Sunday, May 31, 2015

Karena panas, bolehkah mengakhirkan sholat?

Dalam keadaan suhu udara yang mulai memasuki musim panas seperti sekarang, kita semua tentu merasa gerah dan tidak nyaman, bahkan untuk melakukan sholat sekalipun mungkin akan terganggu. Ada pertanyaan yang masuk kepada saya, bolehkah kita menunda sholat sehingga udara menjadi lebih dingin? Jawabnya boleh.


Dasarnya :



Shahih Bukhari 855:  Anas bin Malik berkata, "Jika hari terasa sejuk Nabi shallallahu 'alaihi wasallam menyegerakan pelaksanaan shalat, dan bila udara panas beliau mengakhirkannya, yakni shalat Jum'at." Yunus bin Bukair berkata; telah mengabarkan kepada kami Abu Khaldah menyebutkan dengan lafadz 'shalat' saja dan tidak menyebutkan kata 'jum'at'. 

Shahih Muslim 973: Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jika hari sangat panas, maka tangguhkanlah shalat hingga suhu agak dingin, sebab panas yang menyengat berasal dari uap Jahannam."


Shahih Bukhari 502: Dari 'Abdullah bin 'Umar bahwa keduanya menceritakan kepadanya dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, bahwa beliau bersabda: "Jika udara sangat panas menyengat maka tundalah shalat, karena panas yang sangat menyengat itu berasal dari hembusan api neraka jahannam."

Shahih Muslim 976: Dari Abu Dzar dia berkata; Mu'adzin Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah mengumandangkan adzan zhuhur, lalu Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tangguhkanlah hingga suhu agak dingin, tangguhkanlah hingga suhu agak dingin." -atau dengan redaksi- "Tunggu dulu, tunggu dulu." Lalu beliau melanjutkan sabdanya: "Panas yang menyengat berasal dari uap jahannam, jika panas menyengat, maka tangguhkanlah shalat hingga suhu agak dingin." Abu Dzar mengatakan; "Hingga kami lihat bayangan benda yang telentang (maksudnya beliau akhirkan sekian lama, dan benda yang telentang sangat jarang mempunyai bayangan selain setelah matahari sekian condong sekian banyak -pent)."

Sunan Darimi 1303: Dari Bakr bin Abdullah dari Anas ia berkata, "Kami pernah melakukan shalat bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pada waktu yang sangat panas, apabila salah seorang di antara kami tidak mampu menempelkan keningnya di tanah maka ia menghamparkan kain dan melakukan shalat di atasnya." 

Semoga bermanfaat.
Salam dari Palembang Darussalam.


31 Mei 2015, Armansyah.



Friday, May 29, 2015

Beragama secara plagiator

Dulu banyak orang yang beragama dengan model ikut-ikutan, entah cara beragama yang ia anut itu salah ataukah benar, sama sekali mereka tidak peduli. Terpenting apa yang ia dapati nenek moyangnya atau orang tuanya atau gurunya atau juga masyarakatnya menganut model dan amaliyah tertentu maka ia akan latah mengekornya. Padahal Nabi-nabi Allah sudah datang dan mengajak mereka untuk melakukan hal-hal yang benar secara syari'at. Sekarang pun sama. Masih juga terulang dijaman modern kita ini.


Orang banyak melakukan penyimpangan dari petunjuk yang telah diajarkan oleh Rasulullah, padahal agama ini sudah sempurna dengan status Muhammad sebagai Khotamannabi. Sedangkan perbuatan penyimpangan tersebut tidaklah dapat dikategorikan sebagai hal yang terbuka untuk ikhtilafiyah. Kok bisa? Jawabnya ya karena begitulah sunnatullahnya. Akan selalu terjadi pengulangan sejarah meskipun tidak harus persis sama wujudnya.


Islam ini adalah ajaran ilmu. Berbeda dengan agama lain diluarnya yang lebih kepada dogmatis-statis, menolak campur tangan akal hingga referensi yang jadi rujukan amaliyahnya. Sebagai agama ilmu, maka Islam sejak awal ia diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril membuka dirinya untuk menjadi pusat kajian secara ilmiah. Silahkan Iqro. Jangan cuma sibuk berkontemplasi saja, merenung dan bermuhasabah diri tapi melepaskan kewajiban fi'liyah beramar ma'ruf nahi mungkar. Wahay Ayyuhuhal Mudzammil, orang-orang yang berselimut, bangunlah. Jangan terus menerus terjebak dalam goa pemikiran yang sempit, gelap dan sedikit mendapat cahaya.


Jika kita menulis karya ilmiah seperti skripsi, tesis atau disertasi saja mesti jelas dan dapat dipertanggungjawabkan isinya dihadapan para penguji diruang sidang. Ada standar yang mesti dipenuhi agar tulisan tersebut bisa lulus uji sehingga kita dinyatakan layak menyandang gelar keilmuan tertentu. Nah begitupula dengan agama.


Al-Qur'an mengajarkan kita untuk mau berpikir kritis terhadap berbagai fenomena yang ia sampaikan bahkan juga termasuk untuk melakukan uji komparatif terhadap literatur sejenis diluarnya, seperti Injil dan Taurat. Beranjak dari hal-hal ini, selanjutnya para ulama mengembangkan ilmu musthalah hadits untuk mengevaluasi akurasinya dengan menggunakan kritik sanad dan matn.


Timbullah apa yang kita kenal istilah Mutawatir, Shahih, Hasan, Dho'if dan Ma'udhu. Tapi sayangnya, masih banyak orang yang bersikap membebek sebagaimana halnya kaum terdahulu. Bukan beramaliyah secara kritis penuh keilmuan tetapi berdasarkan tradisiyah. Mereka tidak dapat memisahkan mana hal yang boleh untuk diperselisihkan serta mana juga hal yang menuntut sikap sami'na wa-atho'na. Andai dulu sewaktu merampungkan tesis S2 juga dapat melakukan hal yang sama, just copy paste tanpa peduli akan kejahilan plagiatisme... sayangnya dosen-dosen saya terlalu idealis dan penuh dedikasi sehingga sayapun jadi tidak melakukannya. Entahlah mereka yang memperoleh ijasah sarjana dengan penuh kecurangan.


Satu hal yang menjadi pemikiran saya sekaligus penutup status ini: Jika urusan tesis yang notabene urusan duniawiyah saja mesti begitu akuratnya maka bagaimana mungkin untuk urusan akhirat dan ketuhanan kita malah bersikap masa bodoh dan mencukupkan diri sebagai plagiator.


Palembang Darussalam, 10 Sya'ban 1436H.


Armansyah, S.Kom, M.Pd
Original posted: FB.

Rekaman Khutbah Jum'at 29 Mei 2015: Sangkakala dan Muhasabah

Oleh: Armansyah


Link download rekaman Mp3nya : https://soundcloud.com/armansyah-abi-daffa/khutbah-29052015


Berikut isi khutbahnya, silahkan di copy paste hal-hal yang mungkin dirasa perlu.


Mukaddimah


ayatsambunganpembuka



Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala pujian di akhirat. Allah Maha mengetahui setiap perkara ghaib maupun hal yang nyata. Mulai dari semut hitam yang berjalan diatas batu licin berlumut dimalam yang kelam hingga setiap lintasan niat yang tergores dalam pikiran setiap insan.


Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Allah adalah Sang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun kepada makhluk-Nya.


Mari kita sama-sama bertadabbur, sama-sama bersyukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang pada hari ini masih memberikan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat berkumpul dimasjid ini guna menjalankan salah satu syari’at dalam agama kita, yaitu sholat Jum’at berjemaah. Diberi-Nya kita kesehatan, kekuatan dan kemampuan untuk mendatangi masjid ini, duduk dan mendengarkan khutbah secara tenang dan damai.


Jika kita melihat kondisi dan nasib saudara-saudara kita, para pengungsi dari Rohingya, banyak dari mereka yang terlunta dilautan dan sebagian telah diselamatkan oleh Allah di Aceh, Sumatera Utara, Turki hingga Arab Saudi akibat dari keganasan rezim yang berkuasa dinegaranya. Mereka didera oleh begitu banyak ujian sehingga harus pergi dan terusir dari rumah mereka, dari masjid-masjid yang mereka cintai dikampung halamannya. Berpisah dengan sanak famili yang mungkin saja diantaranya sudah mati terbunuh.


Semoga Allah merahmati dan memberikan perlindungan serta keistiqomahan iman kepada mereka. Aamiin.


Wednesday, May 27, 2015

Suara aneh nan misterius dari langit (Tanggapan)

Kehebohan media nasional memberitakan adanya suara aneh yang misterius dari berbagai langit diseluruh dunia sebenarnya saya katakan sudah ketinggalan. Sebab saya sudah membaca dan melihat berbagai videonya sejak 2012 lalu di youtube.


[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=ox5saU4Xnmc&ab_channel=DeonVSearth]


Sejauh ini saya belum bisa memberikan komentar atau tanggapan tertentu terkait masalah ini karena memang saya pribadi --selain melalui youtube atau sejenisnya-- belum pernah mendengar secara langsung suara tersebut. Pertimbangan lainnya adalah untuk menghindari keterjebakan pada anekdot, kejadian rekayasa hingga mengkait-kaitkannya dengan hal-hal yang berbau mistis sehingga boro-boro memberikan explanation/pencerahan yang ada nantinya malah ikut menjerumuskan.


Pihak-pihak yang saya anggap berkompeten untuk menjelaskannya secara rasional dan ilmiah seperti NASA sudah memberikan statement resmi terkait kasus tersebut (malah sejak tahun 2001 lalu).




[caption id="attachment_5077" align="aligncenter" width="468"]Penjelasan dari NASA (http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2001/ast19jan_1/) Penjelasan dari NASA
(http://science.nasa.gov/science-news/science-at-nasa/2001/ast19jan_1/)[/caption]

If humans had radio antennas instead of ears, we would hear a remarkable symphony of strange noises coming from our own planet. Scientists call them "tweeks," "whistlers" and "sferics." They sound like background music from a flamboyant science fiction film, but this is not science fiction. Earth's natural radio emissions are real and, although we're mostly unaware of them, they are around us all the time.


