas sianak muda lirih.


Sambil tersenyum, orang tua bijak itu berkata lagi:


"Anak muda! Kau terlalu sibuk dengan satu tujuanmu saja. Dari dasar lembah itu kau cuma dapat melihat matahari saja diketinggian. Kau mengaguminya dan ingin mendapatkannya lebih dekat. Sekarang kau sudah disini, diatas puncak gunung tertinggi dan kau tidak lagi menemukan sang mentari itu. Sekarang, buka matamu lebar-lebar anak muda. Pandanglah kelangit luas itu.... kau memang gagal mendapatkan matahari, namun fokuslah, kau mendapatkan bintang-bintang yang jumlahnya sangat banyak dan indah. Tidakkah engkau melihat semua itu?" Kata siorang tua tadi sembari menunjuk kebintang-bintang yang bertaburan dilangit".


Anak muda itu tercekat, ternyata ia memang terlalu sibuk dengan mimpi tunggalnya sehingga ketika mimpi itu gagal terwujud, dia merasa kosong, hampa dan sia-sia. Manakala ia sadar, ternyata ia memang diliputi oleh kegelapan malam, ia memang sudah kehilangan sang mataharinya tapi ia sudah mendapatkan lebih dari satu benda langit yang bercahaya. Ia ternyata sekarang justru sedang dikelilingi oleh ratusan bintang gemintang yang indah bergemerlapan. Dia pada hakekatnya telah mendapatkan lebih dari apa yang ia inginkan namun karena kegalauannya untuk sesaat ia tidak mampu melihat semua keindahan tersebut.


ilustrasinya


Semoga cerita ini dapat diambil hikmahnya dalam menjalani serta menyikapi fenomena kehidupan yang dinamis ini.


Salam dari Palembang Darussalam.
24 Maret 2015


Armansyah Azmatkhan, S.Kom, M.Pd


Original posted : Facebook

Saturday, March 21, 2015

Sholat dan Terorisme jiwa: Khutbah saya jum’at 20 Maret 2015

Berikut arsip materi Khutbah saya, Jum'at tanggal 20 Maret 2015

Rekaman Suara : 
https://soundcloud.com/armansyah-abi-daffa/khutbahjumat20032015


 

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ


أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.


قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ،:


لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا


Ma’asyirol muslimin rohimakumullah


Marilah kita bersama-sama tidak henti-hentinya untuk selalu bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala. Karena atas nikmat-Nya yang tak berkesudahan, pada hari ini kita semua masih dapat berkumpul bersama-sama dimasjid Solahuddin al-Ayyubi yang kita cinta ini guna menunaikan salah satu kewajiban kita selakuseorang muslim, menunaikan ibadah sholat Jum’at berjema’ah.


Allah telah menganugerahkan kepada kita banyak sekali nikmat yang niscaya tidak akan pernah dapat untuk kita hitung. Sejak dari kita bangun tidur dipagi hari hingga kita kembali tertidur dimalam harinya. Bahkan indahnya rasa kantuk dimalam hari itu sendiri merupakan salah satu bentuk nikmat yang juga mesti kita syukuri. Rasa syukur yang tidak cuma habis sebatas kata-kata dimulut kita semata tetapi dipraktekkan secara nyata dlm kehidupan sehari-hari.


Oleh sebab itu pula khotib mengingatkan kepada kita semuanya untuk tidak mengobrol, atau sibuk dengan handphonenya apalagi sampai ada yang tertidur sehingga apa yang nantinya disampaikan diatas mimbar ini justru tidak mendapat perhatian sama sekali dan menjadi sia-sialah keberadaannya di majelis jum’at yang penuh berkah Allah ini.


Tidak jemu-jemunya saya mengajak jemaah Jumu’ah sekalian untuk mengingat kondisi saudara-saudara muslim kita di Gaza, Palestina, Afghanistan, Irak dan sejumlah negara lainnya yang sekarang tengah bergejolak dikecamuk oleh peperangan. Banyak dari mereka melakukan sholat Jum’atnya tidak didalam masjid beralaskan permadani disertai angin sepoi-sepoi maupun hembusan pendingin udara tapi mereka melakukannya dibawah reruntuhan masjid yang telah porak poranda ditengah ancaman kematian yang dapat terjadi sewaktu-waktu.


Mari khotib mengajak kepada jemaah sekalian termasuk diri khotib sendiri untuk senantiasa meningkatkan taqwa kepada Allah dan senantiasa bersyukur atas nikmat-nikmatNya. Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta para keluarganya. Keselamatan semoga juga tercurah atas para sahabat dan umat beliau yang terpimpin, dahulu, sekarang dan yang akan datang. Sudah menjadi suatu kewajiban bagi kita sebagai umat Islam, ketika nama Rasulullah disebut maka kita menyambutnya dengan bersholawat atas diri beliau.


Ada banyak bacaan sholawat yang bisa kita ucapkan sebagaimana termaktub dalam kitab-kitab hadist yang muktabar, dua diantaranya yang pendek misalnya adalah صلی اللہ علیہ وسلم   (Salallahu ‘alaihi wassalam) atau  ( اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ )  Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa’ala aali Muhammad. 


Jangan biarkan lidah-lidah kita kelu untuk membaca sholawat terhadap Rasulullah, padahal Islam yang kita imani pada hari ini justru ada berkat perjuangan beliau SAW.


أعوذ بالله من الشيطان الرجيم


إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَآأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا




Innallaha-wamalaa ikatahu yusholli na’alannabi … Yaa ayyuhalladzi na-aamanu shollu ‘alayhi wasallimu taslima. Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bersalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya. (Al-Qur’an surah al-Ahzab ayat 56). 



Semoga kecintaan kita yang besar kepada baginda Rasul, dapat mendatangkan kecintaan yang besar juga dari sisi Allah sehingga kita berhak untuk mendapatkan syafaa’at beliau kelak di Yaumil Mahsyar. Aamin ya Robbal ‘aalamin.


Tema jum’at kita pada hari ini adalah Sholat dan terorisme jiwa.

Jemaah jum’at yang dirahmati oleh Allah.,

Dari berbagai media massa cetak dan elektronik, kita kerapkali dihadirkan berita tentang maraknya aksi terorisme diberbagai tempat. Aksi-aksi tersebut terkadang sampai membuat kita bergidik dan merasa ngeri jika hal yang demikian terjadi pada diri kita dan keluarga kita. Dengan segala cara dan upaya kita akhirnya mengambil langkah-langkah pencegahan agar kelompok radikal yang diberitakan oleh media ini tidak masuk kewilayah kita. Tetapi sayangnya banyak dari kita yang tidak menyadari bila kita ternyata sudah sering menerima tamu bernama radikalisme tersebut. Kita tidak sadar bahwa kita justru sering bertindak sebagai terorisme terhadap diri kita sendiri. Kita kerap menteror jiwa kita dengan kejahatan.


