Sunday, August 31, 2014

Apakah Rodja itu sesat?

rodjasesatkah

 

Beberapa waktu terakhir ini saya sering melihat sejumlah kekhawatiran dari beberapa orang terhadap dakwah yang disiarkan melalui stasiun radio maupun televisi Rodja.  Sesuatu hal yang menurut saya sangat tidak berdasar dan juga mengindikasikan pelakunya tidak dewasa dalam menyikapi perbedaan.

Rodja tidak hanya dimusuhi oleh mereka yang membenci dari sudut pemahaman tauhidnya namun juga dimusuhi oleh mereka yang juga menyebut dirinya sebagai kaum salaf. Nah tentang ini, silahkan anda buka saja link :

http://www.inilah-salafi-takfiri.com/general/skandal-illuminati-yahudi-zionis-pada-radio-rodja-yang-berpaham-wahabis-dajjalis

serta

http://tukpencarialhaq.com/2013/02/24/parodi-rodja-go-liat-cs-geli-at/

Mau sampai kapan umat ini berpecah belah dari hizbiyyahnya? kapan umat ini belajar untuk arif menyikapi perbedaan dikalangan mereka tanpa harus mengobarkan api perseteruan, fitnah dan bahkan pengkafiran antara satu dengan lainnya?

Keadaan umat seperti inilah yang membuat Islam tak pernah mengulang sukses lawasnya dimana para filsuf, ilmuwan, dan insinyur muslim menghasilkan banyak kontribusi terhadap perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada, mengevaluasi kesalahan ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri.

Hari ini kita sesungguhnya punya lebih dari segudang ilmuwan dan pemikir muslim yang cerdas, hebat dan juga berkualitas, tidak kalah dari ilmuwan barat yang rata-rata kafir maupun atheis. Tapi, kerasnya penafian hal duniawi, pembid'ahan ini dan itu hingga kepicikan cara berpikir akhirnya membuat sinar kebangkitan Islam itu menjadi suram.

Inilah salah satu penyebab limadza ta’akhoro al-Mislimun, wa limadza taqoddama ghoiruhum (mengapa orang-orang Islam terbelakang dan mengapa orang-orang lain menjadi maju). Al-Islamu mahjubun bil-muslimin, cahaya Islam ditutupi dan digelapkan oleh orang Islam sendiri.

Jika kita masih terus-terusan tenggelam dalam hizbiyyah begini, menganggap madzhabnya, manhajnya, fiqhnya, paradigmanya sendiri sebagai satu-satunya kebenaran mutlak diatas bumi ini maka itu artinya kita semua masih belum siap untuk berada dalam satu khilafah.

Eksistensi khilafah justru akan cenderung membawa kediktatoran baru ditengah umat Islam itu sendiri. Khilafah akan menjadi alat pemaksaan kehendak sebuah pemahaman dari kalangan atau madzhab tertentu untuk di amini oleh orang lain yang tidak sepakat dengannya. Segala hal yang bertentangan dengan kaidah, fiqh, manhaj, madzhab atau pemikiran sipelaku pemegang kekuasaan tertinggi atau orang-orang yang berada disekitarnya akan diberangus. Khilafah jika tidak benar justru akan membangun perang saudara antar sesama umat Islam, boro-boro untuk menyatukan mereka.

Saya bukan seorang penganut salaf, bukan pula pengagum siaran-siaran Rodja, pengikut HT, aswaja, wahabi, muktazilah, syi'ah atau yang lainnya tapi saya juga bukan orang yang bersikap kontra pada penyebaran dakwah-dakwah mereka. Kontra disini dalam artian membenci secara totalitas. Apapun yang disampaikan pokoknya ditolak dan disalah-salahkan. Dicari-cari alasan untuk membencinya.

Kenapa kita tidak belajar untuk mendewasakan diri sendiri dalam melihat dan memanajerial perbedaan ditengah dinamisme hidup?

Kemarin, ada salah seorang sahabat yang men-tag sebuah berita di timeline facebook saya terkait sikap sejumlah orang (konon katanya adalah ulama) yang menolak dakwah ustadz dari Rodja. Ya, lucu-lucu saja buat saya. Lucu sekaligus memprihatinkan.

Saturday, August 30, 2014

Apakah raksasa itu benar ada?

Syahdan dalam usaha pelariannya dari kurawa pasca percobaan pembunuhan dengan jalan pembakaran didalam istana Vanavhrat (wanabrata) gagal, para Pandawa tersesat kedalam sebuah hutan yang dihuni oleh para raksasa. Perkelahianpun terjadi antara Bima melawan raja raksasa yang bernama Hidimba dan Bima keluar sebagai pemenang. Selanjutnya Bima menikah dengan Hidimbi, adik dari Hidimba yang juga raksasa. Dari pernikahan tersebut lahirlah tokoh raksasa bernama Gatot Kaca, salah satu dari dua putra Pandawa yang gugur ditangan raja Angga (Karna) ketika kelak dikemudian hari pecah peperangan besar antara Pandawa melawan Kurawa dipadang kurusetra.

Cerita Mahabharata termasuk didalamnya kisah tentang keberadaan rakasasa itu mungkin bagi kebanyakan orang dianggap cuma sebatas cerita kosong belaka karangan Begawan Byasa atau Vyasa dari India.

Dalam banyak cerita masa lalu, tokoh raksasa sering muncul dalam kisah mitologi dan legenda sebagai makhluk yang berukuran besar dengan kekuatan yang menakjubkan. Dalam mitologi Yunani muncul karakter Gigant dan Titan, yang merupakan golongan tua dari Dewa-Dewi Yunani. Mereka tinggal di bawah tanah dan menyebabkan fenomena gempa bumi dan gunung meletus. Mitologi Yunani juga memunculkan Kiklops atau cyclops, yakni ras raksasa bermata satu. Mitologi Skandinavia juga memunculkan karakter Jotun, salah satu dari makhluk supernatural yang berukuran raksasa.

Raksasa muncul secara individual maupun kelompok dalam beberapa kisah fiksi sebagai tokoh utama maupun karakter pendukung. Kisah-kisah yang memunculkan karakter raksasa adalah: Jack dan pohon kacang; Perjalanan Gulliver; Harry Potter; The Chronicles of Narnia; Robinhood dan Pangeran Aragon; Young Ronald dan banyak lagi yang lain.

Didalam kitab Perjanjian Lama, ada termaktub kisah tentang para raksasa ini.....

Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya.... (Sumber: Kitab Kejadian pasal 6 atar 4 | Terjemahan Resmi)

Tetapi orang-orang yang pergi ke sana bersama-sama dengan dia berkata: "Kita tidak dapat maju menyerang bangsa itu, karena mereka lebih kuat dari pada kita." Juga mereka menyampaikan kepada orang Israel kabar busuk tentang negeri yang diintai mereka, dengan berkata: "Negeri yang telah kami lalui untuk diintai adalah suatu negeri yang memakan penduduknya, dan semua orang yang kami lihat di sana adalah orang-orang yang tinggi-tinggi perawakannya. Juga kami lihat di sana orang-orang raksasa, orang Enak yang berasal dari orang-orang raksasa, dan kami lihat diri kami seperti belalang, dan demikian juga mereka terhadap kami." (Sumber: Kitab Bilangan pasal 13 ayat 31 s/d 33)

Keluar dari Bible, kita masuk dalam khasanah Islam. Beberapa hadist menyebutkan bila Adam adalah kelompok manusia dengan tubuh yang tinggi.