"Everyone's terrestrial environment almost literally sings with radio waves at audio frequencies," says Dennis Gallagher, a space physicist at the Marshall Space Flight Center (MSFC). "Our ears can't detect radio waves directly, but we can convert them to sound waves with the aid of a very low frequency (VLF) radio receiver."



Akan tetapi berhubung masalah ini sering dikait-kaitkan oleh publik terhadap nash agama yang berbicara tentang salah satu tanda awal dari kiamat adalah ditiupnya sangkakala, maka saya mencoba untuk ikut memberikan sedikit sumbangsih pemikiran agar tidak terjebak pada hal-hal yang keliru.


Benar didalam nash al-Qur'an dan hadist yang muktabar disampaikan akan adanya suara "tiupan terompet" sebagai salah satu pertanda awal terjadinya proses kiamat kubro. Pada status ini saya lampirkan contoh nash al-Qur'an yang berbicara masalah ini (surah Az-Zumar dan Yaasin).


azzumar


Akan tetapi ada sedikit catatan yang perlu sama-sama kita perhatikan.


Pertama. Jika tiupan terompet itu ingin diartikan secara harfiah maka sesuai dengan nash-nash keagamaan tadi, semua makhluk yang bernyawa akan langsung mati. Dan bila kita lalu mengaitkannya dengan suara aneh/ misterius yang sekarang menjadi fenomena diseluruh dunia, ya mestinya saat ini kita semua sudah mati. Fakta kita hari ini masih bernafas, masih dapat membaca status facebook (blog) saya ini meskipun suara itu mendengung-dengung sejak 2012 lalu, itu artinya hal tersebut cuma pembenaran yang dihubung-hubungkan semata.


Poin kedua, Istilah yang digunakan oleh al-Qur'an untuk "tiupan terompet " ini tidak tunggal. Sebagai contoh, pada surah Az-Zumar ayat 69 digunakan istilah "Suuri" namun pada surah Yaasin digunakan istilah "Shoyhatan" yang memiliki arti "teriakan".


yaasin


Perbedaan redaksional al-Qur'an terhadap satu kejadian yang sama, akhirnya dapat menimbulkan multi interpretasi terkait penafsiran kejadian tersebut itu nantinya. Bahwa boleh jadi yang dimaksud dengan tiupan terompet atau teriakan ini merupakan bentuk majas atau kiasan dari luar biasa dahsyatnya gemuruh suara kehancuran dunia pada hari kiamat itu. Entah itu karena adanya benda-benda langit yang menghujani bumi seperti di film-film Science fiction atau sebab-sebab lainnya. Wallahua'lam bisshawab.


infithar


Pastinya, tanpa bermaksud untuk menafikan atau juga menolak nya, saya pribadi untuk saat ini menganggap masih terlalu dini untuk mengaitkan fenomena suara misterius itu terhadap nash-nash agama, khususnya Islam.


Semoga Allah ta'ala melindungi dan mengampuni kita.
Salam dari Palembang Darussalam.
26 Mei 2015 | 08 Sya'ban 1436H


Armansyah Azmatkhan, S.Kom, M.Pd


Sebagai tambahan, berikut ada video yang dapat dijadikan tambahan informasi:


[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=kJpXfLjs3yw&ab_channel=7771cvetenceto]

Selektif dalam meneruskan dan membaca berita

Selektif dalam menerima dan meneruskan berita! Apalagi jika berita tersebut terkait agama.


Contohnya adalah tentang berita berikut yang saya temukan sedang melintas di beranda saya karena dishared oleh salah seorang teman maya. Perhatikan tulisan yang saya lingkari dengan warna merah.


contoh_berita_ttg_dajjal


Dalam artikel diatas ditulis :




Allah (s.w.t) telah berkata di dalam al-Qur’an bahawa seorang bayi yang kelihatan seperti dajjal akan dilahirkan di israel dan itu adalah petanda hari perhitungan. Telah dinyatakan juga di dalam al-Qur’an bahwa tanda ini adalah sebagian daripada tanda-tanda sebelum berlakunya hari pembalasan. Oleh karena itu, para muslimin dan muslimat seharusnya sudah mulai berubah dan menunaikan solat.



Pertanyaannya adalah : Tolong sebutkan didalam surah apa dan ayat berapa pada al-Qur'an tentang apa yang ditulis tersebut diatas?


Begitupula yang ini : 




Nabi Muhammad S.A.W. berkata:
‘Siapa saja yang menyebarkan berita ini kepada orang lain,akan aku tempatkan dia di dalam Jannah pada hari pembalasan….


Mari kita lihat jika syaitan menghentikannya
(mungkin bermaksud = menghentikan penyebaran pesan ini).



Pertanyaannya adalah : Tolong sebutkan hadis tersebut dengan redaksi diatas, bisa ditemukan dalam kitab apa, hadis nomor berapa dan siapa rantai sanadnya.


Niscaya sipenulis berita tidak akan dapat membuktikannya pada kita karena memang tidak ada didalam al-Qur'an ditulis tentang Dajjal sesuai dengan apa yang mereka tulis pada website tersebut, begitupula halnya dengan apa yang katanya bersumber dari dalam hadist Rasulullah sehubungan dengan penerusan pesan itu.


Hendaklah kita takut dengan pesan Rasulullah berikut:




Musnad Ahmad 2820: Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid telah menceritakan kepada kami Abu 'Awanah dari Abdul A'la dari Sa'id bin Jubair dari Ibnu Abbas ia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Berhati-hatilah terhadap hadits dariku, kecuali yang betul-betul kalian ketahui, karena barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaklah ia bersiap-siaplah menempati tempat duduknya di Neraka. Dan barangsiap yang berdusta atas nama Al Qur'an tanpa berdasarkan ilmu, hendaklah ia bersiap-siap menempati tempat duduknya di Neraka."



Ingin punya usaha dengan modal sedikit?

iklan

Ingin punya banyak jenis usaha dengan modal hanya 1,5 Juta? BISA!


Recommended! Dipakai usaha atau dipakai untuk pribadi pasti untung. Bisnis ini terbuka untuk semua kalangan (mahasiswa, Ibu Rumah Tangga, Karyawan kantoran atau anda yang sedang ingin mengembangkan usaha).


Bisnis ini juga bisa digabungkan dengan usaha lain yang sudah ada, termasuk online shop anda.




Free: Web System, ID Login dan Banner Plus Deposit langsung Rp. 200.000,-


Tersedia juga paket 2,5 Juta dengan tambahan bonus Smartphone canggih yang dapat digunakan untuk mengakses sistem secara mobile.


Anda juga insyaAllah akan kami pandu sampai bisa melakukan proses booking dan issued seluruh tiket pesawat terbang.


Hubungi : 082176696160 atau pin bbm : 51C1D256
Cp. Mitha Tanjung
Atau 0816355539 | pin bbm : 5756345F
Cp. Armansyah



Monday, May 18, 2015

Tanggapan untuk kasus bacaan al-Qur'an dengan langgam Jawa

Al-Qur'an itu sejak awal ia diturunkan bertujuan sebagai hudallinnas atau menjadi petunjuk bagi manusia. Bukan untuk diperlombakan bacaannya dan bukan juga ia untuk menjadi ritual seremonial sebuah acara. Al-Qur'an diturunkan sesuai dengan logat suku Quraisy, karena memang dari suku inilah Muhammad saw yang menerima wahyu tersebut berasal.


Dimasa kekhalifahan Usman ibn Affan, karena luasnya wilayah kekuasaan Islam dimasa itu, umat mulai terpecah dalam membaca al-Qur'an sesuai dengan logat daerah mereka masing-masing. Hal tersebut membuat kekhawatiran pada diri sejumlah sahabat senior sehingga dibuatlah standarisasi yang sama untuk seluruh wilayah agar membaca al-Qur'an sesuai dengan kondisi ia diturunkan, yaitu menggunakan logat Quraisy. Pembakuan keseragaman bacaan al-Qur'an itu mendapatkan persetujuan dari banyak sahabat senior Rasulullah saw yang masih hidup, diantaranya adalah Ali ibn Abi Thalib, 'Aisyah binti Abu Bakar, Zaid ibn Tsabit, Abdullah ibn Zubair dan sebagainya.


Jika sekarang ditemukan lagi kasus pembacaan al-Qur'an yang bermasalah, maka itu artinya kita kembali mundur kebelakang. Andai saja Umar ibn Khattab masih hidup, niscaya beliau akan murka melihatnya sebagaimana dulu beliau juga pernah memarahi Ibnu Mas' ud karena mengajarkan bacaan al-Qur'an dengan logat Hudhail kepada penduduk Iraq.


Ya sudahlah ya, gak usah neko-neko baca al-Qur'an itu. Baca dengan bacaan yang wajar dengan logat yang wajar sesuai perintah dan sunnahnya sajalah. Kitab suci tersebut turun di Arab dengan dialog suku di Arab dengan berbahasa Arab pula. Setiap panjang-pendek rangkaian huruf hijaiyah yang terdapat didalamnya memiliki arti tersendiri. Tidak dapat disamakan dengan membaca teks dalam bahasa lain. Begitupula dari sisi keindahan irama yang terbentuk, memiliki "kandungan magis" tertentu yang membelai jiwa. Tak akan pernah bisa ditandingi oleh syair dan irama manapun disepanjang jaman.


Okelah ya jika beberapa terjemahan ayatnya dijadikan syair lagu seperti misalnya oleh Opick dalam judul Pewaris Syurga yang merupakan nukilan dari surah al-Mu'minun ayat 1 s/d 11, tapi toh itu bukan tekstual Arabnya, cuma terjemahannya saja. Tidak ada pengaruh panjang-pendek bacaan mushaf yang beliau langgar. Begitupun jika mengacu pada konsep Walisongo, setahu saya para wali jaman dulu hanya mengadaptasi sholawat saja kedalam lagu, bukan ayat al-Qur'an. Jadi tidak cukup beralasanlah untuk membaca al-Qur'an dalam logat dan langgam nusantara atau lainnya diluar itu.