Indonesia adalah negeri yang sering disebut sebagai negara berpenduduk muslim mayoritas didunia ternyata banyak juga terjadi aksi kemungkaran dalam berbagai bentuknya. Dimana-mana kita membaca dan mendengar berita tentang pembegalan, penodongan, perampokan, pemerkosaan, pemakaian narkoba, penyimpangan seksual, pelacuran hingga pembunuhan dan korupsi dalam jumlah angka yang fantastis.


Kita muslim yang mayoritas tetapi dimana-mana kita melihat banyak wanita yang mengaku muslimah berjalan bebas tanpa mengenakan hijabnya. Mereka tidak Cuma menanggalkan kerudung yang harusnya menutupi rambut-rambut mereka selaku mahkota namun lebih parahnya lagi mereka mengumbar aurat yang seharusnya hanya boleh diperlihatkan dihadapan suami mereka.


Dimana-mana ketika awal bulan Romadhon tiba masjid menjadi penuh, sewaktu pelaksanaan sholat ‘Ied atau sholat hari raya dilapangan jumlah jemaahnya juga membludak. Tetapi lihatlah juga setiap hari kita membaca berita tentang kejahatan yang terus terjadi. Media sosial seperti facebook, Instagram, Twitter, Path dan sebagainya penuh dengan foto-foto insan-insan muslim yang berpose dengan tubuh yang nyaris tak berbusana, berpose mesra dengan pasangan yang belum halal menjamah tubuh mereka.


Masjid penuh penjara juga penuh. Kesolehan dipertontonkan dan kemaksiatan juga dibanggakan.


نعوذ بالله من ذلك


Inilah bentuk teror kita terhadap jiwa kita sendiri. Setiap hari kita sholat 5 waktu tapi setiap hari pula kita sering berlaku munafik. Setiap hari kita mengucap syahadat tapi banyak pula dari kita yang berbuat kemusryikan.


أعوذ بالله من الشيطان الرجيم


وَنَفْسٍ وَمَا سَوَّاهَا


فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا


قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّاهَا


وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّاهَا




(Demi jiwa beserta penciptaannya, maka telah diilhamkan kepada jiwa itu jalan untuk menuju kejahatan dan jalan untuk bertakwa; sungguh beruntung siapa yang mensucikan jiwanya, dan sangat merugi siapa yang mengotori jiwanya).




Anta maa taquulu: Mulutmu adalah dirimu!

Dahulu, almarhum guru spiritual saya pernah berkata: Jika engkau ingin melihat sejauh mana mendarah dagingnya dzikrullah itu pada diri seseorang, kejutkanlah ia secara tiba-tiba lalu lihat apa ucapan pertama yang keluar dari mulutnya secara spontan.


Dalam rentang waktu yang panjang, saya sudah bertemu banyak sekali ragam dan sifat manusia. Mulai dari orang-orang yang kerap terlihat sebagai orang yang alim, menjadi pengurus masjid, pakai sorban, gamis panjang waktu dimasjid, tapi pas bertemu diluar waktu ibadah ternyata menggunakan celana pendek yang memperlihatkan auratnya. Ada pula orang yang terlihat terpelajar atau cendikia, bahkan gelar sarjananya sudah mencapai gelar doktor namun akhlaknya bobrok, lisannya selalu mencaci maki orang lain. Lalu ada sekelompok orang yang terlihat biasa-biasa saja hidupnya, ia mencari nafkah buat keluarganya sejak pagi hingga sore hari, jarang terlihat dalam berkumpul-kumpul dikampung maupun masjid, namun ternyata ia lebih sholeh dari orang yang terlihat alim sebelumnya, tak mau ia bercelana pendek keluar dari rumahnya, dan ada pula saya melihat orang yang bahkan gelar sarjananya tak setinggi sang doktor tetapi akhlaknya begitu mulia. Lisannya terjaga dari hal-hal yang keji. Dan seterusnya.




Jasad manusia pada dasarnya ibarat sebuah teko, apa yang ada dalam teko itu maka ialah yang akan keluar ketika teko tersebut dituangkan. Jika memang isi teko itu adalah kopi, maka ketika ia ditumpahkan akan tetap keluar kopi, begitu pula jika ia berisi teh, berisi madu atau terisi kotoran. Teko hanyalah wadag atau cashing yang menutupi isi didalamnya. Sebagai wadah maka teko dapat saja dilapisi oleh emas dan intan berlian tetapi manakala isinya dikeluarkan maka ia taklah dapat mengaburkan isi didalamnya. Baik itu air yang bermanfaat dan menyegarkan atau ia berupa air yang kotor dan bau.



Inilah manusia, gelar sarjananya boleh saja tinggi, bahkan jangankan sebatas seorang yang bergelar doktor, beberapa waktu lalu kita semua malah membaca di media bila ada seorang profesor yang terlibat narkoba dan sex bebas dengan mahasiswanya sendiri. Bukan pula hal yang baru bila kita membaca ada guru mengaji yang melecehkan santrinya bahkan termasuk pula keuskupan yang ada dibawah vatikan juga pernah dihebohkan dengan bentuk pelecehan dan perilaku seks menyimpang oknum-oknumnya. Jadi tidak terlalu kaget bila kemudian ada berita yang memperlihatkan seorang pejabat negara yang mestinya sangat beretika dan santun justru dari mulutnya keluar kata-kata kotor yang tidak mencerminkan akhlakul karimah. Anta maa taquulu, engkau adalah apa yang keluar dari mulutmu. Jaman sekarang ini, banyak manusia memakai topeng. Sehingga banyak insan-insan lugu dapat dengan mudah dikelabuinya.


Terimakasih guruku, engkau telah memberikan pelajaran yang sangat berharga dan terus terbukti kebenarannya meski sudah sekian tahun jasadmu berada diperut bumi, kembali pada Tuhanmu. Semoga amal ibadahmu senantiasa diganjari dengan syurga. Aamiin. (Dedicated to almarhum K.H. Asfanuddin P.)




Mari sahabat semua, kita terus perbaiki diri kita, akhlak kita, lisan kita, dzikir kita. Bayangkan jika semua jabatan kita, semua gelar kesarjanaan kita, semua kekayaan dan status sosial kita lainnya itu cuma sekedar topeng yang menutupi kebobrokan diri kita padahal kita tak lebih baik dari para preman jalanan yang jauh dari ketinggian budi pekerti, pemahaman ilmu dunia dan agama, maupun kesehatan berpikir hingga lingkungan yang mulia. Akan ada waktunya topeng kita terlepas diatas lantai dansa lalu semua orang akan melihat betapa buruknya rupa kita yang sesungguhnya. Na'udzubillahiminzalik.



Semoga kita semua dapat wafat secara husnul khotimah dibawah naungan hidayah dan bimbingan Allah. Aamiin.


