Oleh: Armansyah
Link download rekaman Mp3nya : https://soundcloud.com/armansyah-abi-daffa/khutbah-29052015
Berikut isi khutbahnya, silahkan di copy paste hal-hal yang mungkin dirasa perlu.
Segala puji bagi Allah yang memiliki apa yang di langit dan apa yang di bumi dan bagi-Nya (pula) segala pujian di akhirat. Allah Maha mengetahui setiap perkara ghaib maupun hal yang nyata. Mulai dari semut hitam yang berjalan diatas batu licin berlumut dimalam yang kelam hingga setiap lintasan niat yang tergores dalam pikiran setiap insan.
Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. Dan Allah adalah Sang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun kepada makhluk-Nya.
Mari kita sama-sama bertadabbur, sama-sama bersyukur kehadirat Allah Subhanahuwata’ala yang pada hari ini masih memberikan nikmat-Nya kepada kita semua sehingga dapat berkumpul dimasjid ini guna menjalankan salah satu syari’at dalam agama kita, yaitu sholat Jum’at berjemaah. Diberi-Nya kita kesehatan, kekuatan dan kemampuan untuk mendatangi masjid ini, duduk dan mendengarkan khutbah secara tenang dan damai.
Jika kita melihat kondisi dan nasib saudara-saudara kita, para pengungsi dari Rohingya, banyak dari mereka yang terlunta dilautan dan sebagian telah diselamatkan oleh Allah di Aceh, Sumatera Utara, Turki hingga Arab Saudi akibat dari keganasan rezim yang berkuasa dinegaranya. Mereka didera oleh begitu banyak ujian sehingga harus pergi dan terusir dari rumah mereka, dari masjid-masjid yang mereka cintai dikampung halamannya. Berpisah dengan sanak famili yang mungkin saja diantaranya sudah mati terbunuh.
Semoga Allah merahmati dan memberikan perlindungan serta keistiqomahan iman kepada mereka. Aamiin.
Shalawat dan salam kita sampaikan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarganya. Keselamatan semoga juga tercurah atas para sahabat dan umat beliau sejak jaman dahulu, sekarang dan yang akan datang. InsyaAllah.
Dari atas mimbar ini, khotib juga ingin mengingatkan kepada kita semua agar untuk tidak sibuk dengan dirinya masing-masing apalagi sampai ada yang berbicara dan tertidur sehingga apa yang nantinya disampaikan dalam khutbah pada siang hari ini tidak mendapat perhatian sama sekali dan menjadi sia-sialah keberadaannya di majelis jum’at yang penuh rahmat Allah ini.
Jemaah jum’at yang dirahmati oleh Allah.,
Tidak berapa lama lagi, kita semua akan tiba pada bulan yang penuh kemuliaan. Bulan yang didalamnya turun wahyu suci al-Qur’an yang menjadi petunjuk bagi kita semua. Yaitu bulan Romadhon. Mudah-mudahan Allah panjangkan umur kita agar dapat sampai kepadanya. Karena boleh jadi ini justru adalah Sya’ban kita yang terakhir. Siapa yang tahu dalam sekian hari jelang Romadhon itu, berapa ribu manusia yang akan meninggal dunia dan satu diantaranya mungkin adalah kita.
Olehnya do’a kita bukan hanya meminta diberikan kepanjangan umur saja namun juga kesehatan oleh Allah, sebab dalam sekian hari itu juga berapa ribu manusia yang masih punya umur tapi Allah cabut nikmat kesehatan, tidak bisa berpuasa. Selain umur yang panjang dan kemampuan yang lapang, kita juga bermohon kepada Allah agar menetapkan iman didalam diri kita untuk tetap istiqomah menjalankan syari’at-Nya. Sebab banyak pula orang yang diberi kepanjangan umur dan kesehatan badan tetapi mereka jauh dari ajaran agama. Bulan puasa mereka tidak berpuasa, tiba waktu sholat mereka tidak sholat dan seterusnya.
Banyak manusia yang beriman secara keturunan, karena orang tuanya Islam maka anaknyapun ikut Islam. Oleh sebab itu, mendapatkan orang yang beriman juga mudah, apalagi di Indonesia yang kita cintai ini. Tetapi apakah kita istiqomah terhadap iman tersebut? Wallahua’lam.