Saya bukan berasal dari kelompok Islam ekstrim yang mengharamkan syair dan musik. Jika ingin menyanyi religi ya silahkan menyanyi saja seperti halnya Opick, Maher Zein, Uje, Haddad Alwi atau lain-lainnya itu tapi jangan lantas mengaji ayat-ayat al-Qur'an menggunakan langgam nyanyian. Saya ikut menyesalkan kejadian tersebut, apalagi konon itu idenya Mentri Agama. Ya Innalillahi wa inna ilayhirooji'un. Mencintai Indonesia dan melestarikan budaya nusantara tidak harus seperti itu juga caranya. Ayah saya seorang veteran perang kemerdekaan, saya cinta pada bangsa yang telah diperjuangkan dengan penuh keringat, air mata serta tetesan darah ayah saya ini, tapi jangan pula keliru mengaplikasikan kecintaan serta kebanggaan nasional tersebut.


Mari kita berlomba-lomba mempelajari, memahami serta mengamalkan al-Qur'an, bukan berlomba untuk paling bagus mendengungkan al-Qur'an atau menjadikannya semacam mantra pembuka acara.


Palembang Darussalam.
17 Mei 2015


Armansyah Azmatkhan, M.Pd

Pengungsi Rohingya, Mursyi dan Hizbullah

Sikap dan tanggapan saya terhadap kasus imigran Rohingya, umat Islam khususnya harus mengulurkan tangan memberikan bantuan kemanusiaannya sebagai sesama saudara dalam akidah. Entah dalam bentuk donasi uang, pakaian, makanan, penampungan dan sebagainya, termasuk juga do'a. Saya memberi apresiasi yang sangat positif terhadap sikap Gubernur Aceh, Bpk. Zaini Abdullah yang telah berkenan dan berbesar jiwa menerima mereka. Allahu Akbar. Begitulah sikap seorang saudara terhadap saudaranya yang lain. Jika memang sikap resmi Myanmar adalah memusuhi umat Islam maka mendoakan kehancuran mereka sebagai adzab atas genosidanya terhadap saudara-saudara kita disana menjadi sebuah keniscayaan. Qunut menjadi pilihan disetiap subuh kita.




Untuk kasus Mursyi yang sekarang terancam hukuman mati, meskipun saya bukan anggota Ikhwanul Muslimin, namun saya juga tidak anti terhadap pergerakan tersebut. Saya berdo'a untuk kebaikan beliau didunia dan akhirat. Innal batila kana zahuqo, percayalah bahwa kemungkaran pasti akan lenyap.


Terkait pernyataan Faiz Syakir, salah seorang juru bicara Hizbullah dalam kutipan Islampos yang menyebutkan akan menghancurkan dua tanah suci, Mekkah dan Madinah beserta isinya jika rezim Sa'ad di Suriah ditumbangkan maka apabila kata-kata itu benar adanya diucapkan oleh mereka maka saya nyatakan bila seluruh umat Islam dimanapun dipenjuru bumi ini wajib hukumnya untuk menjaga al-Haramain, menjaga Baitullah, Masjidil Harom serta Masjid Nabawi dari semua usaha makar terhadapnya dari siapapun dengan seluruh jiwa raga serta harta bendanya. Siapapun yang mendukung atau menyetujui rencana makar itu praktis menjadi musuh bersama umat Islam dari kelompok, madzhab atau ormas manapun. Rezim Arab Saudi boleh saja ditumbangkan oleh sebab-sebab politik tertentu, tapi tidak ada negoisasi untuk merusak dan menghancurkan dua kota suci. Al-Haramain adalah kehormatan umat Islam.


اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ


Allahumma arinal-haqqo haqqon warzuqnat-tiba'ah, wa arinal-batila batilan warzuqnaj-tinabah, bi rohmatika ya arhamar-rohimiin. | Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukanlah kami kebatilan dan berikan kami jalan untuk menjauhinya.


Palembang Darussalam.
28 Rajab 1436H/ 17 Mei 2015


Armansyah Azmatkhan.



Suami dan istri adalah pakaian masing-masing

In this life, sometimes we don't see things as they are, but we see things as we are. Padahal baju ukuran L saja tidak sama untuk setiap produsen. Ada ukuran L yang besar ada pula L yang kecil. Jadi, bagaimana mungkin kita kemudian menyamaratakan segala sesuatunya sesuai cara pandang kita? Nikmati saja semua perbedaan itu dan mari saling menghargai tanpa mencari-cari jalan untuk menghalangi kebahagiaan atau keperluan hidup orang lain.


Begitupun dengan cinta. Tidaklah mungkin dapat saling memaksa. Tak perlu berkeras untuk merubah pasangan kita menjadi seperti apa yang kita inginkan jika memang itu bukanlah watak atau kepribadiannya. Menikah itu saling melengkapi dua perbedaan yang ada, bukan saling mematahkannya, bukan pula untuk menyatukan perbedaan tersebut agar menjadi satu.


ilustrasi_berdua2




Suami adalah tempat istri bermanja-manja, begitupula istri merupakan tempatnya suami memadu kemesraan dahaga cintanya. Mengapa begitu mudahnya orang menikah lalu bercerai dalam waktu yang singkat, sebab mawaddah warohmah tak pernah ada disela-sela tarbiyah, sholat berjemaah hingga berjimaknya kedua pasangan tersebut. Ego yang menyembul dari sisi fujuroha seakan saling berkompetisi untuk menguasai hati masing-masing.


Hunna libasul lakum wa antum libasul lahunna (dia adalah pakaian bagimu, dan engkau adalah pakaian baginya).


Selamat berakhir pekan bersama orang yang anda cintai, semoga Allah Azza Wajalla melimpahkan keridhoan-Nya bagi cinta-cinta yang disemai dibawah kasih-Nya.


Salam dari Palembang Darussalam.
16 Mei 2015


Armansyah Azmatkhan, M.Pd



Takdir itu kita yang melakukannya!

Allah tidak menzalimi siapapun diantara kita tapi kitalah yang zalim terhadap diri kita sendiri. Sesungguhnya apa yang telah direncanakan-Nya dalam Lauhul Mahfudz pasti akan terjadi. Rangkaian takdir yang saling bertautan dengan berbagi percabangannya itu mewujud tanpa pemaksaan. Kita yang tanpa sadar menjadikan seluruh nubuat agama menjadi kenyataan.

Sama seperti kasus Adam yang sejak awal eksistensinya diperuntukkan sebagai khalifah-Nya dibumi, proses perjalanan waktu mengantarkan Adam berbuat pelanggaran atas inisiatif dirinya sendiri sehingga menjadi alasan kausalita terkabulnya tujuan utama penciptaannya.


foto_sdg_ceramah



Begitupun kita. Sejak lebih dari 1400 tahun silam diberitakan oleh baginda Rasul bahwa kelak umat diakhir jaman akan banyak bertindak centang prenang, tak lagi mengindahkan halal-haram berdasar syari'at, para perempuan berbaju tapi telanjang, prostitusi bukan lagi hal yang tabu bahkan dilegalisasi serta dianggap wajar, pembunuhan dimana-mana, nyawa begitu murah harganya semurah aurat wanita yang dijajakan dijalan-jalan dengan dalih kebebasan hak asasi. Para pemimpin juga bukan terdiri dari orang yang jujur serta berkompeten dibidangnya dalam menangani urusan masyarakat. Melakukan perintah agama justru dianggap asing, seasing dulu ia pertama kali diproklamirkan. Para banci dengan seluruh aktivitas liwatnya berhomo maupun berlesbi ria tertawa menuntut persamaan hak dimata hukum tanpa ada malu jika mereka orang-orang yang menyimpang serta terancam terjun bebas keneraka jahanam atas pengulangan tindakan kaumnya Luth.

Apakah semua ini terjadi atas paksaan Allah? Apakah berbagai fenomena akhir jaman yang banyak diberitakan oleh Rasulullah dulu itu terwujud melalui konspirasi jaman yang penuh paksaan?

Jawabnya adalah tidak.

Kitalah yang dengan penuh kesadaran "secara tak sadar" merealisasikan semua sabda-sabda agung kekasih Allah tersebut. Kita sendiri yang memberikan bukti terhadap kebenaran firman-firman langit itu dalam kehidupan jaman kita. Maka wajar bila kelak semua panca indra diri akan ditagih pertanggungjawaban masing-masing.

Shodaqallahul'adziem.
Selamat memperingati Isrok Mikroj 1436H.
Semoga banyak perenungan yang mencerahkan diperoleh.

Salam dari Palembang Darussalam.
16 Mei 2015

Armansyah.

Muhasabah Israk Mikraj 1436H

Sebagai manusia, kita sering diterpa oleh kegalauan. Kita merasa sedih, kita berduka atas terjadinya sesuatu yang melukai perasaan kita, sesuatu yang tidak kita kehendaki terjadi namun ia tetap terjadi. Semuanya wajar. Sewajar dari kehendak Allah yang tidak selalu memberikan setiap keinginan yang kita maui.


Terhitung sepuluh tahun sejak beliau diangkat menjadi Rasul, Nabi Muhammad juga mendapatkan ujian kegalauan yang begitu bersangatan. Sebelum itu, beliau yang sejak kecil dikenal sebagai Al-Amin atau orang yang dipercayai telah dihujat oleh kaumnya karena proklamasi kenabian beliau. Orang-orang yang mengikuti dakwahnya kerap mengalami siksaan psikis maupun batin. Beliau sendiri beberapa kali harus menghadapi perlakuan yang tidak menyenangkan dari masyarakatnya yang menolak risalah langit yang beliau sampaikan. Setelah 3 tahun mengalami pemboikotan sengit dari kaum kafir Quraisy Mekkah kegalauan itu berada dititik puncaknya pada tahun ke-10 kenabian yang dikenal dalam sejarah sebagai 'Aamul Huzni (tahun duka cita).