Shahih Bukhari 5759: Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Ja'far telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq dari Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Telah Allah cipta Adam dengan semua ciri fisiknya, tingginya enam puluh hasta".

Shahih Bukhari 3079: Telah bercerita kepadaku 'Abdullah bin Muhammad telah bercerita kepada kami 'Abdur Razaq dari Ma'mar dari Hammam dari Abu Hurairah radliallahu 'anhu dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dahulu Allah mencipta Adam 'alaihissalam yang tingginya enam puluh hasta (tangan kalian) ..... dan manusia terus saja berkurang (tingginya) sampai sekarang".

Shahih Muslim 5075: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Rafi' telah menceritakan kepada kami Abdurrazzaq telah mengkhabarkan kepada kami Ma'mar dari Hammam bin Munabbih berkata: Inilah yang diceritakan oleh Abu Hurairah kepada kami dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam, ia menyebut beberapa hadits diantaranya: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Salam bersabda: "Allah 'azza wajalla menciptakan Adam seperti wujudnya, panjangnya enampuluh dzira'.... Beliau bersabda: "Setiap orang yang masuk surga wujudnya seperti Adam, panjangnya enampuluh dzira' dan setelahnya (Adam) postur tubuh (manusia) terus berkurang hingga sekarang."

jenjang_raksasa

 

Sumber Gambar: Google

Lalu sekarang, benarkah para raksasa itu ada?

Pada tahun 2008 tulang seorang pria raksasa kuno digali dekat Borjomi, di Georgia (Kaukasus). Raksasa ini diperkirakan tingginya mencapai 2,5 hingga 3 meter (sekitar 9 sampai 10 kaki) dan memiliki tengkorak sekitar 3 kali ukuran normal. silahkan lihat di situs ini : http://www.genesis6giants.com/index.php?s=538 .

Thursday, August 28, 2014

Penempatan kebanggaan yang salah

Tanggal 02 Pebruari 2014 lalu, saya sempat mengupdate timeline facebook saya terkait penyebaran sebuah baju kaos berkaligrafi Arab. Adapun kaligrafi tersebut sama sekali tidak terkait dengan ke-Islaman. Ia bukan berisikan ayat-ayat al-Qur'an, bukan hadist dan bukan pula kata-kata bijak para pujangga muslim.


Sebaliknya kaligrafi itu bertuliskan doa bapa kami atau dikenal juga dengan istilah Pater Noster milik umat Kristiani. Berikut penampakan baju tersebut.


Baju Kaligrafi Kristiani :  Pater Noster

Sumber gambar saya dapatkan dari  grup di facebook :
100% KATOLIK - 100% INDONESIA


Posting saya waktu itu di Facebook terkait dengan himbauan pada kawan-kawan muslim untuk tidak tertipu lalu membeli baju tersebut. Himbauan itu khususnya ditujukan bagi kawan-kawan muslim yang --mohon maaf-- tidak bisa baca huruf Arab. Jangan sampai nanti mentang-mentang terlihat kaligrafi arab lalu baju itu dibeli dan dipakai.... dibawa kemasjid lagi. Na'udzubillahi mindzalik.


Nah dalam salah satu pengembaraan saya di dunia penuh gambar bernama Instagram, saya mendapatkan temuan serupa namun beda tema. Sama-sama baju dan berwarna hitam tapi yang ditulis disana adalah "Ummah Of Muhammad" dengan ditambahkan gambar dari stempel surat kenabian SAW yang mana hari ini gambar itu juga digunakan oleh gerakan pejuang ISIS sebagai simbol benderanya.


2014-08-28-21-45-11

Mohon maaf jika ada yang kurang berkenan ya.... tapi saya menentang pembuatan baju tersebut. Saya bukan menentang kalimah-kalimah yang ada disana apalagi menolak lafash "Muhammad Rasul Allah"-nya. Tidak pula penolakan saya ini terkait dengan disematkannya gambar stempel surat kenabian Muhammad SAW itu sebagai lambang teroris oleh kaum kuffar dan munafik. Bukan sama sekali terkait hal itu.


Penggunaan salah satu simbol Islam tersebut pada baju justru dapat membuat kita selaku pemakainya menempatkan keagungan simbol itu bukan pada tempatnya. Maunya sih iya kita membela Islam, berusaha membuat perlawanan dari gerakan cuci otak musuh-musuh kita bahwa gambar stempel surat Nabi itu bukan lambang terorisme. Namun pernahkah anda terbayang memakai baju itu didalam toilet sambil buang hajat?




Masak iya sih selama pake baju itu kita tidak akan pernah kencing atau berak? --maaf ya jika bahasa saya agak sedikit kasar--



Apakah setiap kali kita pakai baju itu dan tiba-tiba datang desakan untuk buang hajat ditengah jalan, dikantor, dipasar, disekolah, dikampus, lagi ceramah, lagi rapat.... lalu kita buka baju tersebut?


Menghormati, mencintai dan mengagungkan Islam juga harus sesuai tempatnya, harus sesuai caranya, harus ada adabnya. Jangan sampai niat kita itu baik namun karena caranya salah lalu membuat keagungan dari Islam itu sendiri rusak dan cacat.


Ingat ya, saya tidak sedang bicara soal bendera....saya bicara soal penggunaan simbol itu pada baju. Mudah-mudahan tidak ada yang gagal paham.


 

Armansyah, 28 Agustus 2014
Di posting pada timeline fb pada tanggal yang sama.


 

 

 

Qunut

Ada sahabat yang tidak pernah melihat Rasul dan Khulafaur Rasyidin melakukan qunut sehingga menyebutnya perbuatan bid'ah


Sunan Nasa'i 1070:




Telah mengabarkan kepada kami Qutaibah dari Khalaf bin Khalifah dari Abu Malik Al Asyja'i dari bapaknya dia berkata; "Aku pernah shalat di belakang Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam, dan beliau tidak qunut. Aku juga pernah shalat di belakang Abu Bakar, dan ia tidak qunut. Aku pernah shalat di belakang Umar, dan beliau tidak qunut. Aku pernah shalat di belakang Utsman, dan beliau tidak qunut. Aku juga pernah shalat di belakang Ali, dan beliau juga tidak qunut. Kemudian ia berkata, 'Wahai anakku, itu adalah bid'ah."



