Banyak orang semakin merasa gelisah jiwanya akibat himpitan perekonomian yang terus menggerus kestabilan pendapatan. Gelisah karena beban tanggungan dan keinginan tak lagi bisa diakomodasi akibat munculnya berbagai kebijakan rezim penguasa yang centang prenang. Nyaris tak lagi dapat bersikap idealis pada tatanan baku keagamaan dan pendidikan yang ditempakan sejak dini ketika fakta memaparkan kemunafikan rupa dan ragam para politikus, agamawan, akademisi hingga preman pasar. Pemberhalaan ego diri yang didasari oleh kepentingan pribadi maupun kelompok menjadikan manusia telah banyak sebagai kaum penyembah dirinya sendiri.
Sakit hati karena pahamnya tereliminasi, luasnya jurang pemisah antara miskin dan kaya serta dagelan konspirasi papan atas membuat orang semakin brutal terhadap nilai-nilai kebenaran. Agama pada akhirnya cuma dianggap anekdot masa lalu yang tertulis dalam lembaran mushaf yang doktrinnya di instalasi bertahun-tahun. Maka ketidakwarasan berpikir menjadi madzhab baru yang disebar luaskan diranah sosial media melalui kitab seperti " facebook newsfeed", "twitter hashtag" dan semacamnya.
Itulah sejumlah milisi dajjal jaman akhir yang pastinya menawarkan sengsara dibalik nikmat, neraka berjubah syurga dan Iblis berwajah Mahdi.
Istiqomah pada syahadat dan tetap berpikir secara kritis dengan akal sehat menjadi keniscayaan menghadapi orang-orang sinting calon penghuni neraka jahim. Menjadi amunisi menyikapi begundal-begundal Iblis dalam wajah para akademisi, politisi hingga nabi dan rasul gadungan.
Akhirnya Tiada ilah selain Allah dan Muhammad adalah Rasul-Nya. Laa nabiyya ba'da. Ittaqullaha-haqqo tuqotihi wala tamutunna illa wa-antum muslimun,.
Armansyah Azmatkhan M.Pd
Palembang Darussalam, 04 April 2015
Original posted: 04 April 2015
No comments:
Post a Comment