Ditahun ini, paman beliau yang selama ini senantiasa memberikan perlindungan dan kasih sayangnya, Abu Thalib, wafat. Tiga bulan selanjutnya istri terkasih beliau, Khodijah binti Khuwailid juga wafat. Dua orang yang punya arti besar dalam jiwa sang Nabi secara berturut-turut diambil dari sisi beliau. Dua orang yang bukan cuma sebatas keluarga, namun juga bertindak selaku penyokong semangat, materi serta nilai kearifan dipanggil kembali kepada-Nya justru diwaktu beliau SAW sedang begitu membutuhkannya menghadapi pemboikotan serta aksi anarkis kafir Quraisy.


Tapi begitulah cara Allah hendak memperkuat jiwa hamba-Nya yang Dia kasihi. Dia tidak ingin kecintaan sang hamba terhadap-Nya mendua oleh cinta-cinta yang lain. Hal yang serupa dulu juga pernah mewujud pada sang Khalilullah, Ibrahim dengan ujian pengorbanan putra tunggalnya waktu itu, Isma'il sebagai bukti kehambaan beliau dihadapan Allah. Bukti bila Tauhid Ibrahim bukan Tauhid yang mendua.


Pada suatu malam di pelataran Masjidil Harom, Allah yang Maha Suci memberikan hiburan-Nya dengan menugaskan sang Ruhul Qudus, Jibril 'alayhissalam untuk menjemput sang kekasih naik keharibaan-Nya, berjalan menembus bintang gemintang berikut seluruh sistem galaksi-Nya hingga sampai disatu tempat yang bernama Sidrotul Muntaha. Tempat dimana sang Nabi mendapat anugerah kesempatan untuk melihat wujud asli sang Jibril yang penuh pesona hingga perjalanan beliau tiba dititik pemberhentian lautan cahaya. Sebuah titik akhir yang menjadi batas bagi sang Nabi untuk menerima sarana Tarbiyatul Qulub.


ilustrasibuku


Assalaamu’alaika ayyuhan-nabiyyu warohmatullaahi wa barokaatuh, as-salaamu ‘alainaa wa ‘alaa ‘ibaadillaahish-shoolihiin. | Segala keselamatan tercurahkan untuk anda wahay Nabi dengan seluruh rohmat dan barokah Allah. Mudah-mudahan kesejahteraan dilimpahkan pula kepada kami dan kepada seluruh hamba Allah yang sholih.


Mari kita terus belajar untuk menjadikan As-sholatu mi'rojul mukminin, sholat selaku mi'rajnya kaum mukmin agar hati kita senantiasa terjaga dengan kesuciannya. Agar perilaku kita dapat lebih terkontrol dalam bertindak dan berpikir sebab sifat ihsan telah terpatri dijiwa. | Anta’budallah ka annaka tarooh, fa’illam takun tarooh, fa’innahu yarook | engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya maka sesungguhnya Dia pasti melihat engkau.


Selamat memperingati Isrok wal Mikraj 1436H.
Sholawat dan salam teriring bagi baginda Rasul Muhammad SAW beserta seluruh keluarga beliau dan sahabat serta umat beliau, dahulu, sekarang dan yang akan datang.


Palembang Darussalam, 15 Mei 2015
26 Rajab 1436H


Armansyah, M.Pd


Ilustrasi gambar diambil dari buku ke-5 saya yang terbit di Malaysia tahun 2011.
ISBN-13: 978-967-5137-91-5
Oleh Penerbit : PTS Islamika

Kebahagiaan itu diperjuangkan!

Bahagia itu diperjuangkan, bukan semata bersikap pasrah menunggu. Sama halnya dengan segala hal di hidup kita ini, semua membutuhkan perjuangan. Bahkan terhadap keangkaramurkaan maupun nafsu gelap diri kita lainnya kita mesti berlaga agar kebaikan, kearifan dan kebenaran tampil sebagai pemenang, bersinar membuat pencerahan bagi alam semesta.


Cinta merupakan anugerah terindah dari Allah Azza Wajalla, dengan rasa cinta itu kita saling menebar kasih sayang antar insan, berbagi kepedulian terhadap sesama makhluk. Bersyukurlah jika dihati-hati kita masih punya banyak cinta serta kesetiaan.


ilustrasi_berdua




Salam untuk orang-orang yang anda cintai,
Selamat berlibur panjang.
Semoga berkah dan rahmat Allah senantiasa melingkupi kita bersama.


Ba'da Ashar di Palembang Darussalam.
14 Mei 2015


Masagus Armansyah Sutan Sampono Azmatkhan, S.Kom, M.Pd



Bagaimana cara kita mendekati-Nya

Jika kita naik pesawat, makin tinggi ia menuju keangkasa maka semakin kecil juga apa-apa yang terlihat ada dibumi. Seperti itu pula masalah yang kita hadapi, semakin tinggi hubungan kita kepada Allah, maka semakin kecil pula masalah itu bagi kita untuk dilalui.


ilustrasi_pesawat


Mari kita terus berusaha untuk merapat dan bermi'roj, meningkatkan level kedekatan kita pada-Nya dengan berbagai cara yang mungkin untuk dilakukan.


Palembang Darussalam.
14 Mei 2015




Armansyah
Original Posted: Facebook.



Ihsan

Sering kita melakukan sholat secara buru-buru, tergesa-gesa, seakan sedang dikejar-kejar oleh sesuatu. Boleh jadi saat itu kita melakukannya karena diburu oleh waktu, sedang ditunggu seseorang, khawatir rugi karena meninggalkan dagangan atau hal-hal penyebab lainnya. Natural dan sangat alamiah sebenarnya.


Namun ingatlah kawan, segala sesuatu yang kita ingin dapatkan, setiap sesuatu yang kita khawatirkan luput atau kehilangannya. Semua itu justru berada ditangan Dzat yang kita sedang berdiri dihadapan-Nya. Tak akan ada yang terjadi jika tanpa idzin-Nya. Jadi apakah kita sedang benar-benar ihsan ketika kita sholat menghadap-Nya?




Ihsan itu ilmu yang paling berat, lebih berat dari menegakkan rukun Iman dan rukun Islam. Sebab Ihsan itu adalah atap dari bangunan akidah yang kita dirikan.


Ada sebuah cerita, dimana alkisah 3 orang muslim sedang berjalan melalui sebuah hutan. Ditengah perjalanan, mereka beristirahat. Salah seorang diantaranya melakukan sholat sunnah dhuha sebanyak dua reka'at sementara dua orang rekan lainnya memilih untuk duduk melonjorkan kaki seraya minum melepas dahaga. Mendadak muncul seekor harimau ditempat itu, ia mengaum dan mendekati ketiga orang muslim ini.


Dua orang yang sedang beristirahat segera saja lari dan mencari tempat perlindungan yang dianggapnya bisa mengamankannya dari sang harimau. Sementara seorang temannya lagi yang sedang sholat ternyata terus saja melakukan aktivitas ibadahnya itu. Si harimau ternyata tidak melakukan apapun, dia hanya mengaum dan berjalan berkeliling mengitari muslim yang masih sholat itu. Sesaat harimau itu kemudian berjalan pergi meninggalkan mereka dan ketiga orang itu kemudian kembali berkumpul.


Bertanyalah dua orang muslim lainnya pada teman mereka yang tadi sholat. "Apa kamu tidak takut dengan harimau itu? bisa-bisanya kamu terus saja sholat sementara kami sudah lari menyelamatkan diri".


Jawaban temannya itu sungguh mengejutkan, "Sebenarnya aku tadi juga merasa takut, tetapi aku malu untuk membatalkan sholatku. Malu sama Allah. Aku sedang menghadap Dia. Harimau itu adalah makhluk-Nya yang tunduk pada perintah-Nya. Bagaimana mungkin aku memilih lari dari Dia sementara harimau itupun jika ia hendak menerkam pasti setelah Dia mengizinkannya.


Aku hanya percaya bahwa aku sedang diawasi-Nya dan saat aku sedang menghadap-Nya saat itu pula aku tengah dilayani-Nya, tengah berkomunikasi dengan-Nya. Jadi, alangkah kurang ajarnya harimau itu bila dia mengganggu orang yang sedang ngobrol dengan Dzat yang Maha Menghidupkan dan Mematikan seluruh makhluk".


Inilah mungkin tingkatan Ihsan yang luar biasa. Tapi bagaimanapun cerita itu cuma sebagai bentuk kiasan saja untuk kita semua memahami maksud dan implementasi Ihsan itu sendiri.


Semoga bermanfaat.
Salam dari bumi Palembang Darussalam.
13 Mei 2015.


Armansyah Azmatkhan, M.Pd


Original posted : Facebook



Bukan cuma tentang awal tapi juga tentang akhir

Boleh jadi kita memulai awal perjalanan hidup ini sebagai seorang muslim, tapi apakah kita yakin bila akhir dari hidup kita inipun nanti akan tetap sebagai seorang muslim? Berapa banyak orang yang sejak kecil dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang muslim tapi ketika ia dewasa dan mengenal cinta atau terpuruk dalam kekurangan harta tiba-tiba berubah menjadi kafir dan munafik?


It's not always about how you start the race but it's also about how you finish it.


ilustrasi




اللهُمَّ أَرِنَا الحَقَّ حَقّاً وَارْزُقْنَا التِبَاعَةَ وَأَرِنَا البَاطِلَ بَاطِلاً وَارْزُقْنَا





اجْتِنَابَهُ، بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.


Allahumma aarinal-haqqo haqqon warzuqnat-tiba’ah, wa arinal-baatila baatilan warzuqnaj-tinabah, bi rohmatika yaa arhamar-rahimiin.


Ya Allah Tunjukilah kami kebenaran dan berikan kami jalan untuk mengikutinya, dan tunjukanlah kami kebatilan dan berikan kami kekuatan untuk menjauhinya.