Tapi pada hakekatnya :


Sunan Tirmidzi 367:




Telah menceritakan kepada kami Qutaibah dan Muhammad bin Al Mutsanna keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Ghundar Muhammad bin Ja'far dari Syu'bah dari 'Amru bin Murrah dari Abdurrahman bin Abu Laila dari Al Bara` bin 'Azib berkata; "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam melakukan qunut pada shalat subuh dan maghrib." Ia berkata; "Dalam bab ini juga ada riwayat dari Ali, Anas, Abu Hurairah, Ibnu Abbas dan Khaffaf bin Aima` bin Rahdlah Al Ghifari." Abu Isa berkata; "Hadits Al Bara` derajatnya hasan shahih. Para ahli ilmu berselisih tentang qunut pada shalat subuh, sebagian ahli ilmu dari kalangan sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan selainnya membolehkan qunut pada shalat subuh. Pendapat ini diambil oleh Imam Malik dan Syafi'i. Sedangkan Imam Ahmad dan Ishaq berkata; "Tidak boleh melakukan qunut pada shalat subuh kecuali ketika terdapat bahaya yang menimpa kaum muslimin. Jika terjadi musibah yang menimpa kaum muslimin maka imam harus mendo`akan tentara kaum muslimin."



Dasar qunut yang dilakukan oleh Nabi:


Shahih Bukhari 948:


Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Yunus berkata, telah menceritakan kepada kami Za'idah dari At Taimi dari Abu Mijlaz dari Anas bin Malik ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan qunut selama satu bulan untuk mendo'akan (kebinasaan) atas suku Ri'la dan Dzakwan."


Shahih Muslim 1083:


Tata Cara /Teknis gerakan sholat

Saya nukilkan dari kitab sunan Abu Daud, sebuah hadist yang cukup panjang bernomor 730:




Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, bertakbirlah, kemudian bacalah ayat Al Qur'an yang mudah bagimu, lalu ruku'lah hingga kamu benar-benar (tenang) dalam posisi ruku', setelah itu bangkitlah sampai berdiri lurus kembali, kemudian sujudlah hingga benar-benar dalam posisi sujud, lalu duduklah hingga benar-benar dalam posisi duduk, lalu sujud kembali hingga benar-benar sujud, kemudian lakukanlah hal itu di setiap shalatmu." Al Qa'nabi mengatakan; dari Sa'id bin Abu Sa'id Al Maqburi dari Abu Hurairah …' di akhir haditsnya ia mengatakan; "Jika kamu melakukan seperti ini, maka shalatmu menjadi sempurna, dan apabila kamu mengurangi dari cara ini, berarti kesempurnaan shalatmu juga akan terkurangi." Dalam hadits ini juga di sebutkan; "Apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka sempurnakanlah wudlu'mu." Telah menceritakan kepada kami Musa bin Isma'il telah menceritakan kepada kami Hammad dari Ishaq bin Abdullah bin Abu Thalhah dari Ali bin Yahya bin Khallad dari pamannya bahwa seorang laki-laki masuk masjid…" selanjutnya dia melanjutkan seperti hadits di atas, lalu dia berkata; "Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:


"Sesungguhnya tidak sempurna shalat seseorang sehingga dia berwudlu' yaitu membasuh anggota wudlu'nya (dengan sempurna) kemudian bertakbir, memuji Allah Jalla wa 'Azza, menyanjung-Nya dan membaca AL Qur'an yang mudah baginya.


Setelah itu mengucapkan Allahu Akbar, kemudian ruku' sampai tenang semua persendiannya, lalu mengucapkan "Sami'allahu liman hamidah" sampai berdiri lurus, kemudian mengucapkan Allahu Akbar, lalu sujud sehingga semua persendiannya tenang. Setelah itu mengangkat kepalanya sambil bertakbir. Apabila dia telah mengerjakan seperti demikian, maka shalatnya menjadi sempurna."



Waktu-waktu sholat wajib

Firman Allah : Dirikanlah sholat, sungguh ini merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya bagi orang-orang yang beriman (Sumber: al-Qur'an surah An-Nisaa’ ayat 103- 104)


Secara ringkas saya nukilkan satu hadist yang bersumber dari kitab sunan Nasa'i dengan nomor 521:




Telah mengabarkan kepada kami Ahmad bin Sulaiman dia berkata; telah menceritakan kepada kami Zaid bin Al Hubab dia berkata; telah menceritakan kepada kami Kharijah bin Abdullah bin Sulaiman bin Zaid bin Tsabit dia berkata; telah menceritakan kepadaku Al Husain bin Basyir bin Salam dari bapaknya, dia berkata; "Aku dan Muhammad bin Ali masuk ke rumah Jabir bin Abdullah Al Anshari lalu kami berkata kepadanya, 'kabarkanlah kepada kami tentang shalat Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam. Ia menjawab,


'Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam pernah keluar lalu shalat Zhuhur ketika matahari telah tergelincir dan bayangannya saat itu seukuran tali sandal. Kemudian beliau shalat Ashar ketika bayangan telah menjadi seukuran tali sandal dan bayangan orang. Kemudian beliau shalat Maghrib ketika matahari telah terbenam, lalu beliau shalat Isya ketika mega merah telah lenyap. Selanjutnya beliau Shalat Subuh ketika terbit fajar. Kemudian besoknya beliau shalat Zhuhur ketika bayangan setinggi orang, kemudian shalat Ashar ketika bayangan seseorang menjadi dua kali lipatnya, seukuran perjalanan pengendara yang berlalu dengan cepat ke Dzul Hulaifah. Kemudian shalat Maghrib ketika matahari terbenam dan shalat Isya sampai sepertiga malam atau pertengahan malam. Lalu shalat subuh ketika sudah kelihatan agak menguning'.



Masih ada sejumlah hadis lainnya sejenis sebagai dalil-dalil terkait sholat 5 waktu. Tapi dengan pertimbangan waktu dan tempat yang terbatas, saya cukupkan satu hadis diatas mewakilinya.


Dalil dari al-Qur'an:


Dan dirikanlah shalat itu pada dua bagian siang (dzuhur dan ashar) dan disebagian dari malam (isya). (Sumber: al-Qur'an surah Huud ayat 114)


Ayat ini menunjukkan adanya dua waktu sholat pada dua bagian bagian siang, kita semua tahu yang disebut siang itu adalah saat matahari masih bersinar dan melampaui titik zenithnya. Kedua waktu ini bersesuaian dengan hadis mengenai adanya sholat dzuhur dan ashar. Selanjutnya diujung ayat disebut satu lagi waktu sholat yaitu pada sebagian malam, dan ini bisa merujuk pada sholat isya, sehingga dari ayat ini saja bisa diperoleh tiga waktu sholat, yaitu dzhuhur, ashar dan isya.


Hendaklah engkau mendirikan sholat diwaktu tergelincirnya matahari (maghrib) sampai kelam malam (isya) dan dirikanlah sholat subuh. (Sumber: al-Qur'an surah al-Israa ayat 78)


Saat matahari tergelincir yaitu saat yang disebut dengan syafaq atau senja, ayat ini merujuk akan adanya kewajiban mendirikan sholat maghrib pada waktu tersebut. Sedangkan kelam malam adalah waktu dimana matahari sudah tenggelam dan kegelapan pekat menyelimuti bumi dimana waktu-waktu ini sangat baik untuk melaksanakan sholat (lihat pula surah al-Muzammil 73 ayat 2 s/d 4) dan sholat yang demikian bisa juga kita pahami sebagai sholat isya. Sedangkan akhir ayat secara jelas merujuk pada sholat fajar atau sholat subuh, sehingga tidak perlu kita bahas lebih jauh.


