Wednesday, June 17, 2015

Islam Nusantara (sebuah tanggapan)

Islam adalah Islam. Penganut ajarannya disebut Muslim. Ini akan selamanya seperti itu. Dimanapun, dinegara, daerah, desa atau tempat apapun. Tidak ada Islam nusantara, Islam arab, Islam Hongkong dan seterusnya. Memangnya Islam itu adalah langgam pake ada langgam nusantara? :-)


Dulu kita pernah mengalami sejarah yang panjang terkait perang sekterianisme madzhab satu sama lain saling merasa benar dan permusuhan menjalar dimana-mana. Islam selalu dikotak-kotakkan secara parsial oleh orang per orang. Ya sudahlah, sekarang jangan ditambah lagi dengan istilah Islam ini dan Islam itu. Hanya akan semakin membuatnya berkesan inklusif dan jauh dari nilai-nilai universalisme.


Islam ajaran fitrah, dan sebagai ajaran fitrah ia selalu punya dua sisi yang sesuai dengan humanisme dilapangan. Ada sisi-sisi keras dan tegas namun ada pula sisi-sisi yang penuh toleran. Inilah dua wajah insaniah dan universalitas itu. Keduanya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Adapun terkait fiqh, madzhab, ormas atau partai itu cuma media saja untuk pengamalan Islam itu sendiri. Tak perlu ada penyaklekkan dan pemaksaan kehendak. Kembalilah pada al-Qur'an. Mari gali terus firman-firmanNya, pelajari apa sunnah Nabi-Nya terkait praktek amaliyah al-Qur'an itu sendiri, karena istri beliau sendiri menyatakan bahwa Rasulullah itu kana khuluqul qur'an.


Mana yang memang harus disikapi secara tegas dan keras serta mana saja hal-hal yang masih dapat diterima serta dimaklumi bahkan dicari-cari prasangka baiknya. Akhirnya, semua orang yang beriman itu bersaudara, entah dia mengikuti kajian Salafiyah, HTI, Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, Jama'ah Tabligh dan sebagainya. Penyimpangan furui'yah yang dianggap menyelisihi suatu pandangan tertentu selama tidak terkait qowaidul ushuliyah yang pasti hukumnya menyelisihi kitabullah, maka cukup hormati namun tidak mengamini.



Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadhan 1436H
Semoga Allah ta'ala menerima amalan puasa kita bersama.
Salam dari Palembang Darussalam.


Armansyah Azmatkhan Ba'alawi al-Husaini

No comments:

Post a Comment