Salam dari Palembang Darussalam.
21 Maret 2015.
Armansyah

Demo mahasiswa, Suksesi dan Evaluasi

Presiden, Wakil Presiden, anggota DPR, KPK atau aparat negara lainnya dalam bentuk dan profesi kerja apapun bukanlah lembaga yang di isi oleh orang-orang ma'sum atau bebas dari salah. Mereka juga bukan orang-orang yang tidak tersentuh oleh hukum. Baik hukum negara terlebih lagi hukum agama. Melihat kondisi negeri yang semakin lama semakin bertambah tidak kondusif, baik dari sisi politik, ekonomi hingga keamanan maka evaluasi dari semua pihak terhadap kinerja pemerintahan yangsedang berjalan sekarang patut untuk dilakukan dan mendapat apresiasi.





Kepada pihak-pihak yang berwenang semoga tidak mudah melakukan penghalauan aksi adik-adik mahasiswa dengan cara kekerasan apalagi tindak militer seperti melakukan penembakan di tahun 98 dulu. Mereka adalah anak bangsa yang sedang memperjuangkan nasib mayoritas masyarakat yang terhimpit oleh sulitnya hidup dibawah rezim yang dianggap sudah otoriter. Salah satu dari masyarakat yang mereka perjuangkan itu pastinya adalah salah seorang anggota keluarga anda juga dirumah, di daerah maupun di desa-desa kecil. Justru seharusnya, mahasiswa mendapatkan dukungan moral dan bahkan jika perlu perlindungan dari aksi kekerasan pihak lain yang akan membenturkannya dengan para preman.



Seruan untuk para Ulama dan juga "politikus putih", mari bergandeng tangan dalam memperjuangkan hak-hak rakyat kecil atau kaum mustadha'afin. Evaluasi terhadap pemerintah tidak selamanya harus diartikan sebagai suksesi atau menurunkannya dari kursi jabatan yang mereka duduki saat ini. Ada banyak cara yang dapat dan mungkin kita lakukan dalam kaitan evaluasi tersebut. Suksesi adalah jalan terakhir yang ditempuh apabila pemerintah setelah di evaluasi dengan berbagai cara masih juga bersikap arogan dan zalim.


Jabatan itu amanah yang nanti akan dipertanggung jawabkan. Baik secara moral maupun secara hukum.


Salam dari Palembang Darussalam.


Armansyah


Diposting pertama kali di FB, 17 Maret 2015



Sihir mata dan penangkalnya

Orang bilang logika adalah yang tertinggi dalam mementukan suatu keputusan tetapi sebenarnya cinta dapat mengalahkan logika. Itulah sebabnya disepanjang sejarah, banyak laki-laki hebat dan cerdas malah jatuh dan tunduk dibawah sang cinta. Sang Mahabbah. Ada cinta yang memang terjadi secara alamiah namun ada cinta yang memang terwujud karena perbuatan setan.


Pada umumnya cinta bisa timbul dari mata turun kehati. Disitulah letaknya sihir mata atau pandangan.





Nabi bersabda : "Mintalah perlindungan kepada Allah, karena sesungguhnya 'ain itu benar adanya." (Sumber: Sunan Ibnu Majah 3499)



Bagaimana cara meminta perlindungan Allah dari sihir mata?




Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berlindung dari mata Jin dan manusia, tatkala turun surat Mu'awidzatain (Surah al-Falaq dan surah an-Naas), beliau mengambilnya dan meninggalkan yang lainnya.(Sumber: Sunan Ibnu Majah 3502)



Bagaimana tekniknya?




Beliau menyatukan kedua telapak tangannya, lalu meniupnya dan membacakan: "QULHUWALLAHU AHAD.." dan, "QUL `A'UUDZU BIRABBIL FALAQ..." serta, "QUL `A'UUDZU BIRABBIN NAAS.." Setelah itu, beliau mengusapkan dengan kedua tangannya pada anggota tubuhnya yang terjangkau olehnya. Beliau memulainya dari kepala, wajah dan pada anggota yang dapat dijangkaunya. Hal itu, beliau ulangi sebanyak tiga kali. (Sumber: Shahih Bukhari 4630*)



*Metode ini biasanya kerap dilakukan Rasul menjelang tidur malam.


Semoga bermanfaat.
Armansyah.



Wednesday, March 11, 2015

Fenomena Jaman akhir menurut Rasulullah

Shahih Bukhari 6537: Dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda (tentang tanda-tanda kiamat); "Jaman terasa ringkas, amal shalih berkurang, kebakhilan merajalela, fitnah (maksiat) dinyatakan secara terang-terangan, dan banyak al haraj." Para sahabat bertanya; 'Ya Rasulullah, apa maksud istilah al haraj? ' Nabi menjawab "Pembunuhan-pembunuhan."

Shahih Muslim 5136: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Akan terjadi fitnah-fintah, orang duduk saat itu lebih baik dari orang yang berdiri, orang yang berdiri saat itu lebi baik dari orang yang berjalan dan orang yang berjalan saat itu lebih baik dari orang yang berlari-lari kecil, barangsiapa menceburkan dirinya pada fitnah-fitnah itu, ia akan kalah dan barangsiapa menemukan tempat berlindung saat itu, hendaklah berlindung."



Sunan Tirmidzi 2124: "Di pagi hari seseorang beriman dan di sore hari menjadi kafir, beriman di waktu sore dan di pag hari menjadi kafir." Beliau bersabda: "Di pagi hari seseorang mengharamkan darah, kehormatan dan harta saudaranya tapi di sore hari menghalalkannya, di sore hari mengharamkan darah, kehormatan dan harta saudaranya dan si pagi hari menghalalkannya."



Semoga masing-masing dari kita dapat tetap istiqomah dijalan Allah dan mendapat perlindungan, ampunan dan ridho-Nya. Selamat didunia dan selamat pula diakhirat.

Salam dari bumi Palembang Darussalam.
05 Maret 2015

Armansyah Azmatkhan

1st Posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153057827173444.

Media oh media...

Sayang sekali, pernikahan putri Aa' Gym yang berlangsung Islami dan melalui prosesi yang juga luar biasa --yaitu sang calon suami merupakan orang yang hafidz Qur'an-- tidaklah segegap gempita ketika seorang artis yang jauh dari nilai-nilai Islamnya melangsungkan pernikahan mereka. Mulai dari akad hingga bulan madu di ekspos tiada henti diberbagai tayangan pemberitaan dan entertainment. Bahkan sampai-sampai ada stasiun televisi yang menyiarkan acaranya secara live sepanjang hari. Tetapi mana pemberitaan heboh tentang sebuah pernikahan putri seorang ulama kondang dengan seorang hafidz Qur'an?




Nyaris tidak terdengar ada media sekuler yang memberitakan mereka kecuali hanya sebatas informasi singkat seakan tak berarti sama sekali. Jelas sekali ketidaksenangan dan sentimen tercium disini. Untuk pesta yang bersifat foya-foya, mengumbar harta secara berlebihan, dipenuhi oleh pakaian yang membuka aurat maka media kufar dan sekuler berlomba-lomba menyebarluaskannya. Seakan itu adalah gaya hidup yang jamak dan harus diterima oleh siapapun penduduk negeri ini. Meskipun mereka terdiri dari orang-orang miskin.