Kedua ayat ini adalah dalil-dalil tentang 5 waktu wajib untuk melakukan sholat, sama seperti yang bisa ditemui dalam hadis-hadis Nabi serta yang menjadi tradisi kaum muslim dari jaman kejamannya. Yaitu sholat Subuh, Maghrib dan Isya tercantum dalam surah al-Israa’ 17 ayat 78 dan sholat Dzuhur dan Ashar tercantum pada surah Huud 11 ayat 114.


https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152400343003444&set=a.407879698443.185889.727558443&type=1

Adzan

Adzan adalah tanda telah masuknya waktu sholat fardhu, sekaligus berfungsi sebagai pemanggil kaum beriman untuk melaksanakan sholat itu sendiri.


Sejarah Adzan secara singkat saya nukilkan dari hadist berikut:


Shahih Bukhari 571:




Dari Abu Qilabah dari Anas bin Malik berkata, "Ketika manusia sudah banyak (yang masuk Islam), ada yang mengusulkan cara memberitahu masuknya waktu shalat dengan sesuatu yang mereka bisa pahami. Maka ada yang mengusulkan dengan menyalakan api dan ada juga yang mengusulkan dengan memukul lonceng. Lalu diperintahlah Bilal untuk mengumandangkan kalimat adzan dengan genap (dua kali dua kali) dan mengganjilkan iqamat."



Adapun kalimah-kalimah yang diucapkan dalam adzan adalah :

Sunan Ibnu Majah 701:

Dari Abu Mahdzurah menceritakan kepadanya, ia berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengajariku adzan dengan sembilan belas kalimat, dan iqamah dengan tujuh belas kalimat. Kalimat adzan itu adalah; ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, HAYYA 'ALASH SHALAH, HAYYA 'ALASH SHALAH, HAYYA 'ALAL FALAH, HAYYA 'ALAL FALAH, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAH.


(Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar-Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah-Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah-Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah- Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah-Mari menuju shalat. Mari menuju shalat-Mari menuju kemenangan. Mari menuju kemenangan-Allah Maha Besar. Allah Maha Besar-Tidak ada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah).


Sedangkan kalimat iqamah adalah tujuh belas kalimat; ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU AN LAA ILAAHA ILLALLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, ASYHADU ANNA MUHAMMADAN RASULULLAH, HAYYA 'ALASH SHALAH, HAYYA 'ALASH SHALAH, HAYYA 'ALAL FALAH, HAYYA 'ALAL FALAH, QAD QAAMATISH SHALAH, QAD QAAMATISH SHALAH, ALLAHU AKBAR ALLAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAH.


(Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar. Allah Maha Besar-Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah-Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah-Shalat telah ditegakkan. Shalat telah ditegakkan-Mari menuju shalat. Mari menuju shalat-Mari menuju kemenangan. Mari menuju kemenangan-Allah Maha Besar. Allah Maha Besar-Tidak ada Tuhan Yang berhak disembah selain Allah)."



Apakah adzan itu hanya dikumandangkan di masjid, surau atau musholla saja?


Niat (jahar atau sirr)

Telah maklum semua bila segala sesuatu itu dilakukan harus dengan niat. Beranjak dari niat inilah suatu pekerjaan akan dinilai oleh Allah ta'ala.


Shahih Bukhari 52:




Dari Alqamah bin Waqash dari Umar, bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Semua perbuatan tergantung niatnya, dan (balasan) bagi tiap-tiap orang (tergantung) apa yang diniatkan; barangsiapa niat hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya adalah kepada Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa niat hijrahnya karena dunia yang ingin digapainya atau karena seorang perempuan yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya adalah kepada apa dia diniatkan.".



Hanya saja disini umat Islam timbul perbedaan mengenai pelaksanaan dan cara niat itu sendiri. Apakah niat harus dilafaskan dalam bentuk ucapan tertentu atau tidak.


Sebagian pengikut dari Imam Abu Hanifah, imam Syafi’i dan imam Ahmad mensunnahkan melafazhkan niat tersebut secara lisan untuk memperkuat hati dalam pelaksanaan sholat.


Misalnya contoh niat yang dilafaskan itu adalah:




Usholli fardhol zuhri arba’a roka’atin ada ‘an lillahi ta’ala
Usholli fardhol maghribi salasa roka'atin ada'an lillahi ta'ala
dan sejenisnya.



Sebagian dari pengikut Imam Malik dan Imam Ahmad termasuk selain dari keduanya, tidak mengamalkan niat dalam bentuk lafadzh karena hal itu tidak pernah dicontohkan oleh Rasulullah SAW, ahli bait dan juga para sahabat beliau. Dan Nabi pun tidak pernah memerintahkan seorangpun dari umatnya (sahabatnya) untuk melafalkan niat tersebut.


Saya pribadi dalam hal ini lebih condong pada sikap yang terakhir. Dengan kata lain, saya tidak pernah mengamalkan niat dalam bentuk lafadzh saat akan mengerjakan sholat apapun. Sebab selain tidak ada contoh maupun ajarannya dari Rasulullah, niat itu sendiri dalam pemahaman saya adalah lintasan hati saat kita hendak memulai melakukan sesuatu.


Shahih Muslim 184:




Dari Abu Hurairah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Allah berfirman: 'Apabila hamba-Ku berkeinginan untuk kebaikan namun belum melakukannya maka Aku menulisnya sebagai satu kebaikan, maka jika dia melakukannya maka Aku menuliskannya sebagai sepuluh kebaikan hingga tujuh ratus kali lipat. Dan apabila dia berkeinginan untuk kejelekan dan dia melakukannya maka Aku tidak mencatatnya sebagai dosa, namun jika dia mengamalkannya maka Aku menuliskannya sebagai satu kejelekan'."




https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152393142613444

Tayamum

Jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu. (al-Qur'an surah Al-Maaidah ayat 6)


Shahih Bukhari 326:

Telah menceritakan kepada kami Adam ia berkata; telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah menceritakan kepada kami Al Hakam dari Dzar dari Sa'id bin 'Abdurrahman bin Abza dari Bapaknya berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Umar Ibnul Khaththab dan berkata, "Aku mengalami junub tapi tidak mendapatkan air?" Maka berkata lah 'Ammar bin Yasir kepada 'Umar bin Al Khaththab, "Tidak ingatkah ketika kita dalam suatu perjalanan? Saat itu engkau tidak mengerjakan shalat sedangkan aku bergulingan di atas tanah lalu shalat? Kemudian hal itu aku sampaikan kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sebenarnya cukup kamu melakukan begini." Beliau lalu memukulkan telapak tangannya ke tanah dan meniupnya, lalu mengusapkannya ke muka dan kedua telapak tangannya."