Dari berbagai media massa cetak dan elektronik, akhir-akhir ini kita disuguhkan dengan adanya berita tentang terdengarnya suara misterius yang katanya berasal dari langit. Suara itu terdengar seperti suara terompet yang sedang ditiup dengan intonasi naik-turun. Orang-orang disejumlah negara yang mendengarnya seperti di Kanada, Jerman, Amerika dan juga katanya di Jakarta menjadi panik serta ketakutan. Berbagai pendapat kemudian diajukan sebagai penjelas dari keberadaan suara tersebut bahkan hingga ada yang menyebutkan itu merupakan suara sangkakala sebagai pertanda tibanya hari kiamat.
“Maha suci Engkau (Ya Allah)! Kami tidak mempunyai pengetahuan selain dari apa yang Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui, lagi Maha Bijaksana".
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah.
Secara nash al-Qur’an, jika suara tersebut benar merupakan suara sangkakala yang menjadi awal dari tibanya hari kiamat, maka semua dari kita yang masih hidup hari ini tentunya sudah sejak lama terkapar mati. Sebab suara itu sudah terdengar sejak tahun 2011 lalu disejumlah tempat didunia. Sementara al-Qur’an dalam surah Az-Zumar ayat 68 mengatakan :
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَن شَاءَ اللَّهُ ۖ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَىٰ فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنظُرُونَ
Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing).
Selanjutnya, ditinjau dari sudut bahasa Arabnya, maka al-Qur’an tidak hanya menggunakan satu redaksi saja dalam menyebutkan perihal sangkakala tersebut.
Disuroh Yaasin ayat 49 misalnya, kita lihat al-Qur’an tidak mempergunakan istilah terompet atau sangkakala tetapi merubahnya menjadi teriakan yang keras.
مَا يَنظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ
Mereka tidak menunggu melainkan satu teriakan saja yang akan membinasakan mereka ketika mereka sedang bertengkar.
Adanya redaksi bahasa yang berbeda-beda dalam al-Qur’an untuk merujuknya dapat menimbulkan multi tafsir bagi para pembacanya, apalagi bila kita hubungkan dengan ayat-ayat lain yang bercerita mengenai kejadian hari kiamat, sehingga bisa saja apa yang disebut sebagai sangkakala, sebagai terompet atau teriakan itu adalah benturan-benturan benda langit yang jatuh kebumi yang suaranya begitu keras dan memekakkan telinga dengan radiasi dan loncatan api yang memenuhi isi bumi sehingga mematikan apa yang hidup didalamnya sebagaimana dulu menurut para ahli sejarah purbakala hal ini pernah terjadi dijaman dinosaurus.
Wallahua’lam. Hanya Allah yang Maha Tahu apa yang sesungguhnya tengah terjadi.
Tapi menghubungkan suara misterius tadi sebagai suara sangkakala jelas masih terlalu prematur untuk disimpulkan. Masih ada tanda-tanda kiamat lain yang terdapat dalam al-Qur’an belum tiba ketengah kita yaitu Dabbatul Ardh, hewan dari dalam bumi yang akan berbicara kepada manusia perihal kiamat.
وَإِذَا وَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ أَخْرَجْنَا لَهُمْ دَابَّةً مِّنَ الْأَرْضِ تُكَلِّمُهُمْ أَنَّ النَّاسَ كَانُوا بِآيَاتِنَا لَا يُوقِنُونَ
Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami. (al-Qur’an surah an-Naml ayat 82)
Terlepas dari fenomena suara misterius tersebut, entah apapunlah itu adanya, pada hakekatnya setiap hari kita telah dinasehati oleh Allah melalui berbagai fenomena disekitar kita.
Kematian misalnya, itu juga merupakan kiamat buat manusia. Kiamat sughro, kiamat kecil. Kita kehilangan orang-orang yang kita cintai karena ia diambil lagi oleh Allah SWT.