Palembang Darussalam, Mei 2015
Armansyah.



Masih tentang Gus Nuril: Terhadap ceramahnya digereja

Tulisan ini sebenarnya masih kelanjutan posting saya sebelumnya dari media sosial yang saya arsipkan disini:


https://arsiparmansyah.wordpress.com/2015/05/18/gus-nuril-antara-kritik-dan-apresiasi/


Adapun tulisan ini tentang pertanyaan seorang sahabat maya terkait ceramah Gus Nuril disalah satu gereja ketika acara natalan. Sekedar mengingatkan saja bahwa saya bukan pendukung Gus Nuril, bukan pula warga NU, hanya saya perlu ikut merasa memberi pertimbangan yang adil terkait kasus ini.


Video yang dipermasalahkan adalah sebagai berikut :


 [youtube=https://www.youtube.com/watch?v=sbqTU2HqkY4&ab_channel=KangMondheKSI]


Secara umum, saya memberi apresiasi positip terhadap beliau yang sudah dapat memberikan tausiyah, ceramah atau bertabligh tentang Islam dihadapan kaum kafir ditempat ibadah mereka sendiri.


Selama kita tahu batasan-batasan syari'at, maka tidak ada alasan maupun larangan bagi kita umat Islam untuk memasuki gereja dan berdakwah tentang Islam didalamnya.

Sebagai seorang Kristolog, saya melihat penampilan Gus Nuril disana cukup bagus. Bahasanya justru lebih santun dan terstruktur ketimbang dakwah beliau di Jatinegara terkait Maulid Nabi. Tampak sekali pada ceramah di gereja ini, seorang Gus Nuril tampil sebagai seorang guru atau asatidz yang arif dan mumpuni. Beliau tahu banyak hal tentang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Beliau juga sempat membaca dan menyanyikan sholawat Badr yang merupakan bentuk puja dan puji terhadap Rasulullah Muhammad SAW serta sahabat beliau meski dengan menggunakan irama malam kudus (lihat menit 54:02).


Juga tekniknya pada menit ke-41:15 dimana orang kristiani secara tidak sadar bisa diajak oleh beliau untuk membaca Laa ilaaha Illallah


Lanjut menit ke-43:07 : Kritik beliau terhadap perayaan natal pada hari senin yang mestinya Sabbath sesuai ketetapan PL.

Itu nilai plus dari saya untuk beliau. Bahasa anak saya, terbaiklah.

Hanya saja, karena seperti yang saya bilang bahwa posisi saya disini bukan untuk membela beliau atau institusi tertentu, maka saya juga harus berlaku obyektif setelah menyaksikan tayangan itu.

Berikut hal-hal yang sempat saya catat untuk dievaluasi dari beliau berdasar catatan waktu videonya:

7:00 : Malaikat Jibril adalah asisten Ruh Qudus,
Ini menurut versi siapa?

16:55 Nasrani = Penolongku
Ini juga terminologi dari mana?

20:59 : Raden Fatah adalah orang China.
22:38 : Pembawa ajaran Islam ke Jawa = Orang China
Apakah sudah dipelajari dan punya bukti dari sudut sejarah?

28:32 : Tentang Negara Islam dan Pancasila
Disini poin yang saya secara umum juga kurang sepakat

31:41 : Tentang tafsir Surah At-Tin dan kaitannya dengan Sidharta Gautama


Nah, saya pernah memberi endorsmen pada buku Ramalan tentang Muhammad Saw : Dalam kitab suci agama Zoroaster, Hindu, Budha dan Kristen”. Buku ini aslinya terdiri dari dua bagian yaitu berjudul “Muhammad in Word Scriptures The Parsi, Hindu and Budhist” karya Abdul Haq Vidyarthi dan buku “Muhammad in Word scriptures The Bible” karya Abdul Ahad Dawud (keduanya diterbitkan oleh The Islamic Book Trust, 2006), terkait isi ceramah beliau, saya belum pernah membaca satu kitab tafsir khusus yang menyebutkan bahwa At-Tin adalah pohon Bodhi dan Gautama merupakan Nabi Besar.


Penyampaian Gus Nuril pada masalah ini seakan itu merupakan tafsir tunggal yang sudah baku, dan menurut saya cukup berbahaya karena memang tidak ada rujukan pasti secara nash. Semuanya masih praduga atau tafsir dari orang per-orang.


37:20 : Ceramah di Gereja harus izin dengan Sunan Ampel dengan menziarahi kubur beliau
Ini juga poin yang dalam hemat saya agak campur aduk antara Tauhid rasional dengan mistikisme kepercayaan


38:04 : Malaikat kubur yang duduk nganggur karena kuburan gusdur selalu ditungguin orang selama 4 tahun

Saya tahu bahwa Gus Nuril adalah salah seorang Kyai yang fanatik dengan Gus Dur, namun menempatkannya sebagai bagian dari guyonan mungkin agak sedikit keterlaluan.


40:25 : Allah itu mencla-mencle terkait Laa ilaaha Illallah
Ini juga sama, saya memandang beliau sudah berlebihan dalam bercanda


Poin selanjutnya dalam evaluasi ceramah tersebut adalah memasukkan unsur Israiliyah dalam cerita tentang Nabi Daud, misalnya :





45:53 : Nabi Daud senang kawin dan beristri banyak
46:02 : Memasukkan cerita Israeliyat tentang mengawini istri panglimanya sendiri dengan mengumpankan sang panglima kemedan perang




Demikian.
Saya menghormati kapasitas beliau sebagai seorang ulama dan juga sekaligus Kristolog. Tapi tetap saja ada plus dan ada minusnya. Toh seorang Gus Nuril juga hanya manusia biasa. Tidak perlu dihujat atau dicaci maki. Seperti yang disampaikan oleh mas Ery Irawan, semuanya bisa didialogkan dengan baik tanpa harus ribut-ribut.

Gus Nuril: Antara kritik dan apresiasi

Saya bukan pengagum apalagi pengikut pemahaman kelompok salafiyyah atau wahabi, banyak hal dari ijtihad serta penafsiran mereka terhadap nash agama tidak dapat saya sepakati. Begitupula sayapun bukan warga NU. Pemikiran saya dibidang keagamaan mungkin lebih condong pada pemahaman ormas Muhammadiyah dilihat dari kacamata "sekte ormasiyah" khususnya di negeri ini, walaupun saya sendiri faktanya bukan pula warga resmi organisasi yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan tersebut. Pandangan politik saya sampai hari ini masih pada PKS. Meski demikian, saya berusaha tetap menghormati dan mengapresiasi setiap amal serta pemahaman kawan-kawan dari Salafi, NU atau pandangan politik partai-partai lainnya. Toh, menghormati tidaklah sama dengan mengamini. Setiap kita silahkan saja berjalan diatas manhajnya masing-masing sesuai yang diyakini kebenarannya.


Terkait isyu kontroversial tentang sosok Gus Nuril yang juga cukup sering di forward oleh rekan-rekan melalui media sosial, entahlah. Saya cukup sering menonton kajian beliau melalui televisi Aswaja. Sejauh ini, saya pribadi melihat apa yang beliau sampaikan disejumlah pengajiannya itu masih bisa diterima. Jika pun ada hal-hal yang berkesan menyerang pemahaman kelompok lain seperti Salafi, Muhammadiyah hingga PKS, tetap dapat diterima sebagai bentuk ijtihadiyah yang dibenarkan sebagaimana hal sejenis juga ada dan terjadi dalam urusan fiqh para Imam Madzhab dan pengikutnya. Mungkin yang perlu di kritisi adalah adab atau cara beliau menggunakan kata-katanya saja.


Saya termasuk orang yang anti terhadap kelompok Islam liberal namun pemikiran Gus Nuril yang saya ketahui tidak seliberal Ulil, Abdul Moqsith atau Guntur Ramli.


Kedewasaan kita dalam memandang perbedaan masih harus ditingkatkan. Terlebih untuk urusan agama. Merasa benar itu bagus, namun menutup mata terhadap semua nilai kebenaran yang ada pada kelompok lain diluar komunitasnya bukan perbuatan arif. Ilmu Allah itu tersebar diberbagai sudut ciptaan-Nya. Jika kita dapat belajar dan menerima kebenaran dari binatang seperti burung, anjing, semut atau lebah yang notabene bukan makhluk berakal maka bagaimana mungkin kita menolak kebenaran yang ada pada diri seorang manusia? Islam itu bukan ajaran egoisme yang penuh kebencian. Islam adalah ajaran cinta, ajaran dakwah, ajaran logika, ajaran yang penuh keilmuan serta mengapresiasi perbedaan.


Anda tak sepaham ya amalkan saja apa yang anda yakini, untuk hal-hal yang disepakati, mari sama berkolaborasi. Jika anda menyatakan tak ada musik Islami, toh saya bisa saja memahami hal yang sebaliknya, buat saya musik Islami itu ada, dakwah melalui seni bukan hal yang terlarang. Anda menggunakan ru'yatul hilal, saya justru memilih hisab wujudul hilal, anda mengamalkan yasinan atau makan-makan ditempat orang kematian, saya juga bisa saja menyelisihi amalan tersebut sesuai dengan tingkat ilmu dan pemahaman nash agama yang masing-masing kita pahami.


Akhirnya berbeda itu sebuah keniscayaan selama masih berdiri diatas nash naqli maupun aqli. As I said, I'm not gusdurian. Jadi, status saya ini tidak sedang membela seorang Gus Nuril tetapi hanya berusaha menyebarkan pikiran obyektif sebagai bagian dari perintah al-Qur'an untuk berbuat adil. Jangan mudah menghakimi seseorang menyimpang sampai benar-benar kita mengetahuinya dengan bukti-bukti yang dapat dipertanggungjawabkan.


Semoga bermanfaat.
Palembang Darussalam, 10 Mei 2015


Armansyah Azmatkhan M.Pd


Original Posted: Facebook.