Shahih Bukhari 327:

Telah menceritakan kepada kami Hajjaj dia berkata; telah mengabarkan kepada kami Syu'bah telah mengabarkan kepada kami Al Hakam dari Dzarri dari Sa'id bin 'Abdurrahman bin Abza dari bapaknya, telah berkata, pula 'Ammar tentang maslah ini; Maka Syu'bah memukulkan telapak tangannya ke tanah lalu mendekatkannya kepada mulutnya kemudian mengusapkannya ke mukanya dan kedua telapak tangannya.



https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152390981943444

Thaharah (bersuci)

Thaharoh menurut bahasa berarti bersih. Dalam kaidah fiqh dipahami juga sebagai pembersihan diri dari hadas atau menghilangkan najis, seperti darah, air kencing, tinja, sperma, kentut dan sebagainya.


Shahih Bukhari 159:




Dari Humran mantan budak 'Utsman bin 'Affan, bahwa ia melihat 'Utsman bin 'Affan minta untuk diambilkan air wudlu. Ia lalu menuang bejana itu pada kedua tangannya, lalu ia basuh kedua tangannya tersebut hingga tiga kali. Kemudian ia memasukkan tangan kanannya ke dalam air wudlunya, kemudian berkumur, memasukkan air ke dalam hidung dan mengeluarkannya. Kemudian membasuh mukanya tiga kali, membasuh kedua lengannya hingga siku tiga kali, mengusap kepalanya lalu membasuh setiap kakinya tiga kali. Setelah itu ia berkata, "Aku telah melihat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu seperti wudluku ini"



Shahih Bukhari 137:




Dari Zaid bin Aslam dari 'Atha' bin Yasar dari Ibnu 'Abbas, bahwa dia berwudlu', ia mencuci wajahnya, lalu mengambil air satu cidukan tangan dan menggunakannya untuk berkumur dan istintsaq, lalu ia kembali mengambil satu cidukan tangannya dan menjadikannya begini -menuangkan pada tangannya yang lain, lalu dengan kedua tangannya ia membasuh wajahnya, lalu mengambil air satu cidukan dan membasuh tangan kanannya, lalu kembali mengambil air satu cidukan dan membasuh tangannya yang sebelah kiri. Kemudian mengusap kepala, lalu mengambil air satu cidukan dan menyela-nyela kaki kanannya hingga membasuhnya, lalu mengambil air satu cidukan lagi dan membasuh kaki kirinya. Setelah itu ia berkata, "Seperti inilah aku lihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berwudlu."



Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. (al-Qur'an surah Al-Maaidah ayat 6)


https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152390938778444

Antara ber-Islam dengan ber-Iman

Ada orang berkata: Saya sudah haji, istri saya juga seorang hajjah, anak-anak dan orang tua saya pun sudah haji. Umroh.... saya sudah berkali-kali. | Ibadah haji maupun umroh adalah ibadah yang pada dasarnya setiap orang berduit dan sehat, dapat melakukannya. Bahkan orang sakitpun masih banyak yang ngotot ikut berhaji walau di tanah suci mesti naik kursi roda. Apalagi dijaman sekarang, haji dan umroh kadang sudah dijadikan perjalanan wisata. Bahkan para artis yang suka tampil vulgar dan seronokpun ikutan latah kawin mau didepan Ka'bah.


Saya jadi ingat surah al-Hujurat ayat 14 ketika ada sekumpulan orang Arab Badui datang pada Rasul dan berkata: "Kami telah beriman". Pernyataan mereka itu langsung dibantah Allah dengan mengatakan:


Kamu belum beriman!


Tapi katakanlah: "Kami telah ber-Islam".


Hal itu disebabkan Iman itu belum masuk kedalam hati mereka, dalam lanjutan ayat itu Allah memberikan gambaran sesungguhnya bahwa antara Beriman dan Berislam adalah dua hal berbeda.


Iman adalah sikap taat kita pada ketentuan Allah dan Rasul. Tidak mendengking atau berlaku khianat, sami'na wala atho'na tapi Sami'na wa-Atho'na. Gelar haji tidak dapat menjadi standar keimanan seseorang, satu-satunya standar baku dalam iman itu menurut Allah adalah ketaatan pada-Nya.



https://www.facebook.com/photo.php?fbid=10152385828393444&set=a.10151193761353444.477100.727558443&type=1&relevant_count=1

Islam penuh dengan larangan!

Islam itu agama yang penuh larangan. Ini tak boleh, itu tak boleh. Haramlah, makruhlah. Perempuan mesti berhijablah. Ada batasan auratlah. Harus sholat ini, itu. Betul-betul agama yang penuh kekangan. Pantas saja banyak orang kafir sana bilang agama Islam itu primitif. Serba gak boleh. Serba diatur. Mau milih pemimpin saja mesti beginilah, begitulah. Mau tidur mesti miring kekananlah, gak boleh tengkuraplah, itulah. Sampe mau berakpun pake diatur harus ngadep kemana. Hhhh puuciiiing deh.


Tapi aneh, kok makin lama makin banyak yang pindah ke Islam ya? Kok pertumbuhan Islam di barat malah semakin menjadi-jadi ya? Kok imperium kapitalis, yahudi dan juga komunis sama-sama khawatir terhadap perkembangan Islam ya? Kok perempuan-perempuannya mau aja di selimutin tubuhnya sama hijab ya? Kok tivi-tivi Islam makin banyak ya dan gak pake iklan loh, kok bisa ya?




Jadi ingat petuah Hamka, bila hidup sekedar hidup maka babi dihutan juga hidup. Glek.



Artinya bila hidup tak mau punya aturan, ya sama saja dong dengan binatang. Asal seruduk, bebas mau makan-minum apa saja asal ia suka, bebas nidurin betina mana saja, dimana saja..... yaah, lalu dimana lagi letak beda manusia sama binatang ya? Kalo mau jadi seperti binatang, ya monggo deh, gak heran ada spekulasi jika manusia itu keturunan monyet. Tapi itu bukan saya loh...... hehehe


https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152373379573444

Antara revolusi mental, revolusi mengaji dan revolusi mengkaji

Turunan dari revolusi mental adalah revolusi mengaji dan revolusi mengkaji. Revolusi mental terlebih dahulu harus terbagi menjadi dua, mental kepada Tuhan dan mental kepada makhluk. Apa yang kita ucapkan itu yang harus kita jalankan, setia pada sumpah yang disampaikan dengan nama Allah. Itu salah satu bentuk sederhana dari revolusi mental kepada Tuhan. Sementara revolusi mental kepada makhluk misalnya dengan menjaga amanah yang telah dipercayakan orang pada dirinya, berperilaku baik pada sesama hamba, terutama mereka yang berjasa pada kita,.


Revolusi mengaji dilakukan dengan cara memperlancar bacaan hijaiyyah kita, memperbaiki tajwid dan makhroj hurufnya agar semakin bagus dan tepat bacaan ajian kita sehingga bila mendadak pada suatu kesempatan kita di daulat jadi imam, tidak malah galau dan cetar-cetar karena bacaan kita kurang baik sehingga malah harus meminta anak kyai maju menjadi imam padahal sang anak kyai adalah perempuan. Itu contoh sederhananya.


