Tulisan ini sebenarnya masih kelanjutan posting saya sebelumnya dari media sosial yang saya arsipkan disini:
https://arsiparmansyah.wordpress.com/2015/05/18/gus-nuril-antara-kritik-dan-apresiasi/
Adapun tulisan ini tentang pertanyaan seorang sahabat maya terkait ceramah Gus Nuril disalah satu gereja ketika acara natalan. Sekedar mengingatkan saja bahwa saya bukan pendukung Gus Nuril, bukan pula warga NU, hanya saya perlu ikut merasa memberi pertimbangan yang adil terkait kasus ini.
Video yang dipermasalahkan adalah sebagai berikut :
[youtube=https://www.youtube.com/watch?v=sbqTU2HqkY4&ab_channel=KangMondheKSI]
Secara umum, saya memberi apresiasi positip terhadap beliau yang sudah dapat memberikan tausiyah, ceramah atau bertabligh tentang Islam dihadapan kaum kafir ditempat ibadah mereka sendiri.
Selama kita tahu batasan-batasan syari'at, maka tidak ada alasan maupun larangan bagi kita umat Islam untuk memasuki gereja dan berdakwah tentang Islam didalamnya.
Sebagai seorang Kristolog, saya melihat penampilan Gus Nuril disana cukup bagus. Bahasanya justru lebih santun dan terstruktur ketimbang dakwah beliau di Jatinegara terkait Maulid Nabi. Tampak sekali pada ceramah di gereja ini, seorang Gus Nuril tampil sebagai seorang guru atau asatidz yang arif dan mumpuni. Beliau tahu banyak hal tentang Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Beliau juga sempat membaca dan menyanyikan sholawat Badr yang merupakan bentuk puja dan puji terhadap Rasulullah Muhammad SAW serta sahabat beliau meski dengan menggunakan irama malam kudus (lihat menit 54:02).
Juga tekniknya pada menit ke-41:15 dimana orang kristiani secara tidak sadar bisa diajak oleh beliau untuk membaca Laa ilaaha Illallah
Lanjut menit ke-43:07 : Kritik beliau terhadap perayaan natal pada hari senin yang mestinya Sabbath sesuai ketetapan PL.
Itu nilai plus dari saya untuk beliau. Bahasa anak saya, terbaiklah.
Hanya saja, karena seperti yang saya bilang bahwa posisi saya disini bukan untuk membela beliau atau institusi tertentu, maka saya juga harus berlaku obyektif setelah menyaksikan tayangan itu.
Berikut hal-hal yang sempat saya catat untuk dievaluasi dari beliau berdasar catatan waktu videonya:
7:00 : Malaikat Jibril adalah asisten Ruh Qudus,
Ini menurut versi siapa?
16:55 Nasrani = Penolongku
Ini juga terminologi dari mana?
20:59 : Raden Fatah adalah orang China.
22:38 : Pembawa ajaran Islam ke Jawa = Orang China
Apakah sudah dipelajari dan punya bukti dari sudut sejarah?
28:32 : Tentang Negara Islam dan Pancasila
Disini poin yang saya secara umum juga kurang sepakat
31:41 : Tentang tafsir Surah At-Tin dan kaitannya dengan Sidharta Gautama
Nah, saya pernah memberi endorsmen pada buku Ramalan tentang Muhammad Saw : Dalam kitab suci agama Zoroaster, Hindu, Budha dan Kristen”. Buku ini aslinya terdiri dari dua bagian yaitu berjudul “Muhammad in Word Scriptures The Parsi, Hindu and Budhist” karya Abdul Haq Vidyarthi dan buku “Muhammad in Word scriptures The Bible” karya Abdul Ahad Dawud (keduanya diterbitkan oleh The Islamic Book Trust, 2006), terkait isi ceramah beliau, saya belum pernah membaca satu kitab tafsir khusus yang menyebutkan bahwa At-Tin adalah pohon Bodhi dan Gautama merupakan Nabi Besar.
Penyampaian Gus Nuril pada masalah ini seakan itu merupakan tafsir tunggal yang sudah baku, dan menurut saya cukup berbahaya karena memang tidak ada rujukan pasti secara nash. Semuanya masih praduga atau tafsir dari orang per-orang.
37:20 : Ceramah di Gereja harus izin dengan Sunan Ampel dengan menziarahi kubur beliau
Ini juga poin yang dalam hemat saya agak campur aduk antara Tauhid rasional dengan mistikisme kepercayaan
38:04 : Malaikat kubur yang duduk nganggur karena kuburan gusdur selalu ditungguin orang selama 4 tahunSaya tahu bahwa Gus Nuril adalah salah seorang Kyai yang fanatik dengan Gus Dur, namun menempatkannya sebagai bagian dari guyonan mungkin agak sedikit keterlaluan.
40:25 : Allah itu mencla-mencle terkait Laa ilaaha Illallah
Ini juga sama, saya memandang beliau sudah berlebihan dalam bercanda
Poin selanjutnya dalam evaluasi ceramah tersebut adalah memasukkan unsur Israiliyah dalam cerita tentang Nabi Daud, misalnya :
45:53 : Nabi Daud senang kawin dan beristri banyak
46:02 : Memasukkan cerita Israeliyat tentang mengawini istri panglimanya sendiri dengan mengumpankan sang panglima kemedan perang
Demikian.
Saya menghormati kapasitas beliau sebagai seorang ulama dan juga sekaligus Kristolog. Tapi tetap saja ada plus dan ada minusnya. Toh seorang Gus Nuril juga hanya manusia biasa. Tidak perlu dihujat atau dicaci maki. Seperti yang disampaikan oleh mas Ery Irawan, semuanya bisa didialogkan dengan baik tanpa harus ribut-ribut.
No comments:
Post a Comment