Sebaliknya hal yang sama tapi dilakukan secara sederhana dan penuh nuansa agama tidak dianggap penting untuk dipublikasikan ditengah kondisi bangsa yang rapuh dan kurang tuntunan moral ini. Mereka ingin generasi ini bertambah rusak dan hancur sehingga semakin mudah untuk dimurtadkan, semakin mudah untuk dilemahkan sampai akhirnya merekalah yang kelak mengambil alih kekuasaan atas negara yang konon penduduknya mayoritas Islam ini. Mereka lebih suka menyanjung dan memberitakan seorang gubernur kafir yang bahkan dari mulutnya keluar kata-kata kasar maupun sikap-sikap tidak berpendidikan sebagai seorang superhero yang terzalimi. Na'udzubillah, itulah makar mereka.


Saatnya untuk berpikir dan bertindak semakin cerdas ya ayyuhal muslimun.


Salam dari Palembang Darussalam.
10 Maret 2015, Armansyah Azmatkhan.


1st Posted : https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153070557653444



Friday, March 6, 2015

Ahok versus Anggota Dewan (Refleksi diri)

Saya percaya banyak dari kita menyesalkan kejadian yang sekarang ini terjadi di ibu kota kita tercinta, Jakata. Khususnya terkait keributan antara pihak eksekutif dan legislatif. Lebih tegasnya Gubernur vs Anggota DPRD yang merupakan wakil rakyat. Tapi kejadian ini sendiri pada hakekatnya merupakan buntut panjang atas terpilihnya pasangan Jokowi-Ahok ketika pilkada lalu menjadi gubernur dan wakil gubernur.


Kala itu, banyak pihak terutama para ulama sudah memberikan wanti-wanti kepada rakyat untuk tidak memilih mereka. Memang pertimbangan ulama lebih kepada syari'at Islam yang secara tegas mengatur tentang haramnya bagi muslim memilih pemimpin dari kalangan non muslim. Sayangnya banyak masyarakat terpesona oleh pencitraan yang ditampilkan oleh duet maut tersebut kala itu. Sehingga nash agama yang harusnya menjadi tuntunan dalam kehidupan berbalik menjadi tontonan dan cibiran. Orang mengolok-olok aturan agama itu sebagai aturan yang kaku, berlebihan, kuno, diskriminasi dan sebagainya dan seterusnya. Padahal aturan tersebut turun dari Allah Azza Wajalla yang oleh orang beriman wajib untuk bersikap Sami'na wa-atho'na (kami dengar dan kami taat).


Saat hukum Allah dijadikan permainan, olokan dan juga hinaan maka tunggulah waktunya adzab dari sisi-Nya akan datang kepada mereka. Tentu adzab itu datangnya tidak harus selalu dalam bentuk tsunami, hujan meteor, gempa bumi dan lain sebagainya sebagaimana kebanyakan yang terjadi pada umat-umat terdahulu tatkala mereka menentang para Rasul Allah. Adzab yang muncul dapat saja berupa timbulnya aturan-aturan maupun kebijakan yang mempersempit ruang lingkup ibadah umat Islam, aturan perekonomian yang mencekik leher masyarakat melalui pembebanan kenaikan tarif ini dan itu yang menjadi kebutuhan primer hingga operasional kehidupan sehari-hari, misalnya penggusuran, larangan melintasi jalan-jalan tertentu bagi kendaraan roda dua, turunnya kualitas akhlak, menjamurnya kejahatan akibat hukum yang tidak tegas ditegakkan dan sebagainya.


Intinya, masyarakat akan merasa hidupnya sangat terjepit dan semakin terjepit dari hari ke hari. Rakyat mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, kepalanya mulai dihantui dengan kewajiban untuk membayar berbagai iuran diakhir bulan yang terus menggelembung dan bak menjadi hantu menakutkan.


Akhirnya yang memilih maupun yang menolaknya dulu akan sama-sama kena imbas semua. Itulah sunnatullah yang sudah diceritakan oleh al-Qur'an jauh hari.


Kembali pada konflik antara eksekutif dan legislatif di Jakarta, sulit untuk mencari pihak yang betul-betul ada pada posisi benar dari sudut hukum negara. Semuanya seakan mencari pembenaran dirinya masing-masing. Perlu penegakan hukum yang adil dan tidak tebang pilih dalam kasus ini. Baik itu terhadap sang gubernur maupun kepada anggota DPRD yang memang terbukti bersalah.


Ucapan anjing kepada Ahok oleh salah seorang oknum anggota dewan, ditinjau dari sudut kacamata akhlak dan agama, jelas tidak dapat dibenarkan. Islam tidak pernah mengajarkan umatnya untuk melakukannya. Begitupula jawaban balik dari Ahok bahwa daging anjing itu enak. Boleh jadi dari sudut kacamata Islam mungkin kita dapat menerimanya mengingat ahok adalah pemimpin kafir yang tidak mengimani ajaran Islam sehingga boleh jadi pergaulannya tidak didasari oleh petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Tetapi dari sudut etika dan moralitas umum, jelas ucapan demikian sangat tidak mendidik dan berkesan sebagai ucapan preman yang tidak mestinya keluar dari lisan seorang pejabat tinggi negara.


Marilah kita, khususnya bagi semua umat Islam, entah mereka yang duduk dikursi legislatif, eksekutif, yudikatif maupun sebagai rakyat biasa seperti saya, kita sama-sama mengedepankan akhlakuk karimah dalam menjalani proses hidup ini. Tunduk dan taatlah kepada aturan main agama bila itu sudah secara jelas disampaikan. Setiap tindakan kita, ucapan kita tentu akan dicatat oleh para malaikat dan kelak menjadi saksi bagi kita di hari akhir. Jangan sampai ketika berbangkit, kita justru menerima catatan amalan dari sisi sebelah kiri. Sebab artinya kita termasuk golongan orang celaka. Na'udzubillah.




Astagfirullaahal 'azhiim Alladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum
wa atuubu ilaihi


Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah.
Allahumma antassalam, waminkas salam, tabarokta yaa zaljalalli wal ikromm


Allahumma anta robbi Laa ilaaha allaa anta kholaqtani
Wa anaa 'abduka wa anaa 'alaa 'ahdika wa wa'dika mas tatho'tu
A'uudzubika min syarrimaa shona'tu Abuu ulaka bini'matika 'alayya
Wa abuu u bidzambii fagfirlii
Fa innahu laa yagfirudz dzunuuba illa anta.


Ya Allah, Engkau Tuhanku, tiada Tuhan melainkan Engkau. Engkau zat yang
telah menciptakan aku, dan aku adalah hambaMu. Akupun dalam ketentuan
serta janjiMu semampu yang kami lakukan. Aku mohon perlindungan
kepadaMu dari kejahatan apa saja yang aku lakukan. Aku mengakui dengan
kenikmatan yang telah Engkau karuniakan kepadaku,dan juga aku mengakui
dosa-dosa yang aku kerjakan. Maka dari itu berikanlah pengampunan
kepadaku, karena sesungguhnya tidak ada yang sanggup memberikan
pengampunan selain dari Engkau sendiri.