Revolusi mengkaji ya bisa misalnya dengan rutin membaca dan mencari tahu tentang tafsir-tafsir al-Qur'an, sabda-sabda Rasul dan juga nasehat para ulama. Hidup ini sangatlah dinamis, sehingga proses belajarpun tak boleh berhenti meski kita telah dewasa. Kaji juga cara kita bersuci, ya meskipun itu dilakukan setiap hari, siapa tahu kita selama ini ada melakukan kesalahan. Misalnya setelah membasuh tangan langsung cuci kaki. Khan hal-hal semacam ini bila salah dilakukan malah bisa berakibat fatal tidak sah ibadah sholatnya. Kecuali bila memang selama ini kita tidak mengerti. Ya mudah-mudahan di maafkan Allah.


Test kebahagiaan rumah tangga anda!

Ayo kita test kepercayaan dan kebahagiaan kita dalam berumah tangga. Ssst, ini status khusus untuk yang sudah punya kekasih halal saja ya. Status ini saya tujukan khususnya bagi para suami..... istri ngintip aja ya.


Yuk para suami....


Bahagia itu bila kita ketinggalan hape dirumah dalam keadaan hidup, dan anda enjoy saja. Tak ada yang ditakutkan dari isi pesan dan telpon yang masuk andai-andai sang istri melihat sms dan pesan yang masuk di hape anda.


Bahagia itu bila istri tahu password facebook atau media sosial anda yang lain tanpa anda punya kekhawatiran ada pesan-pesan aneh dalam inbox anda yang bakal menyulut keributan.


Bahagia itu adalah ketika anda tetap enjoy menitipkan buku tabungan yang berisi banyak uang lengkap dengan kartu ATM serta pinnya pada istri anda.


Bahagia itu bila anda dapat bebas meminta istri anda mengambilkan sesuatu dari dalam dompet anda yang tergantung di saku celana anda.


Bahagia itu adalah ketika anda dapat bebas menerima telepon dimana saja tanpa harus bisik-bisik takut terdengar sang istri anda.


Bahagia itu adalah ketika anda bebas untuk berjalan kemana saja tanpa ada kecurigaan dari istri anda bahwa anda akan berselingkuh darinya.


Bahagia itu adalah ketika anda bebas menulis dan memposting status atau foto kemesraan anda dengan istri dan keluarga anda di media sosial


Bahagia itu adalah ketika istri tahu kemana dan apa saja yang anda lakukan diwaktu-waktu anda sedang jauh darinya.


Bahagia itu adalah ketika anda dapat bermain-main bebas dan lepas dirumah dengan istri dan anak-anak anda tanpa ada kekakuan atau kebencian


Bahagia itu adalah ketika istri anda dapat bebas membangunkan anda sebagai suaminya kapan saja tanpa harus merasa takut dimarah apalagi ditendang


Antara intelektualitas dan akhlakul karimah

Negeri ini tidak kekurangan orang yang pintar. Jumlah kaum intelektualnya sangat banyak mulai dari mereka yang menyandang gelar kesarjanaan Doktor, Magister hingga Professor. Dari guru Paud, TK, SD, SMP, SMA, Dosen hingga Guru Besar tak terhitung lagi. Tapi sayangnya, orang yang pintar namun berakhlak mulia adalah hal yang sangat langka. Itulah fakta. Kecerdasan intelektual dan latar belakang pendidikan yang tinggi dengan kemuliaan profesi mereka itu tidak selalu berjalan lurus dengan moral dan adab mereka.


Padahal jika kita belajar misalnya dari cerita tokoh yesus dalam Perjanjian Baru kita akan melihat bagaimana seharusnya orang cerdas itu sesungguhnya. Yesus diluar posisinya sebagai Nabi yang membawa misi penyelamatan umat Israel, juga adalah seorang guru terhadap murid-muridnya. Dan sebagai guru, beliau tidak pernah merasa dirinya besar dihadapan para muridnya.


Kesantunan dan jiwa besarnya dalam menyikapi sikap para murid yang banyak tanya bahkan termasuk terhadap murid degil yang kelak berkhianat terhadap dirinyapun seorang yesus digambarkan begitu lapang dada. Dia mengajarkan bahwa guru bukan tokoh yang harus dilayani tapi justru guru berfungsi melayani, menyantuni dan mendidik adab. Yesus dalam Bible telah mencuci kaki para muridnya dan tidak satupun dari orang-orang besar dunia merendahkannya atau menganggap apa yang diperbuat yesus tersebut sebagai hal yang melecehkan profesi keguruan. Ada berapa banyakkah jumlah guru-guru dan pendidik maupun kaum intelektual negeri ini yang meneladani hal tersebut?


Muhammad, sang Khotamannabiyyin. Beliau diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia. Beliau juga guru besar bagi umatnya sebagaimana pula yesus dalam cerita Bible. Muhammad SAW sebagai guru tak pernah gila akan kebesaran maupun penghormatan. Saat beliau menghadiri majelis umatnya dan mereka hendak berdiri sebagai penghormatan, beliau malah tegas menyebutkan penolakannya. Sebab penghormatan itu pada dasarnya hanya hak Allah, bukan hak makhluk.


https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152412864743444

Obyektif terhadap single parent

Sering orang bilang bahwa indikator keberhasilan seorang pemimpin itu adalah beranjak dari keluarganya. Jika ia sukses memimpin keluarganya maka ia bisa dipastikan juga akan sukses memimpin bidang lainnya. Sekilas, kalimat ini masuk akal dan mungkin tidaklah salah untuk kita amini. Tapi jika kita menelisik lebih jauh kepada sumber-sumber keagamaan, niscaya insyaAllah kita akan paham bahwa hal tersebut benar namun bukan menjadi satu-satunya indikator keberhasilan seseorang dalam memimpin.


Fakta anak-anak Adam, Qabil membunuh saudara kandungnya sendiri Habil. Apakah ada yang berani menyebut Adam telah gagal dalam menjadi pemimpin atas keluarganya dan oleh sebab itu Adampun dapat disebut pemimpin yang tak becus sehingga tak layak memimpin umat?


Fakta bila anak dari Nabi Nuh justru tidak patuh pada ayahnya sendiri sehingga harus berpisah dengan cara tewas tenggelam saat banjir besar. Apakah ada yang berani menyebut Nabi Nuh adalah seorang pemimpin yang gagal?


Fakta bila istri Nabi Luth juga durhaka pada suaminya, mengingkari kebenaran yang dibawa oleh Luth sehingga harus berpisah dan termasuk salah satu korban yang dihancurkan Allah dalam peristiwa yang dikenal sebagai soddom dan gomorah. Apakah ada yang berani menyebut Nabi Luth seorang pemimpin keluarga yang telah gagal dan tidak layak memimpin umat?


Fakta bila ayah Nabi Ibrahim ingkar atas wahyu yang dibawa olehnya bahkan Ibrahim sempat dihukum bakar karena tindakannya yang menghancurkan berhala kaum bapaknya. Apakah ada yang berani menyebut Nabi Ibrahim seorang yang telah gagal dalam keluarga dan tidak layak memimpin umat?


