Seri Tauhid dan Logika Kristologi.
"Mengenal Mukjizat para Nabi dan Rasul"
Oleh. Armansyah
Penulis Buku "Rekonstruksi Sejarah Isa al-Masih" dan "Jejak Nabi Palsu"
Dalam memperkuat hujjah dakwah mereka ditengah umat, para Nabi dan Rasul dibekali dengan kelebihan khusus yang sifatnya menakjubkan dan sulit ditandingi oleh kaum mereka. Kelebihan tersebut berupa mukjizat yang datang dari sisi Allah.
KBBI mendefenisikan istilah mukjizat sebagai kejadian (peristiwa) ajaib yg sukar dijangkau oleh kemampuan akal manusia.
Sebagai seorang muslim yang mengedepankan rasionalisasi berpikir, saya sepakat dengan pendapat Choa Kok Sui, seorang ahli tenaga dalam dari Philipina yang memberikan komentarnya mengenai mukjizat :
"Mukjizat adalah kejadian fantastis yang mendayagunakan hukum alam tersembunyi yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Dan mukjizat sama sekali tidak melanggar hukum alam, ia sesungguhnya berlandaskan hukum alam".
Pernyataan ini selaras pula dengan apa yang dikatakan oleh salah seorang tokoh Kristen bernama St. Augustine. "Keajaiban yang bertentangan dengan alam tidak akan terjadi, melainkan hanya bertentangan dengan apa yang kita ketahui secara alami"
Dan memang kita seringkali menisbahkan sesuatu yang terjadi pada kehidupan para Nabi maupun orang-orang yang dekat dengan Tuhan sebagai sesuatu yang tidak dapat dijelaskan secara akal sehat dan senantiasa berusaha menghindarinya dengan dalih kebesaran Tuhan semata.
Padahal al-Qur’an secara tegas menyatakan akan keberlakuan hukum kausalitas didalam setiap tindak dan kejadian yang ada diseluruh kehidupan semesta raya ini.
Allah sebagai dzat yang Maha Kuasa tidak memperlakukan hukum-hukum-Nya secara sewenang-wenang dan melanggar rasionalitas yang Dia ciptakan sendiri terhadap makhluk-makhluk-Nya (ingat : Dalam menciptakan alam semesta ini Tuhan melakukannya dengan bertahap yaitu selama 6 hari –dan satu hari sama seperti 1000 tahun- logika sederhananya, apakah Tuhan tidak sanggup menciptakan hanya dengan “satu kedipan saja” –Kun Fayakun- ?).
Hal ini setidaknya membuat kita berpikir bahwa dibalik semua kejadian yang berproses dan penuh tahapan-tahapan itu Allah sebenarnya hendak mengajak kita berpikir secara sehat sesuai fitrah insani kita selaku manusia yang sudah Dia karuniakan akal. Oleh sebab itu, Allah selalu mengulang-ulang ajakan-Nya untuk memikirkan penciptaan alam semesta dengan berbagai redaksinya didalam al-Qur'an.
Nah, kembali pada mukjizat, diantara mukjizat-mukjizat yang diberikan kepada para Nabi dan Rasul tersebut, ada yang sifatnya sama dan ada pula yang unik atau khusus antara satu dengan lainnya.
Beberapa mukjizat yang pernah berulang diantara mereka misalnya adalah kemampuan untuk menghidupkan makhluk yang sudah mati. Melalui rujukan al-Qur'an kita melihat bahwa mukjizat ini pernah terjadi pada Nabi Ibrahim, Nabi Musa dan Nabi Isa. Jika kita melihat dalam Perjanjian Lama, maka disana ada cerita tentang Nabi Elisa yang juga disebut-sebut memiliki kemampuan tersebut. Mukjizat lainnya yang sama misalnya adalah tentang interaksi kedalam dunia Jin. Hal ini bisa dilakukan oleh Nabi Sulaiman dan Nabi Muhammad. Kemudian memperbanyak makanan untuk disantap oleh para sahabat mereka juga pernah terjadi pada Nabi Isa dan Nabi Muhammad (yang terakhir ini juga selain makanan, Nabi Muhammad pernah mengucurkan air dari jari jemari tangan beliau untuk digunakan berwudhu sejumlah sahabatnya dalam perjalanan). Selanjutnya kemampuan mengeluarkan Jin dari diri manusia yang kesurupan pernah dilakukan oleh Rasulullah Isa dan Muhammad SAW.
Adapun contoh-contoh mukjizat khusus yang sifatnya hanya diberikan pada Nabi dan Rasul tertentu saja adalah seperti kasus mukjizat tongkat berubah menjadi ular dalam kisah Nabi Musa melawan tukang sihir Fir'aun, Masih dalam kisah Nabi Musa adalah mukjizat tongkat yang dihentakkan kebumi sehingga membuat air laut terbelah dan dapat dilalui serta keluarnya sinar putih dari kepitan ketiak beliau 'alayhissalam. Tubuh yang tidak hancur dan mati saat dibakar api pada kisah Nabi Ibrahim. Proses kelahiran secara parthenogenesis, berbicara dalam buaian serta kemampuan untuk mengetahui apa yang dimakan dan disimpan oleh orang-orang dirumah mereka pada cerita Nabi Isa. Mukjizat membelah bulan pada kisah Nabi Muhammad dan tentu saja mukjizat fenomenal yang terbesarnya adalah kitab suci al-Qur'an yang sampai hari ini tetap terjaga otentisitas tekstualnya sekaligus padanannya dengan ilmu pengetahuan modern.
Itu hanya sejumlah contoh kecil saja dari banyaknya mukjizat yang ada dan diberikan kepada para Rasul-Nya guna memperkuat hujjah mereka ditengah umat maupun untuk menambah kepercayaan diri para utusan itu sendiri dalam berdakwah menyampaikan risalah Allah.
Tidak pada tempatnya lalu bila kita --berdasarkan mukjizat yang berbeda-beda ini-- ikut membeda-bedakan maqom masing-masing Rasul Allah. Biarlah itu menjadi urusannya Allah saja, sebab memang itu adalah otoritasnya DIA sebagai sumber pengutusan duta-dutaNya ketengah manusia. Tapi yang pasti, tidak ada diantara para Nabi dan Rasul itu yang dapat dipertuhankan atas dasar mukjizat yang ada pada diri mereka. Semua mukjizat itu datangnya dari Allah, bukan dari mereka. Semua apa yang mereka perbuat adalah atas idzin-Nya Allah. Para Nabi dan Rasul hanyalah manusia biasa yang diberi tambahan tugas bertabligh ditengah umat tentang ke-Esaan Allah, memperbaiki akhlak, mengatur tatanan kehidupan berpolitik, ekonomi, berumah tangga dan sebagainya melalui wahyu-wahyu yang diturunkan kepada mereka.
Tidak ada satupun dari para Nabi dan Rasul itu yang merupakan anak biologis dari Allah atau bagian dari dzat ketuhanan Allah. Semuanya sama-sama makhluk yang diciptakan oleh Allah, mulai dari Adam hingga Muhammad SAW. Tanpa terkecuali siapapun.
Semoga bermanfaat. InsyaAllah berlanjut pada Seri Tauhid dan Logika Kristologi berikutnya.
Salam dari Palembang Darussalam.
Diposting pertama kali di timeline FB pribadi saya, 16 Desember 2014
Armansyah
[…] Seri TDL Kristologi: Mengenal Mukjizat para Nabi dan Rasul […]
ReplyDelete