Monday, May 18, 2015

Suami dan istri adalah pakaian masing-masing

In this life, sometimes we don't see things as they are, but we see things as we are. Padahal baju ukuran L saja tidak sama untuk setiap produsen. Ada ukuran L yang besar ada pula L yang kecil. Jadi, bagaimana mungkin kita kemudian menyamaratakan segala sesuatunya sesuai cara pandang kita? Nikmati saja semua perbedaan itu dan mari saling menghargai tanpa mencari-cari jalan untuk menghalangi kebahagiaan atau keperluan hidup orang lain.


Begitupun dengan cinta. Tidaklah mungkin dapat saling memaksa. Tak perlu berkeras untuk merubah pasangan kita menjadi seperti apa yang kita inginkan jika memang itu bukanlah watak atau kepribadiannya. Menikah itu saling melengkapi dua perbedaan yang ada, bukan saling mematahkannya, bukan pula untuk menyatukan perbedaan tersebut agar menjadi satu.


ilustrasi_berdua2




Suami adalah tempat istri bermanja-manja, begitupula istri merupakan tempatnya suami memadu kemesraan dahaga cintanya. Mengapa begitu mudahnya orang menikah lalu bercerai dalam waktu yang singkat, sebab mawaddah warohmah tak pernah ada disela-sela tarbiyah, sholat berjemaah hingga berjimaknya kedua pasangan tersebut. Ego yang menyembul dari sisi fujuroha seakan saling berkompetisi untuk menguasai hati masing-masing.


Hunna libasul lakum wa antum libasul lahunna (dia adalah pakaian bagimu, dan engkau adalah pakaian baginya).


Selamat berakhir pekan bersama orang yang anda cintai, semoga Allah Azza Wajalla melimpahkan keridhoan-Nya bagi cinta-cinta yang disemai dibawah kasih-Nya.


Salam dari Palembang Darussalam.
16 Mei 2015


Armansyah Azmatkhan, M.Pd



No comments:

Post a Comment