Mohon maaf lahir batin.
Salam dari bumi Palembang Darussalam.
Jumu'ah, 06 Maret 2015


Armansyah Azmatkhan.

Thursday, March 5, 2015

Fenomena Banci dan Hukumnya dalam Islam

Oleh. Armansyah


Netizen pada awal Maret 2015 dikejutkan dengan munculnya sebuah foto dari salah satu buku Agama untuk anak sekolah yang memuat tentang hukum banci dalam sholat.


buku_ttg_banci


Buku ini menuai kontroversi dan seperti biasa ada pihak yang membelanya dan banyak pula yang mengecamnya. Tak urung Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Ketua MUI bidang pendidikan, Anwar Abbas ikut bersuara seperti yang dimuat oleh Republika Online berikut:


fatwa_mui


 Lalu seperti apa sebenarnya tentang hukum banci ini sendiri menurut ajaran Islam?


Islam menyebut banci dengan istilah khuntsa artinya orang yang mempunyai dua alat kelamin, satu kelamin laki-laki dan satu kelamin perempuan. Istilah ini asalnya dari lafadz al-khantsu, yang menurut bahasa artinya lemah atau pecah.  


Sesuai dengan kondisi jaman yang berlaku pada masa itu, tidak ada teknik kedokteran untuk melakukan operasi terhadap salah satu dari keduanya sebagaimana yang terdapat dalam jaman kita sekarang ini maka terkait orang yang berkelamin ganda ini ada hukum yang mengaturnya.




Sunan Darimi 2842: Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Isra`il dari Abdul A'la bahwa ia mendengar Muhammad bin Ali menceritakan dari Ali tentang seorang laki-laki yang memiliki alat kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan, sebagai apa statusnya ia mewarisi (laki-laki atau perempuan)? Ia menjawab; Dilihat dari alat kelaminnya yang mengeluarkan kencing (dari situlah ditetapkan statusnya).


Sunan Darimi 2842: Telah mengabarkan kepada kami Ubaidullah bin Musa dari Isra`il dari Abdul A'la bahwa ia mendengar Muhammad bin Ali menceritakan dari Ali tentang seorang laki-laki yang memiliki alat kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan, sebagai apa statusnya ia mewarisi (laki-laki atau perempuan)? Ia menjawab; Dilihat dari alat kelaminnya yang mengeluarkan kencing (dari situlah ditetapkan statusnya).



Jadi disini dilihat berdasar fungsi genitalnya yang dapat melakukan tugas sistem tubuh kemanusiaannya, oleh sebab itu manusia ini disebut dengan istilah Khuntsa Ghoiru Musykil, yaitu mereka yang berjenis kelamin ganda dan dapat dilihat kecenderungan fungsi genitalnya.


Hukum ini dapat menjadi landasan dalam proses operasi dijaman kita modern terhadap orang-orang yang berkelamin ganda. Jadi proses operasi kedokteran pada genitalnya bukan didasarkan pada pilihan orang itu terhadap kesukaannya untuk menjadi lelaki atau perempuan tapi berdasar fungsi genital.


Selain banci dalam kategori Khuntsa Ghoiru Musykil diatas, ada juga Khuntsa Musykil yaitu orang yang tidak ada kecenderungan maupun dominasi fungsi genitalnya. 




Sunan Darimi 2844: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami Abu Hani` ia berkata; Amir pernah ditanya tentang warisan seorang anak yang melahirkan tanpa alat kelamin laki-laki dan alat kelamin perempuan, sementara dari pusarnya keluar sesuatu seperti air kencing dan kotoran. Maka ia menjawab; (Bagian warisannya adalah) setengah dari bagian laki-laki dan setengah dari bagian perempuan.



Lalu bagaimana hukum sholat untuk orang yang demikian --jika seandainya tidak di operasi?




Shahih Bukhari 654: Abu Abdullah berkata; Muhammad bin Yusuf berkata kepada kami, telah menceritakan kepada kami Al Auza'i telah menceritakan kepada kami Az Zuhri dari Humaid bin 'Abdurrahman dari 'Ubaidullah bin 'Adi bin Khiyar, bahwa dia masuk menemui 'Utsman bin 'Affan saat ia terkepung seraya berkata, "Engkau adalah pemimpin Kaum Muslimin namun tuan tengah mengalami kejadian seperti yang kita saksikan. Sedangkan shalat akan dipimpin oleh imam yang terkena fitnah dan kami jadi khawatir terkena dosa." Maka 'Utsman bin 'Affan pun berkata, "Shalat adalah amal terbaik yang dilakukan manusia. Oleh karena itu apabila orang-orang melakukan kebaikan (dengan mendirikan shalat), maka berbuat baiklah (shalat) bersama mereka. Dan jika mereka berbuat keburukan (kesalahan), maka jauhilah keburukan mereka." Az Zubaidi berkata, Az Zuhri berkata, "Kami tidak membenarkan shalat bermakmum di belakang seorang banci kecuali dalam keadaan sangat terpaksa."



Kiranya beranjak dari nash agama diatas sudah lebih dari jelas bagaimana hukumnya tentang seorang yang memiliki dua kelamin, baik dalam hal waris maupun dalam hal hukum sholat.


Tapi sekarang hukum banci dalam nash diatas yaitu orang berkelamin ganda dijaman Rasul yang dikenal sebagai Khuntsa apakah sama seperti banci yang ada dan jamak dijaman kita sekarang?


Jika kita lihat faktanya, banci yang hidup pada masa kita sekarang ini justru umumnya lebih mengarah pada penyerupaan alias "mukhonnis" (laki-laki yang berlagak perempuan baik dengan ucapan, perilaku maupun pakaian) sehingga ia disifati takhonnus (berperilaku perempuan). 


ilustrasi_banci1


Tentu hukumnya beda dengan khuntsa pada nash agama diatas, sebab banci kita sekarang ini lebih kepada Taghyiru kholqillah (merubah kodrat), sesuatu yang hukumnya haram dan dibenci oleh Allah dan Rasul-Nya.


Berikut nash yang dapat digunakan untuk menyikapi banci-banci yang berkeliaran dijaman kita hari ini.




مسند أحمد ٢٠١٦: حَدَّثَنِي يَزِيدُ أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ يَحْيَى عَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَعَنَ الْمُخَنَّثِينَ مِنْ الرِّجَالِ وَالْمُتَرَجِّلَاتِ مِنْ النِّسَاءِ وَقَالَ أَخْرِجُوهُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ فَأَخْرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فُلَانًا وَأَخْرَجَ عُمَرُ فُلَانًا


Musnad Ahmad 2016: Telah menceritakan kepada kami Yazid telah mengabarkan kepada kami Hisyam dari Yahya dari Ikrimah dari Ibnu 'Abbas; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melaknat laki-laki yang meniru wanita (banci) dan wanita yang meniru laki-laki, beliau bersabda: "Keluarkanlah mereka dari rumah-rumah kalian." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengeluarkan fulan, dan Umar juga mengeluarkan fulan.


