Sunday, February 23, 2014

Tauhid membebaskan dari penghambaan makhluk

Islam mengajarkan arti keberserahan diri secara total pada Allah. Kalimat Laa ilaaha illallah adalah penafian bentuk ilahisme, meninggalkan sesuatu yang bisa digambarkan oleh pikiran atau sesuatu yang bisa dijangkau oleh indrawi insaniah. Hal-hal yang bisa memperhambakan makhluk terhadap makhluk lain dibuang karena makhluk hanya boleh menghamba pada al-Kholiq. Oleh sebab itu, melalui kalimah suci laailaha illallah juga tidak ada obyek yang boleh disifatkan, ditamsilkan dan diserupakan pada Allah. DIA lam yalid wa-lam yuulad, tidak beranak dan tidak diperanakkan. Walam yakun-lahu kufuwan Ahad, tidak ada yang setara dengan-Nya. 


Sholatnya santri dan kyai sama, sholatnya petani dan raja sama, sholatnya orang kaya dengan orang miskin ya sama. Sholatnya orang Batak dan orang Jawa juga sama. Tidak ada beda masjid atau beda bacaan hingga beda gerakan. Kita tidak membayangkan wajah siapapun dalam ibadah kita, tidak wajah guru, wajah kyai, wajah murobbi atau berhala lain berupa patung dan gambar tertentu. Inni wajjahtu wajhiya lilladzi fathorossamawati wal ardh.


Tauhid memerdekakan makhluk dari perantara untuk sampai kepada Allah. Tauhid menafikan mediator birokrasi yang menjembatani komunikasi seorang hamba dan Tuhannya. Derajat taqwa mutlak urusan Allah, semua insan sama. Inilah inti Laailaha illallah. 


#tauhid


Status FB, 23 Peb 2014

No comments:

Post a Comment