Friday, May 8, 2015

Pola dakwah jangan apple to apple

Berdakwah ditengah komunitas orang tua yang saban hari datang kemasjid, ikut pengajian ini dan itu serta pemikirannya sudah akhirat melulu insyaAllah adalah perbuatan yang gampang. Lah memang itu yang mereka cari dan mereka kejar. Mereka berlomba-lomba memperdalam ilmu agamanya untuk bekal diakhirat. Apalagi jika usianya sudah diatas 50 dan 60-an tahun. Dunia sudah bukan hal yang penting-penting amat lagi dibenak mereka.


Begitu juga bila kita berdakwah ditengah majelis pengajian yang isinya penuh oleh anak-anak muda dari ROHIS, KAMMI, IRMA, LDK, para santri dan santriwati pesantren serta lain sebagainya pun akan relatif lebih mudah diterima. Mereka memang menyukai hal-hal bersifat religiousitas atau keagamaan. Sehingga meskipun menggunakan pendekatan dakwah dengan metode klasikpun mereka fine-fine saja.


Namun berdakwah ditengah komunitas artis hingga anak muda yang masih suka happy-happyan, masih lebih demen dengerin musik yang ngejrang-ngejreng, berpakaian dan lifestyle yang modis serta fresh atau anak-anak muda yang masih lebih menyukai membaca novel dan nonton bola ketimbang dengerin ceramah inilah yang sulit untuk dilakukan. Mereka-merekalah generasi muda Islam yang tidak bisa didakwahi dengan pendekatan klasik, langsung to the point bilang ini halal dan itu haram, ada perilaku menyimpang langsung dimarahin dan divonis, tampil ceramah tentang syurga dan neraka tanpa memberi kesempatan mereka untuk mencerna secara kritis dengan model pemikiran muda mereka seraya kita tampil bak seorang wali lengkap menggunakan jubah panjang, sorban putih dengan tongkat atau tasbih ditangan.


Uslubud da’wah alias metode dakwah antar kaum dan antar jaman tidak selalu bisa diterapkan secara apple to apple. Jangan dipaksakan sama. Karena mereka memang berbeda. Ada ketidak kompatibelitasan disetiap orang, disetiap jaman dan disetiap peradaban bahkan disetiap daerah dan negara. Bukan konten dakwahnya yang sudah usang, bukan pula firman-firman Tuhan yang sudah lekang dimakan jaman, tapi thoriqah atau cara penyampaian dan pendekatannya itulah yang mungkin harus lebih inovatif dan berbeda.


Seorang pendakwah yang baik, mesti dapat mencari strategi yang jitu agar dakwahnya dapat dipahami dan diterima oleh masing-masing audiennya. Kapan harus bicara dengan tampilan dan gaya seorang kyai kharismatik serta kapan harus tampil modern, fresh looking, fresh mind, fresh talking, menyampaikan dakwah agama dengan cara yang bisa diterima oleh kaum mustad'afin atau kelompok yang secara amsal telah tertindas dengan pemikiran dan gaya hidup barat yang sekuler, dimana mereka juga adalah kaum arâdzil (yang tersisih dalam pengertian tersisih dari haknya mendapat ilmu agama akibat derasnya tuntutan ilmu-ilmu dunia), mereka adalah kaum fuqarâ’ (orang yang fakir alias kekurangan dalam khasanah spiritual), mereka juga kelompok masâkin (orang-orang yang miskin dari pergaulan para syaikh dan alim ulama keagamaan akibat bentuk sekolah modern yang lebih memperkaya jiwa mereka dengan pemikiran sekuler serta globalisasi).


ilustrasi_ug


Kita tidak dapat menutup mata dari segmentasi ini. Mereka juga harus dirangkul. Mereka juga perlu didakwahi. Tapi carilah jalan-jalan yang sesuai dengan lifestyle dan perkembangan jaman mereka. Gunakan bahasa-bahasa segar dengan semua analogi yang bisa dipahami oleh akal mereka hari ini. Peranan bahasa dan penampilan sangat penting dalam menjadikan seseorang dapat diterima oleh masyarakatnya. Jangan sampai kita mendakwahi seseorang, tetapi seseorang itu tidak paham dengan apa yang kita ucapkan. Kita mendakwahi seseorang tetapi hanya bersifat sementara saja karena gaya kita yang berkesan menyudutkan dan menyalahkan. Entah karena orang yang kita dakwahi ini adalah benar-benar orang bodoh, atau kita sendiri yang paling bodoh karena tidak dapat menempatkan bahasa maupun gaya dalam dakwah. Dakwah tidak akan diterima jika ia disampaikan secara garing apalagi garang. Khoothibun naasa ‘alaa qodri ‘uquulihim, sampaikan sesuai dengan kapasitas pemikiran mereka (tsaqofah).


“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (Al-Qur'an surah An-Nahl ayat 125)


Puncaknya, setiap pendakwah seyogyanya juga dapat berfungsi juga sebagai uswatun hasanah, penerap yang pertama dari apa yang ia sampaikan, sehingga umat tidak melihat kepincangan antara teori dan praktik nyata dilapangan.


Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Gambar hanya sebagai ilustrasi saja, tak ada kaitan dengan topik status ini secara langsung.


Salam dari bumi Jakabaring, Palembang Darussalam,
08 Mei 2015


Armansyah Azmatkhan, MP.d
Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153211086473444&set=a.407879698443.185889.727558443&type=1&permPage=1

Ojo ketungkul

Jangan terobsesi dengan kedudukan, keduniaan dan kepuasan yang sifatnya artifisial dan sementara. Menjadi kaya atau meraih kedudukan terhormat tidak dilarang, akan tetapi menjadikan hal itu semata-mata sebagai tujuan, merupakan kemunduran hakikat hidup manusia.


ilustrasi_kemewahan


Ada sebuah ungkapan berbahasa Jawa terkait hal ini: Ojo ketungkul marang kalungguhan, kadonyan, lan kemareman. | Semoga bermanfaat.


Salam dari bumi Palembang Darussalam.
07 Mei 2015


Armansyah
Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153209912428444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1.

Belumlah menang jika belum berani kalah

Belum menang jika belum berani kalah, belum unggul jika belum berani merendah, belum besar jika belum berani kecil. Belum menjadi guru jika belum berani menjadi murid.


Lempuing - Sumatera Selatan
07 Mei 2015
Armansyah
Original posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153209352713444.

Indahnya alam dan kesempurnaan-Nya

ilustrasi_keindahan_alam

Begitu indah pesona alam semesta, betapa lagi indahnya tentu Sang Maha Penciptanya. Alangkah beruntungnya jiwa-jiwa yang kembali pada-Nya dalam keadaan yang penuh keridhoan-Nya, disambut oleh para makhluk cahaya dengan senyuman serta penghormatan. Subhanallahiwabihamdihi.

Berapa banyak jiwa yang rindu untuk bersua dengan pusat segala keindahan ini? Pantaslah Nabi ketika ditanya tentang perjumpaan dengan Robbnya ia tidak mampu mendeskripsikan menggunakan kata-kata. Sungguh, tidak akan ada kata yang bisa menggambarkan keagungan Dzat Terindah ini.

Fabiayyi alaa irobbikuma tukadziban?

Jakarta, 06 Mei 2015

Armansyah
Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153207923073444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1&permPage=1.

Ketakutan

Ketakutan yang terbesar adalah rasa takut terhadap ketakutan itu sendiri.


ilustrasi_ditrans


Salam dari Puncak Lembang,
Bumi Parahiyangan Bandung 06 Mei 2015



A shoulder to cry on

Beratnya sebuah musibah akan terasa ringan jika kita punya bahu untuk bersandar dan berkeluh kesah berbagi cerita hingga mengharapkan dukungan. Tapi ketika bahu itu tak ada, bukankah ada bumi sebagai tempat bersujud? Bukankah ada Allah tempat mengadu dan mengharap belas kasihan sekaligus pembelaan?


Sebaik-baiknya tempat curhat jawabnya adalah selalu Allah.


Salam dari bumi Parahiyangan Bandung,
04 Mei 2015



Yassir wala tu'assir

Prinsip agama itu, mudahkan dan jangan dipersulit. Dakwah itu bertujuan merangkul bukan memukul. Tapi jika kemudian harus bertemu dengan situasi yang tak mungkin terhindari, maka konfrontasi menjadi sebuah keniscayaan.


Jakarta, 04 Mei 2015.


Armansyah.
Original posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153203590723444

Tujuan pendidikan: Berguru Pada Allah

Tujuan utama pendidikan tidak hanya mengasah kemampuan kognitif, afektif atau emosional si terdidik saja. Islam menggariskan bila pendidikan bersifat jangka panjang atau lifelong journey. Mencakup kecerdasan secara lahiriah dan batiniah dengan tujuan akhirnya sukses dunia-akhirat. Terbukanya akses-akses terhadap sumber ilmu dan informasi sebagai media pembelajaran termasuk tersedianya guru yang akan mendidik dan berbagi ilmu pengetahuan memang menjadi syarat penting bagi seorang murid. Tapi mewujudkan kearifan diri merupakan hal yang mutlak bagi sang murid. Puncaknya, ia memiliki kebesaran jiwa terhadap perbedaan. Lepas dari sekat kejumudan maupun subyektifitas. Gurunya tak hanya satu atau dua orang. Gurunya adalah setiap makhluk dan kejadian yang ia temui disekelilingnya. Maha gurunya tunggal diseluruh alam, guru tempat ia belajar, mencari inspirasi, memohon petunjuk dan kebenaran mutlak diatas semua kebenaran. Allah Azza Wajalla.




Selamat hari pendidikan,
Sukabangun 2, Palembang Darussalam.
03 Mei 2015


Armansyah, S.Kom, M.Pd
Original posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153201761498444



Beberapa tanda kiamat

Banyaknya yang protes terhadap adanya rencana legalisasi perzinahan alias pelacuran dan juga legalisasi khomar alias minum-minuman keras oleh oknum pemerintah yang kafir sangatlah patut kita beri apresiasi positip.