Sunan Abu Daud 3583: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Ubaid berkata, telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Tsaur dari Ma'mar dari Az Zuhri dan Hisyam bin Urwah dari Urwah dari 'Aisyah radliallahu 'anha, ia berkata, "Seorang laki-laki (banci) masuk menemui isteri-isteri Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan para sahabat menganggapnya sebagai Ghairu Ulil Irbah (orang-orang yang tidak punya nafsu kepada wanita). Suatu ketika Nabi shallallahu 'alaihi wasallam masuk menemui kami sementara laki-laki banci itu bersama isteri-isteri beliau seraya mensifati wanita dengan berkata; 'Wanita itu jika menghadap ke depan maka ia menghadap dengan empat (lipatan), dan jika menghadap ke belakang maka ia menghadap dengan delapan (lipatan) '. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah, aku melihat orang ini (banci) mengetahui apa yang ada pada wanita, maka jangan sekali-kali ia masuk menemui kalian." Mereka pun akhirnya memakai hijab."


Hadis dengan redaksi sama juga diriwayatkan dari Ibnu Syihab dari Urwah dari 'Aisyah dengan hadits dengan tambahan, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengeluarkan laki-laki (banci) itu ke padang pasir, dan datang setiap hari jum'at untuk mencari makan." Telah menceritakan kepada kami Mahmud bin Khalid berkata, telah menceritakan kepada kami Umar dari Al Auza'i -dalam kisah ini-, dikatakan, "Wahai Rasulullah, bagaimana jika laki-laki (banci itu) mati kelaparan?" beliau lalu memberinya izin untuk masuk dua kali setiap hari jum'at untuk minta makan, kemudian kembali lagi."Ket; lipatan maksudnya, wanita yang gemuk jika dilihat dari arah perut maka akan terlihat dua lipatan -setiap lipatan ada dua sisi- yang ada diperutnya, sementara jika dilihat dari arah punggung maka akan terlihat empat lipatan yang memiliki delapan sisi. Dan ini hanya terjadi pada wanita yang gemuk. 



Ada juga kasus lain :




Sunan Abu Daud 4280: Telah menceritakan kepada kami Harun bin Abdullah dan Muhammad Ibnul 'Ala bahwa Abu Usamah mengabarkan kepada mereka, dari Mufadhdhal bin Yunus dari Al Auza'i dari Abu Yasar Al Qurasyi dari Abu Hasyim dari Abu Hurairah berkata, "Pernah didatangkan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam seorang banci yang mewarnai kuku tangan dan kakinya dengan inai. Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pun bertanya: "Ada apa dengan orang ini?" para sahabat menjawab, "Wahai Rasulullah, orang ini menyerupai wanita." Beliau kemudian memerintahkan agar orang tersebut dihukum, maka orang itu diasingkan ke suatu tempat yang bernama Naqi'. Para sahabat bertanya, "Wahai Rasulullah, tidakkah kita membunuhnya saja?" beliau menjawab: "Aku dilarang untuk membunuh orang yang shalat." Abu Usamah berkata, "Naqi' adalah sebuah tempat di pinggiran Kota Madinah, dan bukan Baqi'."



Dari nash-nash ini jelas pula bagi kita bahwa banci dalam artian orang berkelamin ganda berbeda dengan banci dalam artian orang yang menyerupai lawan jenisnya, laki-laki menyerupai perempuan dan perempuan menyerupai laki-laki.


Bahkan Nabi secara lantang dan tegas mengatakan:




Shahih Bukhari 5435: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Ghundar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dari Qatadah dari Ikrimah dari Ibnu Abbas radliallahu 'anhuma dia berkata; "Allah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang meyerupai laki-laki." 


Sunan Ibnu Majah 1893: Telah menceritakan kepada kami Ya'qub bin Humaid bin Kasib telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Abu Hazim dari Suhail dari Bapaknya dari Abu Hurairah berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam melaknat wanita yang menyerupai kaum laki-laki, dan laki-laki yang menyerupai kaum wanita."


Musnad Ahmad 15075: Telah menceritakan kepada kami Hasan telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi'ah telah menceritakan kepada kami Zabban dari Sahl dari Bapaknya dari Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam, "Umat Islam akan tetap berada di atas syariat selama tidak muncul tiga hal di kalangan mereka: Selama ilmu belum dicabut, banyak dijumpai pada mereka anak-anak orang banci, dan muncul shoqqorun. Ada yang bertanya 'Apa maksud shoqqorun atau shoqlawun itu Wahai Rasulullah?. Beliau menjawab, manusia yang hidup di akhir zaman sedang kata sapaan di antara mereka saling melaknat".



Semoga tulisan ini dapat memperjelas dan memberikan perbedaan dari sudut hukum syari'at Islam terkait banci. Jangan sampai masyarakat dikelabuhi dengan nash-nash pembenaran padahal ia tidak dimaksudkan untuk hal tersebut.


Maraknya banci dalam pengertian mukhonnis yaitu penyerupaan saja pada masa kita sekarang bukan sesuatu yang dapat diterima. Apalagi jarang kita temukan banci semacam ini yang dekat kepada Allah dan melakukan ibadah fardhu secara intens. Banci-banci dijaman sekarang lebih banyak pada orang-orang yang lebih memperturutkan nafsu birahi kebinatangannya saja ketimbang senang berdandan ala wanita. Hal itu adalah gejala awal untuk terjadinya penghalalan hubungan sesama jenis dalam artian seksual. Lelaki kawin dengan sesama lelaki dan perempuan kawin dengan sesama perempuan. Itulah penyakit yang pernah ada pada kaum Luth dan hukumnya jika mengacu pada syari'at maka ia harus dibunuh.




Sunan Abu Daud 3869: Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Muhammad bin Ali An Nufaili berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari Amru bin Abu Amru dari Ikrimah dari Ibnu Abbas ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang kalian dapati sedang melakukan perbuatan kaum Luth, maka bunuhlah; pelaku dan objeknya." 


Musnad Ahmad 2677: Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman dari Zuhair dari 'Amru yakni Ibnu Abu 'Amru, dari Ikrimah dari Ibnu Abbas; bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Allah melaknat orang yang menyembelih bukan karena Allah, Allah melaknat orang yang mengubah batas-batas tanah, Allah melaknat orang yang menyesatkan orang buta dari jalanan, Allah melaknat orang yang mencela orang tuanya, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth, Dan Allah melaknat orang yang melakukan perbuatan kaum Luth.


Sunan Abu Daud 3870: Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim bin Rahawaih berkata, telah menceritakan kepada kami Abdurrazaq berkata, telah mengabarkan kepada kami Ibnu Juraij berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Khutsaim ia berkata, "Aku mendengar Sa'id bin Jubair dan Mujahid menceritakan dari Ibnu Abbas tentang seorang gadis yang melakukan perbuatan kaum Luth, ia berkata, "Hukumannya adalah rajam." 


