Friday, May 8, 2015

Ujian Negara dan pertanggung jawaban akhirat

Jika ada guru yang memberikan kunci jawaban atas soal-soal ujian tertentu kepada siswanya, maka sang guru saat itu sebenarnya sudah melakukan minimal 2 kejahilan. Pertama guru itu sedang merendahkan dirinya dihadapan murid-muridnya, kedua sang guru menghina para murid itu sendiri.


Bagaimana tidak demikian, seorang guru itu filosinya adalah orang yang digugu dan ditiru. Ia contoh keteladanan bagi peserta didiknya. Guru adalah sosok yang dihormati serta disegani, mereka sumber ilmu, tempat para murid belajar.


Jika lalu ada kasus guru membocorkan soal ujian nasional bahkan sampai menyiapkan berbagai kunci jawaban dari sejumlah soal dengan kode berbeda, maka pada saat itu juga integritas sang guru secara serta merta jatuh dihadapan para murid yang ia ajar selama bertahun-tahun.


ilustrasi_bocoran_ujian



Semua pengajaran sang guru terkait akhlak, kejujuran hingga moralitas dan kedisiplinan lainnya cuma omong kosong. Mentah oleh perilakunya sendiri yang tidak terpuji. Guru sudah tidak punya lagi harga diri didepan para muridnya sehingga apapun yang nantinya disampaikan terkait integritas dan akhlakul karimah tidak akan pernah dapat diterima oleh murid-murid mereka.




Jika orang barat sana ada pepatah mengatakan like father like son maka kita juga punya pepatah serupa: jika guru kencing berdiri maka murid kencing berlari. Tidak heran Indonesia sekarang bertambah centang prenang. Mudah-mudahan pemimpin bangsa kita dalam kedudukan yang lebih tinggi lagi juga tidak mengajarkan contoh sebagai pribadi munafik agar kelak tidak bertambah parah kehancuran moral anak negeri ini.


Selanjutnya, dengan membocorkan dan memberikan kunci jawaban atas soal-soal ujian nasional, sang guru juga sudah menghina intelektualitas murid-muridnya sendiri. Para murid harusnya marah dengan kelakuan tersebut. Murid punya hak untuk membuktikan dirinya sebagai sosok yang cerdas dan bangga telah mengerjakan ujian secara jujur dan kesungguhan belajar yang optimal. Murid berhak atas kesempatan menjadi insan penuh integritas dihadapan semua orang, dari gurunya, dari sahabatnya, dari orang tuanya bahkan dihadapan Allah Azza Wajalla Tuhan semesta alam.


Jika jawaban soal telah dijawabnya sendiri oleh sang guru, maka kemuliaan seperti apa yang bisa diharapkan dari muridnya? Ia hakekatnya bukan sedang membantu tetapi justru sedang menjerumuskan para murid kedalam kerendahan moral, keburukan akhlak, hingga mendidik mentalitas munafik. Na'udzubillahi mindzalik.


Ingatlah bila nilai diatas kertas itu kelak akan dipertanggungjawabkan dipengadilan Allah di Yaumil Mahsyar. Nilai murid serta gaji para guru yang menjadi oknum tidak terpuji ini patut dipertanyakan kehalalannya disisi-Nya. Wallahua'lam bisshawab.


Semoga Ujian Nasional tahun ini berjalan sukses, penuh dengan kejujuran dan integritas dari para guru dan muridnya. Aamiin.


Jelang Maghrib waktu Palembang,
15 April 2015.
Sukabangun 2.


Armansyah, M.Pd.


Catatan: Gambar hanya ilustrasi.
Original posted:
https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10153158989873444&set=a.10150222596188444.336520.727558443&type=1.



No comments:

Post a Comment