Alhamdulillah, itu tandanya masih banyak orang beriman yang masih tsiqoh terhadap ajaran Islamnya. Meskipun sayang banyak yang mengaku Islam tetapi malah memilih pemimpinnya dari kalangan kafir.


Tapi terlepas dari masalah itu, apa yang terjadi pada hari ini ditengah kita, maksud saya ditengah komunitas muslim sekarang hanya menepati apa yang sudah disampaikan oleh Rasul kita yang dimuliakan Allah, Nabi Muhammad SAW.




Coba mari kita sama-sama lihat sabda beliau berikut:




Shahih Bukhari 5149: Dari Anas radliallahu 'anhu, dia berkata; saya mendengar suatu hadits dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau bersabda: "Di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah kebodohan merajalela, sedikitnya ilmu, perzinahan merajalela, di minumnya minuman keras, sedikitnya jumlah laki-laki sementara jumlah wanita semakin banyak, bahkan lima puluh wanita yang ditanggung satu orang laki-laki."


Shahih Bukhari 78: Telah menceritakan kepada kami 'Imran bin Maisarah berkata, telah menceritakan kepada kami Abdul Warits dari Abu At Tayyah dari Anas bin Malik berkata, telah bersabda Rasul shallallahu 'alaihi wasallam: "Sesungguhnya diantara tanda-tanda kiamat adalah diangkatnya ilmu dan merebaknya kebodohan dan diminumnya khamer serta praktek perzinahan secara terang-terangan".



Semoga kita dan keluarga kita, dapat lepas dari fitnah dajjal ini.




Allahumma innii 'A'uudzu bika min 'adzaabil qabri wa min 'adzaabin naar wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitmatil masiihid dajjaal" (artinya): ("Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari suksa kubur dan dari siksa api neraka dan dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari fitnah Al Masihid Dajjal").



Jakabaring, 30 April 2015
Armansyah Azmatkhan
Original Posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153195229043444.



Indonesia, kedaulatan dan hukuman mati

Setiap negara punya kedaulatannya sendiri yang dengan itu ia memiliki bentuk hukum maupun sistem kenegaraan mandiri, bebas dari intervensi asing, asong atau aseng. Sudah sepatutnya negara lain diluar sana menghormati sistem peradilan serta hukum yang berlaku di Indonesia. Seperti diketahui saya bukan pendukung jokowi dan tidak pernah meridhoi rezim ini berkuasa. Saya berharap ada keajaiban yang dapat merubah kepemimpinan nasional hari ini. Tapi terlepas dari masalah itu saya memberi apresiasi positip terhadap keputusan hukuman mati pemerintah terhadap para gembong narkoba. Malah seharusnya juga hukuman itu diberlakukan terhadap para pelaku tindak kriminal korupsi serta pembunuhan.

Siapa yang melepas pakaian kita?

Sahabat, pagi ini kita mandi dan mengenakan pakaian bagus, memasang jam dipergelangan tangan dan ow, mungkin pula plus memasang cincin batu akik dilingkar jari jemari anda. Tapi yakinkah anda jika sore nanti anda akan kembali mandi dan membuka sendiri pakaian yang anda kenakan pada pagi harinya tadi?


Boleh jadi, bukan kita sendiri yang akan membuka pakaian yang kita kenakan itu. Bukan kita sendiri yang melepas jam dan cincin batu akik tadi dari tubuh kita. Mungkin anak kita, istri kita, suami kita, keluarga kita, tetangga atau bahkan orang lain yang belum pernah kita kenal semasa hidup kita. Kenapa? karena boleh jadi pagi tadi itu merupakan saat terakhir buat kita secara pribadi melakukan aktivitas rutin itu. Di sore hati nanti, mungkin ada diantara kita yang sudah akan terbujur kaku menjadi mayat. Entah karena sakit, kecelakaan atau sebab-sebab lahiriah lainnya.




Jadi maksudnya apa nih? pinter-pinter mawas diri. Sering-sering ingat kepada Allah. Eling marang Gusti Allah bro. Itu kematian, gak pernah kulo nuwon ngasih warning sama kita terkait final callingnya. Kalau dia sudah datang ya habis sudah semua perkara kita, tanpa perduli kita ada dimana, sedang apa dan bersama siapa. Jarak hidup dan mati itu tipis. Kita boleh jadi takut-takut-takut sekali membicarakan hal ihwal kematian ini, tapi ya apa boleh buat, toh kita memang diperintahkan untuk selalu mengingat mati.


Olehnya maka berbuat banyak untuk dunia ini boleh-boleh saja. Cinta dunia adalah bagian dari fitrah kita. Ingin selalu dihormati, dihargai atau dicintai dan sebagainya. Ada pepatah Jawa : Yen Tresna Ora Mung Njaga Rupane.Nanging Uga Njaga Uripe Tetep Ning Dalan Gustine. Kalau benar-benar cinta tidak cuma menjaga wajahnya,tetapi juga menjaga hidupnya tetap dijalan Tuhan-Nya. Wong sesuk kuwi kabel bakal mati dipundhut, bali Allah ngadhep marang Allah sing mengerani alam kabeh (Rabbul ‘Alamin). Sak perlu mempertanggungjawabkan amal tumindak naliko urip ono ing ngalam donya.


Jelang Dzuhur waktu Palembang,
29 April 2015


Armansyah
Original posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153193036478444.



6 Perkara penghancur amal

Ada 6 perkara yang menjadi penyebab hancurnya amal kita menurut Rasulullah dalam hadist yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dan ad-Dailami:


1). Istighalu bi uyubil kholqi. Orang yang terlalu sibuk mencari-cari aib dan kekurangan orang lain sementara ia lalai terhadap aib dirinya sendiri
2). Qaswatul qulub alias keras hati
3). Hubbud dun-ya, cinta dunia
4). Qillatul haya, tak punya rasa malu
5). Thulul amal, panjang angan-angan
6). Dzalimu la yantahi, berbuat zholim tanpa henti, baik zholim pada diri sendiri apalagi zholim pada orang lain.




Semoga bermanfaat untuk kita semua.
Jakabaring, 29 April 2015.


Armansyah Azmatkhan
Original Posted:
https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153192674383444.



Kisah saya dan kursi kerja

Ceritanya hampir setiap pagi saat akan duduk dikursi kantor, saya menemukan banyak sekali bulu kucing bertebaran diatasnya. Tidak hanya dikursi yang biasa saya duduki saja, melainkan beberapa kursi lainnya juga. Ini bukan tentang masalah love the animal or no, namun hal demikian cukup mengganggu aktivitas pagi hari dikantor.


Apalagi diatas meja seringkali terdapat berkas dan dokumen penting beserta cangkir minum sehari-hari. Belum diantara rekan-rekan sejawat ada yang alergi terhadap bulu kucing. As personal, I don't have any problem with the cat. Indeed I love cat and I have cats at home. So again, it is not about hate or love at all.


Saya kemudian teringat dengan salah satu cara yang pernah digunakan oleh Khalifah Umar ibn Khattab. Akhirnya saya ambil secarik kertas dan disana saya tuliskan: Bismillahirrohmanirrohim. Kucing dilarang duduk disini.


Alhamdulillah ternyata metode ini tentunya bi-idznillah, berhasil. Sejak surat tersebut saya tulis dan setiap pulang kerja saya letakkan diatas kursi kerja, tidak ada lagi bulu-bulu kucing bertebaran disana.


ilustrasi_kursi


Doesn't make sense untuk anda? But this is my true story. Bukankah menurut Profesor Hashimoto dari Jepang, air yang notabene dalam anggapan kita selama ini benda mati ternyata molekul-molekulnya bisa memberikan reaksi terhadap suara yang kita berikan padanya?


Bukankah al-Qur'an secara jelas pula menceritakan bila Nabi Sulaiman bisa berbicara bahasa binatang? Atau another storynya ketika al-Qur'an merekam pembicaraan para semut yang lari menghindar dari injakan kaki tentara Nabi Sulaiman? Bukankah ada indikasi jika sebenarnya binatang pun dapat kita ajak berkomunikasi? Bukankah banyak kita lihat kisah persahabatan hewan dan manusia? We are able to have understanding each others and it is not impossible!


Adapun kisah tentang Khalifah Umar tadi, baiklah saya tuliskan juga disini. Abdul Hakim meriwayatkan dalam Futuhu Mishra (Sejarah penaklukan Mesir), dari Abu asy-Syaikh dan Ibnu Asakir dari Qais bin Hajjaj, dari orang yang menceritakannya:


Bapak tua dan hapenya

Satu hari seorang lelaki tua membawa ponselnya kesebuah lokasi tempat servis lalu memberikan ponselnya tadi kepada sang mekanik. Setelah memeriksanya berkali-kali, akhirnya mekanik itu berkata pada si lelaki tua:
"Maaf, Bapak. Ponsel anda sama sekali tidak rusak!"


Seraya berlinang, lelaki tua ini berkata: "Jika demikian aneh. Kenapa anak-anakku tidak pernah menghubungi diriku".




Semoga bermanfaat, khususnya bagi anda yang tinggal jauh dari orang tuanya. Kasih anak sepanjang galah, kasih orang tua sepanjang masa. Mari sama-sama kita renungkan.


Semoga anak-anak kita dapat menjadi insan-insan yang berbakti dan pengantar jalan menuju syurga-Nya. Mari kita sama berdo'a:


Robbana hab lana min azwaajina wa dzurriiyyatina qurrota a’yuni waj-’alna lil-muttaqîna imama.
Artinya, "Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa".


Sukabangun 2, Palembang Darussalam
27 April 2015


Armansyah Azmatkhan.
Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153189102533444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1


.



Psikologi "Jangan" adalah menyesatkan!