Musnad Ahmad 2596: Telah menceritakan kepada kami Abu Salamah Al Khuza'i berkata; telah mengabarkan kepada kami Abdul Aziz bin Muhammad dari 'Amru bin Abu 'Amru dari Ikrimah dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa yang kalian dapati melakukan perbuatan kaum Luth (homosex/lesbi), maka bunuhlah pelaku dan yang diperlakukannya."


Sunan Ibnu Majah 2552: Telah menceritakan kepada kami Yunus bin Abdul 'A'la, telah mengabarkan kepadaku Abdullah bin Nafi', telah mengabarkan kepadaku Ashim bin Umar dari Suhail dari Ayahnya dari Abu Hurairah, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam tentang orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: 'Kalian harus merajamnya, baik sosok yang posisinya di atas atau di bawah secara bersamaan."


Musnad Ahmad 14561: Masih melalui jalur periwayatan yang sama seperti hadits sebelumnya; Jabir bin Abdillah Radliyallahu'anhu berkata saya telah mendengar Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: " Yang paling saya takutkan dari umatku adalah perbuatan kaumnya Luth."


Shahih Bukhari 3125: Telah bercerita kepada kami Mahmud telah bercerita kepada kami Abu Ahmad telah bercerita kepada kami Sufyan dari Abu Ishaq dari Al Aswad dari 'Abdullah radliallahu 'anhu berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memaca ayat fahal min muddakir" ("apakah ada yang mengambil pelajaran) " (QS. Alqomar; 15).



Semoga tulisan ini bermanfaat.


Salam dari bumi Palembang Darussalam.
Mgs. Armansyah Sutan Sampono Azmatkhan, S.Kom, M.Pd


Kamis, 05 Pebruari 2015

Wednesday, March 4, 2015

Isyu Mole-People yang menggegerkan (Tanggapan)

Oleh : Armansyah


Adanya pemberitaan beberapa waktu terakhir terkait "ribuan makhluk seram hidup dalam tanah naik ke atas bumi" yang dilansir oleh salah satu media pada dasarnya hanya sebuah sensasi saja. Saya berusaha menemukan berita asli yang menjadi sumber pemberitaan tersebut namun tidak saya temukan di internet. Adapun beberapa tanggapan terkait makhluk yang disebut sebagai "mole-people" ini hanya sebatas alamat blog yang validasinya meragukan.




Cerita tentang mole-people sendiri menurut wikipedia bersumber dari urban-legends yang belum terbukti sampai hari ini.


mole_people_wiki


Masih terkait dengan hal itu, dalam pengembaraan didunia maya, saya juga menemukan sebuah film tua hitam-putih dengan judul "The Mole People (1956)". Tapi film itu sendiri adalah bergenre fiksi bukan based on fact ataupun bersumber pada literatur sejarah tertentu.


film_molepeople


Pada Januari 1993 terbit buku Jennifer Toth dengan judul "The Mole People: Life in the Tunnels Beneath New York City". Tapi ya sama seperti film diatas, fiksi.


buku__molep


Berita yang kemudian dijadikan heboh di Indonesia melalui judul "ribuan makhluk seram hidup dalam tanah naik ke atas bumi" menulis bahwa "sebuah penemuan mengejutkan terjadi di Amerika Serikat. Satu kaum primitif yang di panggil Mole People hidup 20 mil di bawah tanah. Dengan menggunakan terowongan rahasia, mereka memasuki USA..... dst.


sumber_berita_tribun




Sekali lagi, saya tidak menemukan sumber aslinya. Logika bodohnya tidak mungkin sebuah berita yang memang heboh seperti ini hanya dimuat oleh media lokal nasional saja. Terlebih jika benar itu terjadi di Amerika, tentu banyak media sana yang akan ikut memberitakannya, tak kurang twit maupun status-status di facebookpun akan ramai




Satu-satunya berita sejenis yang dapat saya temukan adalah bersumber dari website weeklyworldnews[dot]com. Disana di tuliskan "The U.S. military has found a race of Mole People, and may be planning to exploit them! Weekly World News has uncovered the shocking discovery of a race of underground Mole People living 20 miles beneath the Earth, using secret tunnels to enter the United States. This discovery was made not by archaeologists, but by military scientists tunneling deep inside the Earth – and an insider has leaked exclusive photos and information about these “cave people”."


weeklyworld_molep



Tapi tunggu dulu... situs weeklyworldnews adalah sebuah website yang sering memberitakan hal-hal bersifat hoax atau tipuan. Masih ingat dulu ketika ada pemberitaan tentang rencana ditutupnya Facebook oleh Mark Zuckerberg pada bulan Mei 2013? Nah, berita bohong tersebut juga berasal dari website ini! Begitupula heboh bumi akan ditabrak oleh planet Nibiru pada Desember 2013. Pun berasal dari website tersebut.


weekly_fbberakhir


Mengaitkannya dengan Ya'yuj Ma'juj seperti yang dilansir oleh sejumlah blog muslim, pada hakekatnya fine-fine saja, lah yang namanya opini dan tafsir orang per-orang khan tak ada yang dapat menghalangi. Tetapi toh pada akhirnya eksistensi dari mole-people ini sampai hari ini belum ada bukti yang otentik. Berbeda jika ingin disandingkan dengan teori piring terbang atau aliens yang banyak terdokumentasikan diseluruh dunia.


Jadi, hemat saya masyarakat tidak perlu terlalu heboh atau terprovokasi oleh berita tersebut. Entah apa maksud dari dimuatnya berita ini, saya hanya dapat berkata Wallahua'lam.


Salam dari Palembang Darussalam.
04 Maret 2015


Armansyah Azmatkhan.


Link Film "The Mole People (1956)":
http://4vid.net/the-mole-people-1956-movie-trailer.html


Link Wikipedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/Mole_people


Link WeeklyWorldNews:
Mole People :
http://weeklyworldnews.com/…/3…/mole-people-being-exploited/


Nibiru:
http://weeklyworldnews.com/…/earth-to-collide-with-nibiru-…/


Facebook akan berakhir:
http://weeklyworldnews.com/…/2…/facebook-will-end-on-ma-15th


Link buku Jennifer Toth dengan judul "The Mole People: Life in the Tunnels Beneath New York City":
http://www.amazon.com/The-Mole-People-Tunnels-…/…/155652241X


Link berita Geger! Ribuan Makhluk Seram Hidup Dalam Tanah, Naik ke Atas Bumi :
http://manado.tribunnews.com/…/geger-ribuan-makhluk-seram-h…

Tuesday, March 3, 2015

Asal Usul Nasab Azmatkhan (Reshared)

Ditulis oleh : Iwan Mahmud Al-Fattah
Sumber asli : https://www.facebook.com/notes/1010554665640683/


Assalamu AlaikumWarahmatullahi Wabarakatuh.........


Bismillahirrahmanirrahim.......