Banjir bandang, kebakaran, gempa bumi, gunung meletus.... banyak harta benda hilang, manusia jadi kelaparan. Itupun kiamat untuk manusia, kiamat kecil. Atau bagi siswa yang sedang ujian lalu tidak lulus dalam ujiannya. Bagi pengusaha usahanya bangkrut, bagi karyawan gajinya telat dibayar sehingga harus dirapel pada bulan berikutnya, termakan beras plastik dengan harga murah dan sebagainya dan seterusnya Itu juga adalah kiamat kecil.
Masalahnya yang lebih besar adalah seberapa siap iman kita menyikapi kiamat-kiamat kecil tadi itu. Bagaimana prasangka kita terhadap Allah? Akankah kita yang misalnya telah merasa diri rajin ibadah namun musibah demi musibah kerap mendatangi juga kemudian mempertanyakan keadilan Allah? Ataukah kita mampu mengembalikan setiap kejadian baik dan buruk kepada Allah.
الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ
(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" | Sesungguhnya kami adalah kepunyaan Allah dan kepada Allah juga kami kembali." (al-Qur’an surah al-Baqoroh ayat 156)
Ma’asyirol Muslimin.
Hidup adalah proses yang penuh dengan suka-duka, sedih dan bahagia. Terkadang ada waktu dimana kita tertawa dan ada pula waktu dimana kita menangis. Ada waktu dimana kita saling berjumpa dan bercengkrama namun akan datangpula waktunya bagi kita untuk saling berpisah. Kita dulu tidak ada lalu menjadi ada dan akan kembali lagi menjadi tiada.
Tetaplah istiqomah dalam beriman, percaya bahwa dibalik setiap kesulitan yang melanda, terdapat banyak kemudahan dan kemuliaan menunggu kita.
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Karena sesungguhnya bersama satu kesulitan itu ada banyak kemudahan.
Jika kita cermati kata ‘usri yang berarti kesulitan di depannya terdapat alif lam yang menyatakan bahwa ‘usri atau kesulitan di sini adalah tunggal, sedangkan yusroo yang berarti kemudahan adalah dalam bentuk jamak. Sehingga dapat diterjemahkan bila bersama satu kesulitan terdapat banyak sekali kemudahan.
Al-Qur’an tidak menyebutkan “Sesudah kesulitan, ada kemudahan”. Tapi al-Qur’an menyatakan “Bersama kesulitan ada kemudahan”. Bukan sesudah, tapi bersama. Jadi bukan berarti kita itu hidupnya sepanjang tahun berada dalam kesusahan lalu, baru kemudian Allah memberi kemudahan. Tapi sesungguhnya, disaat kesulitan itu datang, Allah telah menyiapkan kemudahan yang datang bersama kesulitan itu. Karena dalam ayat tersebut ada kata ma’a yang artinya bersama.
Sebuah kalimat bijak mengajarkan pada kita, bahwa ketika satu pintu tertutup maka sesungguhnya ada banyak pintu-pintu lain yang terbuka.
بَارَكَ الله لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah ke-2
---------------
Alhamdulillahirobbil ‘aalamin, Arrohmanirrohim, Maaliki Yauwmiddin.
Ashadu Allailaaha illallah wahdahulah syarikalah waliyussholihin, Wa-ashadu anna sayyidana wanabiyyana Muhammadan ‘abduhu warosuluh. Asshoodiqul amin.
Allahumma sholli wasallim wabarik, ‘ala sayyidina Muhammad wa’ala alihittoyyibinattohhirin washohabatihil wurril mayamin wa’ala zawjatihi ummahatil mu’minin wa-anittabi’ina wa’annama’ahum yaa arhamarrohimin.
Subhanaka la ‘ilmalana illa maa ‘allamtana
Innaka antal- ‘aalimul-hakim.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah.
Ada sebuah kisah yang mudah-mudahan dapat kita ambil ibrohnya disini.
Konon disebuah kerajaan yang besar, seorang raja memanggil tiga orang mentrinya untuk menghadap beliau. Kepada ketiganya sang raja memerintahkan untuk membawakannya masing-masing satu karung besar makanan yang dapat ia makan sebagai hadiah para mentrinya itu kepada beliau.