Dulu saya pernah menyampaikan salah satunya melalui media sosial bila secara pribadi, saya tidak sepakat dengan studi yang konon katanya berdasarkan kajian para psikolog modern terkait larangan menyebutkan istilah "Jangan" terhadap anak-anak. Kata "Jangan" atau "Laa (dalam bahasa al-Qur'an)", menurut mereka ini akan memberikan nuansa negatif dan larangan dari kita sebagai orangtua, maka dari itu coba untuk mengganti dengan kata yang lebih positif dan berikan alasan yang dapat diterima sianak.


Ini menurut saya merupakan salah satu bentuk cuci otak terhadap para orang tua muslim khususnya. Bagaimana tidak, kitab suci al-Qur'an saja dalam mendidik manusia kejalan yang benar menggunakan kata-kata larangan "jangan". Coba lihat contoh :




walā takūnū awwala kāfirin bihi, walā tashtarū biāyātī thamanan qalīlan ( janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah), lā taʿbudūna illā l-laha (Janganlah kamu menyembah selain Allah) - walā tattabiʿū khuṭuwāti l-shayṭāni (janganlah mengikuti langkah-langkah setan)



Dan seterusnya, ada 67 ayat didalam al-Qur'an dari surah berbeda yang menggunakan penegasan larangan dengan kata "jangan".


Jadi sangat tidak salah jika metode Qur'ani ini kita ikuti. Tidak semua perilaku anak harus kita biarkan dan kita cari kata-kata lain yang halus. Bahkan metode yang diajarkan oleh Rasul: Jika seorang anak tidak mau sholat pada usia 10 tahun, ia wajib untuk dipukul, meskipun mungkin pukulan itu bukan pukulan dalam artian menyiksa, tetapi ini signal bahwa dalam mendidik anak, kita boleh keras dan tegas.




Berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka. (al-Qur'an surah an-Nisaa ayat 63)



Apakah Anda mengenal Luqman Al-Hakim? Namanya menjadi salah satu nama surah dalam al-Qur'an.


Silahkan buka sekarang surah Luqman ayat 12 sampai 19, surah ini dibuka dengan penekanan Allah bahwa Luqman itu orang yang diberi hikmah, orang arif yang secara tersirat kita diperintahkan untuk meneladaninya (“walaqod ataina luqmanal hikmah….” . dst). Apa bunyi ayat yang kemudian muncul? Ayat 13 lebih tegas menceritakan bahwa Luqman itu berkata kepada anaknya, “Wahai anakku. JANGANLAH engkau menyekutukan Allah. Sesungguhnya syirik itu termasuk dosa yang besar”.


Inilah bentuk tindakan preventif yang sangat tegas dalam al-Qur'an. Sampai pada ayat 19, ada 4 kata “laa" (jangan) yang dilontarkan oleh Luqman kepada anaknya, yaitu “laa tusyrik billah”, “fa laa tuthi’humaa”, “Wa laa tusha’ir khaddaka linnaasi”, dan “wa laa tamsyi fil ardli maraha”.


Luqman tidak perlu mengganti kata “jangan menyekutukan Allah” dengan (misalnya) "esakanlah Allah”. Pun demikian dengan “Laa” yang lain, tidak diganti dengan kata-kata kebalikan yang bersifat anjuran.


Mengapa Luqmanul Hakim tidak menganti "jangan" dengan "diam/hati-hati"? Karena ini bimbingan Alloh. Perkataan "jangan" itu mudah dicerna oleh anak, sebagaimana penuturan Luqman Hakim kepada anaknya.


Dan perkataan "jangan" juga positif, tidak negatif. Ini semua bimbingan dari Allah Subhanahu wa ta'ala, bukan teori pendidikan Yahudi.


Adakah pribadi psikolog atau pakar parenting pencetus aneka teori ‘modern’ yang melebihi kemuliaan dan senioritas Luqman? Tidak ada. Luqman memang menurut sebagian ulama bukanlah seorang nabi, tetapi namanya diabadikan oleh Allah dalam Kitab suci karena ketinggian ilmunya. Dan tidak satupun ada nama psikolog atau ahli parenting modern yang kita temukan dalam kitabullah itu.


Membuang kata “jangan” justru menjadikan anak hanya dimanja oleh pilihan yang serba benar. Ia tidak memukul teman bukan karena mengerti bahwa memukul itu terlarang dalam agama, tetapi karena lebih memilih berdamai. Ia tidak sombong bukan karena kesombongan itu dosa, melainkan hanya karena menganggap rendah hati itu lebih aman baginya.


Dan kelak, ia tidak berzina bukan karena takut adzab Alloh, tetapi karena menganggap bahwa menahan nafsu itu pilihan yang dianjurkan orang tuanya.


Jangan meremehkan orang lain

Ketika ada orang lain yang menundukkan wajahnya kepada kita atau diam dan memilih untuk tidak mendebat argumen kita, bukan berarti bahwa dia tunduk dan takut kepada kita. Boleh jadi dia respect terhadap kita atau enggan untuk memiliki masalah dengan kita. Oleh sebab itu, al-Qur'an mengajarkan pada kita :




Wa idza huyyitum bi tahiyyatin fa hayyu bi ahsana minha | Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik. (Sumber: al-Qur'an surah an-Nisaa ayat 86)




Sederhananya, jangan kita berlaku semena-mena ataupun menyepelekan orang yang notabene memperlihatkan sikap hormatnya terhadap kita. Ingatlah bahwa respon spontanitas kita terhadap sikap seseorang pada diri kita merupakan cermin dari pribadi kita yang sesungguhnya.


Saya sering mengulang-ulang cerita berikut. Bahwa jika kita ingin melihat sejauh mana dzikir seseorang itu mendarah daging dalam dirinya, maka kagetkan ia secara tiba-tiba. Lihat dan dengarlah apa kata-kata pertama yang meluncur keluar dari lisannya. (But, hati-hati, saya tidak menyarankan ini dilakukan pada orang yang punya penyakit jantung atau bela diri tingkat tinggi. Sebab bagi sipenderita jantung, ia bisa saja langsung mati jika anda kagetkan, dan pada si pendekar, justru anda yang bisa mati karena reaksi spontan mereka biasanya berupa pukulan atau tendangan)  :-)


Salam Dhuha dari Palembang Darussalam. 


27 April 2015.


Armansyah
O
riginal posted: https://www.facebook.com/armansyah/posts/10153188032718444



Pesan untuk Ahok!

Mabuk ibadah versus mabuk khomar. Sama-sama berdiri, sama-sama tersungkur dan ujungnya juga sama-sama mati. Tapi kualitas diantara keduanya jauh berbeda.


ilustrasi_pemabuk

Sampaikan pesan ini kepada ahok atau siapapun yang punya kebiasaan dan pikiran sekuler terkait khomar.

Palembang Darussalam, 26 April 2015.
Armansyah Azmatkhan M.Pd


Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153185547368444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1&permPage=1

Menyikapi fenomena hidup

Didalam menyikapi berbagai lika-liku perjalanan hidup beserta setiap fenomena yang terjadi menyertainya tidaklah selalu ditentukan dari seberapa hebat diri kita. Tetapi seberapa besar jiwa kita!


ilustrasi_keterbukaan


ilustrasi_keterbukaan2


Salam dari Bumi Palembang Darussalam.
Sabtu Pagi, 25 April 2015



Renungan kasus nenek Asyani

Pemberitaan tentang vonis pengadilan terhadap nenek Asyani yang oleh sebagian besar kalangan dianggap mencederai nilai-nilai keadilan itu sendiri karena tidak terbukti bersalah membuat saya teringat hadits Rasulullah terkait penegakan hukum dan keadilan yang berlandaskan syari'at Islam. Alangkah indah dan manusiawinya ia dalam keberpihakan pada orang-orang kecil yang dituduh melakukan perbuatan kejahatan tertentu.


Aduhai betapa ngerinya jadi seorang hakim. Satu kakinya menapak di syurga-Nya karena telah membuat keputusan yang adil namun sebelah kakinya yang lain berada di neraka sebagai simbol ancaman bila ia justru menyalahgunakan jabatan hakimnya itu untuk menindas kaum musthadafin. Innalillahi wa inna ilayhirooji'un.


Nah, Dalam perjalanan dinas saya ke Kota Lahat, saya bertemu dengan seorang ibu tua yang masih aktif bekerja membantu membersihkan area sebuah sekolahan. Meski usianya sudah terbilang lanjut dengan tubuh yang mulai terlihat sedikit membungkuk, ibu tua ini tetap penuh semangat menyapu dan mengambil sampah-sampah yang ada disekitarnya tanpa mengeluh. MasyaAllah, selain belajar tentang arti survival dalam kehidupan dari beliau melalui bincang-bincang kecil sebentar, saya menyempatkan diri untuk berfoto ria dengan beliau --sebelum karena keterbatasan waktu, saya harus segera kembali kepenginapan untuk bersiap pulang menuju Palembang.


ilustrasi_bersama_seorangnenek


Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya pada kita semua serta memberikan kehidupan yang baik, layak dan bahagia fiddun-ya wal akhiroh. Aamiin. Bagaimanapun menggenggam kenikmatan duniawi tanpa melepaskan kebahagiaan ukhrowi bukan hal yang terlarang didalam Islam.




Allahumma inna nas'aluka solamatan fiddin, wa 'afiatan fil jasadi, wa ziyadatan fil 'ilmi, wa barokatan fir rizki, wa taubatan qoblal maut, wa rohmatan indal maut, wa maghfirotan ba'dal maut. Allahumma hawwin 'alaina fi sakarotil maut, wannajata minannar, wal afwa 'indal hisab. Robbana la tuzigh qulubana, ba'da idz hadaitana, wa hablana mil ladunka rohmah, innaka antal wahhab. Robbana aatina fiddun-ya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, wa qina adzabannar.



00:00 | 24 April 2015 Jum'at dinihari
Dari tepian sungai Lematang Lahat,
Salam sang pembelajar : Armansyah.


Allahumma sholli ' ala Muhammad wa'ala Aali Muhammad.


Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153179253798444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1&permPage=1