Fakta bila ‘Utbah dan saudaranya 'Utaibah bin Abu Lahab bin ‘Abdul Muththalib, dua menantu Nabi Muhammad SAW, suami dari kedua anaknya yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum radhiallahu ‘anhuma juga ingkar terhadap beliau dan menjadi musuhnya sehingga harus terjadi perceraian diantara mereka. Fakta juga bila Rasul pun gagal mengislamkan Abu Thalib, pamannya. Apakah lalu ada yang berani menyebut Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin keluarga yang telah gagal dan olehnya tidak pula layak memimpin umat dalam skala besar?


Like Parents like Children

Banyak dari kita selaku orang tua berharap dan mendambakan anak-anak kita menjadi pribadi yang sholeh serta sholehah. Kita berdoa agar mereka dapat berbakti pada agamanya. Tapi kita sering lupa bila kita para orang tua adalah panutan pertama bagi anak-anak kita. Jika kita sendiri jarang dilihatnya sholat dan membaca al-Qur'an, lalu bagaimana sang anak akan menjadi insan sholeh dan sholehah? Jika si anak justru lebih banyak melihat kita bersikap khianat pada pesan-pesan al-Qur'an, lalu bagaimana bisa kita meminta anak-anak kita tadi untuk berbakti pada agama?


Berbahagialah anda jika anak anda mengenal huruf hijaiyyah dari anda langsung sebagai orang tuanya. Bahagialah jika anak anda melakukan sholat karena mereka meneladani perbuatan anda sebagai orang tuanya yang juga sering dilihatnya melakukan sholat. Bahagialah jika anak anda mampu menghafal ayat dan surah serta doa-doa yang bersumber pada al-Qur'an maupun as-Sunnah dari diri anda. Berbahagialah bila kemudian putri-putri perempuan anda, mengenakan hijab juga karena mereka melihat anda wahay para ibundanya senantiasa berhijab.


Berbahagialah bila kelak dipengadilan akhirat karena sang anak, kita yang hidupnya berlumuran dosa ini akhirnya mampu menginjakkan kaki ke negeri syurga.


Pertanyaannya untuk kita semua....sudahkah kita mendidik anak kita dengan cara beragama yang benar melalui kita sebagai panutan pertama mereka?


#edisiintrospeksi

Palembang, 17 Jun 2014

Mgs Armansyah Azmatkhan.
https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152441595438444

Hal kecil dan besar diatur dalam Islam

Fa inna asdaqol hadiisiikitaaballah,wa khoyrol hadiyu hadiyu muhammadain (saw) wainna sharrol umuuri muhdasaatahaa, wa inna kulla muhdasatinboda'a. | Sebaik-baiknya perkataan adalah Kitabullah dan sebaik-baiknya petunjuk adalah petunjuk dari Rasulullah Muhammad Shallalahu ' alaihi wasallam dan seburuk-buruknya urusan adalah yang diada-adakan (diluar Kalamullah wasunnaturrosul).



Agama mengajarkan aturan hidup mulai dari hal yang mungkin dianggap kecil dan sepele seperti misalnya tuntunan untuk mendahulukan sisi kanan ketimbang sisi kiri, bacaan saat bercermin, masuk toilet, hendak tidur, posisi buang hajat, bacaan ketika bersin, aturan posisi makan dan minum terus sampai urusan siapa orang yang haram untuk dinikahi dan mereka yang boleh dinikahi, proses ijab kabul, bacaan hingga teknis bersetubuh dengan istri, lanjut pada aturan sebagai masyarakat dan pemimpin, hak rakyat dan hak pemimpin, kriteria-kriteria orang yang boleh maupun tidak boleh diangkat sebagai pemimpin, batasan-batasan yang harus diketahui seseorang selaku anggota masyarakat, cara bergaul dengan sesama umat maupun beda umat sampai pada teknis berdagang dan berseni.


Indah dan kompleksnya ajaran Islam sebagai way of life, sebagai sebuah agama yang menjadikan dirinya pedoman hidup yang membuat kaum kafir, musryik dan fasiq berputus asa menghadapi dienul haq ini. Sehingga tak henti-hentinya mereka melakukan sejuta satu cara agar umat Islam jauh dari kitabullah wasunnaturrosul, berupaya secara diam-diam hingga terbuka agar umat Islam merasa asing dengan agamanya sendiri. Merasa jengah serta membantah dengan argumen-argumen yang terlihat indah, rasional, universal hingga membingungkan. Tapi, siapa yang berpegang teguh pada agama Allah sesungguhnya dia telah berpegang pada buhul tali yang kuat dan tak akan putus. Dan Allah akan memenangkan agama-Nya meskipun orang kafir tidak menyukainya.


Palembang, 19 Juni 2014.

Armansyah Azmatkhan.
https://www.facebook.com/armansyah/posts/10152446396038444

Saturday, August 23, 2014

Adam dan rentetan pertanyaan mengenainya...

Membahas tokoh-tokoh yang namanya tercantum dalam al-Qur'an dari dulu begitu menarik minat saya. Misalnya tentang Adam. Siapa sebenarnya tokoh Adam ini? Benarkah Adam merupakan manusia pertama yang diciptakan Allah? Apakah sebelum Adam dan generasinya ini eksis, Allah belum pernah sama sekali menciptakan makhluk hidup sejenis manusia? Lalu bagaimana dengan penemuan fosil-fosil manusia purba? Adakah mereka itu bagian dari Bani Adam juga ataukah makhluk hidup berbeda tapi dengan sejenis bani Adam yang telah tercipta sebelumnya?


Itu baru pertanyaan umum. Sekarang kita kaitkan dengan pemberitaan kitab suci secara langsung. Adam disebutkan oleh al-Qur'an sejak awal telah disiapkan oleh Allah untuk turun kebumi dan menjadi khalifahnya.


Beberapa penafsir memahami kata jannah sebagai syurga dalam pengertian abstrak, maksudnya lokasi dari syurga tersebut berada dalam format dimensi berbeda dengan dimensi manusia. Jadi ketika waktu bagi Adam untuk menunaikan tugasnya selaku khalifah itu telah tiba melalui jalan godaan setan, Adam seakan keluar dari dimensi syurganya melalui sejenis gerbang waktu. Gambarannya kurang lebih jika anda pernah menonton film Slider di RCTI sekitar awal 2000-an dulu, ya seperti itulah. Hanya kalau di slider mereka berpindah antar dunia paralel namun dalam kasus Adam berpindah dimensi ruang dari Jannah menuju planet bumi kita ini.