Dari ketiga mentri ini, ada satu yang memang ikhlas dalam mengabdi kepada sang raja, ia sama sekali tidak mengeluh dan menjalankan perintah sang raja secara ikhlas. Ia masuk dan keluar hutan lalu mengambil buah-buahan segar dan manis rasanya lalu dimasukkan kedalam karung untuk diberikan kepada sang raja.
Sementara satu mentri lainnya dengan setengah merutu juga menjalankan perintah raja, hanya saja ia bertindak sekenanya. Buah-buahan tak lagi dipilahnya mana yang manis dan mana yang asam, mana yang segar dan mana yang sudah busuk. Seluruhnya dimasukkan oleh sang mentri kedalam karungnya. Paling-paling katanya ia akan bilang, bahwa itulah buah-buahan yang ada dihutan. Raja diminta maklum saja.
Mentri terakhir ternyata lebih jauh lagi, karena terdorong rasa malas dan sungkannya, ia pergi keladang ilalang dan mencabuti rumput-rumput panjang disana lalu dimasukkan kedalam karungnya. Dia membatin bahwa perintah raja itu tidak layak untuk seorang mentri, tugas itu bisa saja diberikan kepada pelayan atau lainnya. Paling ia membatin, jika ditanya oleh raja, dia akan menjawab bahwa sekarang sedang musim panas, tidak ada buah yang tumbuh, jadi daripada tidak punya hadiah sama sekali cukuplah rumput yang ia bawa kepada raja.
Singkat cerita ketiga mentri ini kembali kepada raja dan menghadiahkan karung-karung mereka kepadanya. Diluar dugaan sang raja malah menolak semua hadiah karung itu tanpa ia lihat lagi isinya. Dimintanya kepada pengawal untuk memasukkan ketiga orang mentri ini bersama karung-karung mereka kedalam penjara selama 2 bulan tanpa jelas apa kesalahan mereka.
Didalam penjara, mentri pertama yang membawakan buah-buahan segar tadi mengucap Alhamdulillah karena ia memiliki karung berisi makanan yang berkualitas bagus dan dapat mempertahankan hidupnya selama 2 bulan berikutnya. Sementara mentri kedua berakhir dengan sekarat karena tidak semua buah-buahan yang ia bawa didalam karungnya segar dan bagus, tak mungkin ia memakan buah yang busuk dan asam sehingga setelah habis buah-buahan yang segar itu iapun tak makan apa-apa lagi sehingga bulan kedua ia mulai sekarat karena lapar dan kehausan.
Adapun mentri ketiga, ia justru yang paling mengenaskan dari kedua kawannya itu. Mentri ketiga ini mati sebab karungnya sama sekali tidak berisi makanan apapun, ia hanya mengisi karungnya dengan rumput ilalang yang tak dapat menjadi makanan penyambung hidupnya.
Ma’asyirol muslimin rohimakumullah.
Itulah gambaran hidup kita sesungguhnya. Apa bekal yang kita siapkan untuk diri kita kelak di yaumil akhir. Apakah amal-amal yang baik, amal-amal yang segar, penuh keikhlasan, penuh ketawadhu’an, keistiqomahan? Atau kita asal beribadah saja, bulan puasa ya ikut berpuasa tetapi hakekat puasanya kosong, matanya masih melihat hal-hal yang harom, mulutnya masih berbicara perkataan yang menyakitkan, tangnnya masih berlaku zalim dan sebagainya. Ia sholat tetapi ia juga bermaksiat. Intinya perintah agama hanya dianggap ritual biasa yang tak penting. Ia mementingkan kehidupan dunia lainnya, ia lebih mempedulikan karirnya, mempedulikan pelajaran atau mata kuliah lainnya, mempedulikan status sosialnya dihadapan manusia. Atau kita juga akan bersikap seperti mentri ketiga, ya tak perlulah ibadah bagus, tak perlu membawa bekal yang baik-baik?
Allah berfirman dalam al-Qur’an surah Bani Israel ayat 7:
إِنْ أَحْسَنتُمْ أَحْسَنتُمْ لِأَنفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا
Jika engkau berbuat baik maka kebaikan itu untuk dirimu sendiri dan bila engkau berbuat buruk maka keburukan itupun akan kembali kepada dirimu.