Alhamdulillah...Segala puja dan puji marilah senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT yang mana hingga detik ini kita masih diberikan oleh-Nya berbagai macam nikmat, baik itu nikmat Iman, nikmat Islam dan juga nikmat sehat wal afiat sehingga pada saat ini kita masih mampu beraktifitas didalam kehidupan sehari-hari. Semoga dengan adanya nikmat-nikmat ini akan selalu membuat kehidupan kita menjadi berkah, amin... Sholawat dan salam marilah senantiasa kita curahkan kepada junjungan kita, Kecintaan kita, Manusia Yang Agung, Penutup Para Nabi & Rasul, Sayyidina Muhammad Rasulullah SAW beserta para keluarganya, para Sahabatnya dan para pengikutnya yang setia hingga akhir zaman, dan semoga kita semua akan senantiasa mendapatkan syafaat dari beliau dihari kiamat nanti. Amin Ya Robbal Alamin......


Saudara-saudariku yang berbahagia yang berada dalam ruang lingkup dunia maya..


Ada yang bertanya kepada kami, kenapa akhir-akhir ini banyak orang Indonesia dan  beberapa orang di wilayah Asia Tenggara lain, khususnya yang berkecimpung dalam dunia sejarah ataupun dunia Nasab (ilmu yang mempelajari garis keturunan) di Nusantara, dibelakang nama mereka tiba-tiba ditambahi nama yang cukup “asing” dalam khazanah bangsa Indonesia dan daerah Asia Tenggara lain. Padahal setahu mereka dahulunya orang yang memakai gelar dan nama asing tersebut bukanlah siapa-siapa dan bukan juga berasal dari negara yang identik dengan nama tersebut. Yang mereka ketahui bahwa orang-orang tersebut adalah asli orang Indonesia dan tidak ada sangkut pautnya dengan nama terbaru yang mereka sandang tersebut.


Fenomena pemakaian nama yang dirasa “aneh” ini sendiri mulai populer dalam 10 tahun ini. Nama yang selalu menjadi pembicaraan hangat tersebut adalah AZMATKHAN. Ketika nama ini muncul di tahun 2003, pada perkembangannya telah menimbulkan polemik yang cukup berkepanjangan, bahkan polemik itu sampai kepada tahap saling menjatuhkan antara satu fihak dengan fihak lain. Masing-masing fihak berpegang pada pendapatnya. Polemik itu sendiri bila kami amati sering terjadi di beberapa grup yang membahas perkembangan keturunan Rasulullah SAW yang ada di Nusantara. Sampai sekarang bila kami cermati polemik itu belum berhenti, bahkan pada perkembangannya kesini, kami melihat justru semakin memperihatinkan, dikarenakan adanya beberapa fihak yang ketika membahas tentang Azmatkhan selalu berfikiran sempit dan subyektif, yang ironis banyak juga dari mereka yang ketika membahas tentang hal  in tidak disertai kajian dan referensi yang bisa dipertanggungjawabkan, baik secara ilmiah ataupun sanad.


 Nama Azmatkhan sendiri memang sangat terasa aneh bagi lidah atau sejarah  bangsa ini. Namun kalau kita menyebut nama Walisongo dan beberapa Kesultanan Islam Nusantara seperti Kesultanan Demak, Banten, Cirebon, Palembang, tentu kita akan mengenal, padahal antara nama Azmatkhan dan Walisongo serta Kesultanan-kesultanan yang kami sebut diatas ini sangat berhubungan erat, karena ternyata Azmatkhan adalah leluhur dari Walisongo dan juga beberapa KesultananTersebut. Lagipula sebenarnya kalau  kita mau rajin mencari tentang tulisan  sejarah Azmatkhan, nama-nama tersebut sudah pernah muncul pada beberapa tulisan yang dibuat oleh beberapa Sejarawan Islam Nusantara dan juga beberapa Ahli Nasab yang konsen akan perkembangan Nasab di Nusantara ini, hanya saja mungkin tidak banyak orang yang menyadari atau mengetahui akan hal ini, kebanyakan lebih banyak “menikmati” sejarah Walisongo. Tulisan-tulisan itu bahkan sudah lebih dulu ada sebelum polemik tentang Azmatkhan muncul  dalam beberapa tahun ini.


Lantas bagaimana bisa timbul kembali nama tersebut dalam beberapa tahun ini? Padahal jelas-jelas nama tersebut, nyaris kurang terdengar gaungnya dalam sejarah Islam Nusantara. Apakah tidak terasa aneh dan berlebihan  jika orang Jawa, Sunda, Sulawesi, Kalimantan tiba-tiba dibelakang nama mereka tertera gelar Azmatkhan? Apakah tidak menjadi ejekan ketika mereka disamakandengan bintang-bintang film India? Oleh karena itu demi untuk mengetahui apa itu Azmatkhan, dibawah ini kami akan uraikan tentang sejarah nama tersebut.


 

Sunday, March 1, 2015

Fenomena Ustadz Maulana

Jika guru itu di gugu dan di tiru, maka logikanya terlebih lagi itu seorang ustadz. Adanya kehebohan netizen terhadap tersebarnya foto aksi ustadz Maulana di Masjid Agung Khaerah Ummah Kolaka yang seperti tengah beraktobatik di tangga mimbar, sempat membuat saya pribadi terhenyak. Ada apa ini? Apa yang sebenarnya sedang terjadi?


Foto-Ustadz-Maulana-di-atas-mimbar-640x411



Bagaimanapun situasinya dan apapun materi dakwah yang disampaikan hendaknya dilakukan dengan mengindahkan adab dan kesantunan. Sehingga dalam kaidah agama dikenal istilah Al-adab fauqol ilm, adab itu berada di atas ilmu.




Mimbar dari sebuah masjid adalah simbol kehormatan dari para ulama, karena dari sanalah para ulama pada umumnya menyampaikan ilmu-ilmu dan nasehatnya kepada jema'ah. Aksi-aksi yang tidak patut dan berkesan tidak mendidik serta merendahkan derajat orang lain pada hakekatnya bukanlah ciri dari keulamaan seorang ustadz yang harusnya tampil menyejukkan dan penuh dengan ilmu serta etika.


Saya menyesalkan kejadian tersebut dan berharap dapat segera mendapatkan konfirmasi dari yang bersangkutan atas aksi yang menimbulkan fitnah dikalangan umat tersebut.


Sudah saatnya masyarakat serta insan pertelevisian jeli dalam mengundang dan menampilkan ustadz ketengah publik. Ustadz --dalam defenisi yang diterima oleh masyarakat kita-- merupakan bagian dari ulama. Dan ulama sendiri adalah pewaris dari para Nabi. Jadi, seorang ustadz harusnya terlebih dahulu meniru sikap dan akhlak dari Nabi, bukan malah merusak kemuliaannya.


Salam dari Palembang Darussalam.
01 Maret 2015


Armansyah Azmatkhan.
Diposting pertama kali di Facebook, 01 Maret 2015