Tulisan ini aslinya merupakan status yang saya tulis di timeline Facebook saya pada tanggal 05 Mei 2014, jauh sebelum proses kampanye dan pemilihan presiden 09 Juli 2014 digelar. Sehingga apapun hasil pilpres yang selanjutnya terjadi pada saat anda membaca kembali tulisan ini, sama sekali tidak lagi ada kaitan dengan pembelaan saya tersebut. Saya tulis kembali di blog ini untuk menjadi pembelajaran juga untuk kasus-kasus sejenis dimasa depan. Mudah-mudahan berguna insyaAllah.
Saya hanya mencoba bersikap adil pada Jokowi sesuai nash al-Qur'an dan as-Sunnah, dimana saat itu, media sosial sedang heboh-hebohnya mendeskreditkan sosok jokowi sebagai seorang non muslim. Status pada facebook tersebut saya posting secara publik, belum pernah sekalipun saya edit semenjadi saya posting dan masih dapat anda lacak melalui short url berikut : http://goo.gl/hW7Ph2
Status tersebut:
Demi Allah saya bukan pendukung Jokowi dan insyaAllah saya garansi tidak akan mencoblos Jokowi pada pilpres mendatang seperti yang sudah diketahui bersama dari status-status saya sebelum ini. Namun seringnya saya membaca postingan yang menyebutkan Jokowi anak china, kristenlah, syi'ahlah dan lain sebagainya... saya rasa sebagai seorang muslim yang berpedomankan al-Qur'an dan pelaksana sunnah Rasulullah, saya juga harus memberi pesan pada semuanya untuk berhati-hati dalam memberitakan sesuatu yang kita sendiri belum jelas betul kebenarannya.
Hal ini agar kita tidak terjebak dengan kaidah al-Qur'an untuk berlaku obyektif (adil), santun dan argumentatif. Setahu saya Jokowi secara status keagamaannya tampak luar adalah penganut Islam. Wallahua'lam tentang pola paham madzhab atau teknis ibadahnya. Juga diluar pengetahuan saya bila ia ternyata tengah berdusta dengan memakai topeng Islam ataupun misalnya sedang merencanakan makar tertentu terhadap umat. Hanya Allah saja yang mengetahui semua rahasia hamba-hamba-Nya. Allahukhoirul maakirin.
Ada baiknya sahabat-sahabat muslim yang kontra Jokowi untuk kroscek kembali sekaitan apa-apa yang akan diberitakan berkaitan dengan gubernur jakarta ini. Menuduh seorang muslim sebagai non muslim konsekwensinya berat disisi Allah.
Bukan tidak mungkin sudah masuk dalam ranah fitnah dan pergunjingan jika ia tidak benar dengan kenyataan. Saya pribadi belum berani menisbatkan Jokowi anak china kafir yang berkonspirasi untuk mengkafirkan umat Islam. Tapi bila menyebutnya sebagai orang Islam yang munafik dan ada potensi untuk memudharatkan umat Islam keluar dari tuntunan Allah pada al-Qur'an, insyaAllah saya dapat beradu argumentasi secara nash keagamaan berdasarkan fakta dilapangan yang menjadi commons knowledge kita semua.
Ya setidaknya sesuai fakta, Jokowi tidak amanah pada kepercayaan masyarakat Solo yang telah memilihnya untuk memimpin Solo sebagai walikota selama 5 tahun maupun juga tidak amanah menjaga kepercayaan masyarakat Jakarta yang juga memilihnya sebagai gubernur untuk 5 tahun. Begitupula jokowi telah berdusta dan ingkar terhadap janjinya sendiri untuk memimpin Jakarta selaku gubernur sesuai masa jabatannya 5 tahun itu.
Shahih Muslim 90: Dari Abu Hurairah dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Di antara tanda-tanda orang munafik ada tiga: apabila dia berbicara niscaya dia berbohong, apabila dia berjanji niscaya mengingkari, dan apabila dia dipercaya niscaya dia berkhianat." Telah menceritakan kepada kami Uqbah bin Mukram al-Ammi telah menceritakan kepada kami Yahya bin Muhammad bin Qais Abu Zuhair dia berkata, saya mendengar al-Ala' bin Abdurrahman menceritakan dengan sanad ini seraya berkata, "Tanda-tanda orang munafik ada tiga, walaupun dia berpuasa dan shalat serta mengklaim bahwa dia seorang Muslim." Dan telah menceritakan kepadaku Abu Nadlr at-Tammar dan Abdul A'la bin Hammad keduanya berkata, telah menceritakan kepada kami Hammad bin Salamah dari Dawud bin Abu Hind dari Said bin al-Musayyab dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda dengan semisal hadits Yahya bin Muhammad, dari al-Ala' dia menyebutkan di dalamnya, "Dan walaupun dia berpuasa dan shalat dan mengkliam bahwa dia seorang Muslim."
Disini kita hendaknya tetap berhati-hati agar tidak justru melanggar ketentuan Allah sendiri dalam kitab-Nya. Jokowi boleh jadi seorang yang munafik tapi belum tentu dia adalah kafir atau seorang non muslim. Dia boleh jadi meninggalkan kursi gubernur jakarta dan mewariskannya pada Ahok yang non muslim untuk memimpin masyarakat jakarta yang mayoritas muslim sebagaimana juga kejadian yang sama dilakukannya di solo. Saya menganggap jokowi terlalu sekuler dan liberal, dia tidak tahu apa yang sudah dia lakukan dari sisi agama. Tapi tetap, saya tidak berani menyebutnya sebagai orang yang non muslim. Tuduhan ini terlalu berat jika tidak ada data-data pendukung yang dapat dipertanggung jawabkan. Kita tidak dapat menyebut si A kafir dan si B kafir hanya berdasar praduga semata.
Mari, berargumentasilah secara penuh iman, obyektif dan ilmiah. Bencilah karena Allah, sayangilah juga karena Allah. Kita tidak perlu mengungkit tentang bapaknya orang china, bapaknya orang batak atau bapaknya orang Arab sekalipun. Agama Islam tidak membedakan manusia berdasarkan sukunya, Allah hanya melihat taqwa sang manusia. Umar ibn Khattab dulu juga mantan kafir tapi dia mampu menjadi pemimpin umat yang baik. Felix Siaw adalah keturunan China tapi dia seorang muslim yang baik. Kita juga mengenal Laksamana Cheng Ho dari China yang juga dapat menjadi seorang muslim terpelajar.
Musnad Ahmad 23268: Telah menceritakan kepada kami Al-Hakam bin Musa berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abi Ar-Rijal, Abdullah berkata; Dan saya mendengarnya dari Al-Hakam berkata; Telah menceritakan kepada kami Abdurrahman bin Abi Ar-Rijal berkata; ayahku berkata; Beliau menceritakannya dari Ibunya 'Amrah dari Aisyah dari Nabi Shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata yang baik atau diam".
Semoga bermanfaat.,
No comments:
Post a Comment