Marilah sama-sama kita memperbaiki ibadah kita, memperbaiki cara sholat kita, memperbaiki puasa kita, niat kita, sedekah kita, tutur kata kita, sikap kita dan amalan sholeh kita lainnya. Sehingga ketika kelak ajal kita datang menjemput maka keharuman dan kesegaran amal kita itu menemani kita menghadap Allah Azza Wajalla.
Wal-ashr
inna al-insaana lafii khusrin,
illaa alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati
watawaasaw bialhaqqi watawaasaw bialshshabri
Demikianlah khutbah singkat ini semoga bermanfaat bagi kita semua dalam menjalankan kehidupan dunia yang sementara ini. Semua kebenaran hanyalah milik Allah, segala kekhilafan dan kesalahan berasal dari keterbatasan diri khotib pribadi.
Marilah kita sama berdoa, memohon kepada Allah, untuk kebaikan dan kemaslahatan kita, keluarga kita, anak keturunan kita, guru-guru kita, masyarakat kita, negeri kita dan seluruh umat muslimin wal muslimat dimanapun mereka berada disepanjang jamannya. Kita tundukkan jiwa kita pada Allah, kita awali dengan memuji-Nya dan bersholawat atas Rasulullah.
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. حَمْدًا يُوَافِيْ نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَاللهم صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Ya Allah, Tuhan yang maha mendengar segala pinta dan do’a. Yang mendengarkan seluruh rintihan didalam dada serta melihat apa yang terjadi dialam nyata.
Ampuni kami ya Robb, ampuni kedua orang tua kami. Ampuni dosa, khilaf dan kesalahan anak keturunan kami, guru-guru kami serta seluruh kaum muslimin dan muslimat disepanjang jaman. Lindungilah kami dari tipu daya setan yang merusak, berikan kami kemantapan didalam iman Islam. Berikan kami kekuatan dalam menjalankan perintah-Mu ya Allah.
Mudahkan jalan hidup kami ya Robb, bimbing kami untuk dapat mengerti ilmu serta hikmah yang Engkau turunkan dari sisi-Mu ya Dzal Jalali Wal Ikrom.
Kepada saudara-saudara kami yang sekarang sedang terbaring sakit, sembuhkanlah ya Rohman. Bagi saudara-saudara kami yang sedang terlilit hutang, lepaskanlah tanggungannya ya Arhamarrohimin. Bagi saudara-saudara kami yang sedang dirundung peperangan, berilah kemenangan untuk mereka ya Allah.
Bukakan pintu-pintu rezeki kami. Pintu-pintu hidayah buat kami. Angkat maqom kami diantara para makhluk-Mu ya Allah, angkat derajat kami bersama dengan orang-orang sholeh yang Engkau sayangi. Limpahkanlah kepada kami ilmu yang bermanfaat dan ke istiqomahan dalam beriman. Berikan kami kesempatan dan rezeki untuk datang ke Bait-Mu di masjidil harom ya Allah. Sampaikan umur kami kepada Romadhon tahun ini wahay Dzat yang tidak ada sesembahan lain selain Engkau.. Tempat seluruh kami makhluk-Mu bergantung.
Sampaikan salam kami untuk Rasul-Mu yang agung, Muhammad SAW.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.
Wa akhiru da'wana-nalhamdu li-Llahi rabb il-'alamin
Was-salatu was-salamu 'ala rasulihil-karim
Rabbana taqabbal minna innaka antas-Sami' ul-'Alim
Subhana Rabbika rabbil-'izzati 'amma yasifun.
Wa salamun 'alal-mursalin.
Wal-hamdu li-Llahi rabb il-'alamin
'ibaadallah
innallaaha ya’muruukum bil 'adli wal ihsaan
wa iitaa- idzil qurbaa wa yanhaa 'anil fahsyaa-i wal munkari wal baghyaizhz hukum la'allakum tadzakkaruun
fadzkurullaaha 'azhiimi wa yadzkurkum
fastaghfirullaaha yastajib lakum
wa ladzikrullaahu akbaru
wa aqiimish sholah
No comments:
Post a Comment