Ada juga orang yang menafsirkan kata jannah didalam al-Qur'an sebagai sebuah tempat yang subur, teduh dan tenang disalah satu planet diluar angkasa. Sehingga perintah turunnya Adam kebumi merupakan proses penerbangan antar planet dari lokasi tersebut menuju planet bumi ini. Tinggal lagi timbul pertanyaan baru, bagaimana proses perpindahan Adam dan istrinya itu? Apakah menggunakan wahana antariksa semacam Buraq dalam peristiwa Israk dan Mikraj Rasulullah? O.iya, bicara tentang Israk dan Mikraj, bukankah dalam peristiwa itu juga Rasul disebutkan mencapai Sidratul Muntaha yang didekatnya ada Jannah? Adakah korelasi Jannah yang dilihat oleh Rasulullah dalam Israk Mikrajnya dengan Jannahnya Adam? Jika demikian, artinya Adam pada hakekatnya adalah makhluk ruang angkasa yang dikirim ke planet bumi untuk menunaikan tugasnya sebagai Khalifah bersama seluruh anak cucunya sampai pada kita hari ini.


3 Tokoh Misterius dalam al-Qur'an

Setidaknya ada 3 tokoh misterius dalam al-Qur'an dan mereka bukan "tokoh figuran" seperti halnya cerita tiga orang utusan dan 1 orang pembenarnya yang datang berlarian dari ujung kota pada surah Yaasin.


Kisahnya 3 tokoh yang saya sebutkan misterius ini justru tidak dapat dikatakan sesederhana itu. Dimuatnya ke-3 tokoh tersebut dalam al-Qur'an tentu membuat kita harusnya mau menggali lebih jauh. Mereka adalah :


Satu,
Hamba Allah yang sholeh yang menjadi gurunya Nabi Musa (hadist menyebut namanya sebagai Khidr). Siapa Khidr? Akankah beliau juga salah seorang Nabi dan Rasul Allah?


Dua,
Dzulkarnain, tokoh yang membuat benteng kokoh penghalang ya'yuj ma'juj. Siapakah Dzulkarnain ini sebenarnya?


Tiga,
Samiri, namanya muncul sebagai tokoh antagonis dalam kisah Nabi Musa pasca kekalahan Fir'aun yang ditenggelamkan di laut merah. Berbeda dengan Fir'aun dan Haman beserta tukang sihirnya, meskipun Samiri terbukti menyesatkan umat Bani Israel dengan mengajak mereka menyekutukan Allah, tetapi Nabi Musa justru tidak terlibat konflik fisik dengannya. Samiri hanya di usir dan dikutuk.


Siapa tokoh Samiri ini? Kelihayannya membuat patung anak lembu yang bersuara dan hasutannya yang telah berhasil memperdayai sebagian bani Israel waktu itu, jelas menjadikan ia sebagai salah satu musuh yang harusnya perlu diperhitungkan oleh Nabi Musa sebagaimana Fir'aun dan pengikutnya sebelum itu. Tapi kenapa hanya di usir dan dikutuk?


Dua dari 3 tokoh al-Qur'an diatas sampai hari ini masih sering diperbincangkan masyarakat hingga nyaris menjadi semacam legenda hidup. Misalnya tokoh Khidr, beliau --terlepas dari anggapan kemungkinan status kenabian dan kesholehannya itu-- sering muncul dalam hikayat orang-orang sufi yang mendatangi mereka dan mengajarkan mereka banyak hal terkait rahasia ilahiah.


Selain Khidr, tokoh Samiri juga "di isyukan" sebagai tokoh Uncle Sam yang ada di negara Amerika dan berada dibalik semua konspirasi global yahudi sepanjang waktu. Tokoh Samiri alias Sam ini sama halnya dengan kepercayaan sejumlah orang terhadap tokoh Khidr, dianggap masih hidup sampai hari ini. Bahkan Samiri oleh sejumlah orang juga diyakini sebagai Dajjal.


Identitas dari tokoh Uncle Sam dalam khasanah sejarah bangsa Amerika Serikat sendiri sampai hari ini masih diperdebatkan oleh para sejarawannya. 


Prabowo-Jokowi laksana kisah Sayyidina Ali dan Yahudi

Kekalahan gugatan pasangan capres Prabowo-Hatta di MK malam ini mengingatkan saya pada kisah kekalahan Imam Ali dipengadilan hukum melawan seorang yahudi yang jelas mencuri baju perangnya. Imam Ali kalah dihadapan hukum karena bukti-bukti yang ia ajukan dianggap hakim tidak kuat meskipun sebenarnya Imam Ali berada pada pihak yang benar.




Tapi, Prabowo bukanlah Sayyidina Ali. Dan jokowi-pun bukan si yahudi yang akhirnya terbuka pintu hatinya dengan mengakui kesalahannya dihadapan hakim telah membuat kejahatan pada sang pahlawan Khaibar itu. Keadilan hakim MK juga tidak sekelas keadilan hakim dimasa daulah Islamiyah berjaya pada jaman 4 khalifah utama. Jadi, terlalu naif mempersamakan secara persis dari sisi personifikasinya. Hanya kasusnya saja yang agak mirip-mirip.



Tentu, seperti yang diberitakan, Prabowo katanya masih punya kesempatan untuk melanjutkan perlawanannya melalui jalur PTUN dan juga bila perlu PK di Mahkamah Agung. Tetap jaga kondisi negeri yang kondusif, tanpa ada keributan apapun yang sifatnya rusuh atau anarkis.


Sikap politik saya pribadi tidak berubah, menang ataupun kalah seorang Prabowo, tidak akan membuat saya membenarkan pencalonan jokowi sebagai capres ditinjau dari sudut agama. Jikapun nanti dengan seluruh perjuangannya negeri ini tetap dipimpin oleh kaum merah, ya saya menganggapnya sebagai musibah namun tetap harus dihormati. Itulah resiko demokrasi yang tidak berdiri diatas syari’at Allah.


Friday, August 22, 2014

Khutbah Jum'at saya 22 Agustus 2014: Islam dan Kemerdekaan

Khutbah saya hari Jum'at, 22 Agustus 2014
Tema: Islam dan Kemerdekaan

[audio-mp3]  https://db.tt/to30aJ6p (lebih kurang 32 MB)

 

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا و مِنْ َسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
اَللهُمّ صَلّ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. 

قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْكَرِيْمِ

أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

لَوْ أَنزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَّرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُّتَصَدِّعًا مِّنْ خَشْيَةِ اللَّهِ ۚ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ

Ma’asyirol muslimin rohimakumullah

Marilah kita bersama-sama tidak henti-hentinya untuk selalu bersyukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala. Karena atas nikmat-Nya yang tak berkesudahan, pada hari ini kita semua masih dapat berkumpul bersama guna menunaikan salah satu kewajiban kita selaku umat Islam, menunaikan ibadah sholat Jum’at berjema’ah.

Rasa syukur atas nikmat Allah ini hendaknya tidak cuma sebatas kata-kata manis dimulut kita semata dgn sekedar mengucap hamdalah tetapi dipraktekkan secara nyata dlm kehidupan sehari-hari. Dilakukan secara berkesinambungan, melakukan ketaqwaan dalam batas-batas kemampuan yang bisa kita lakukan. Sesuai dengan firman-Nya juga dalam surah ath-Taghabun ayat 16: “fattaqullaha mas tato’tum Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. Dalam hal ini dimaksudkan kesanggupan yang maksimal, ittaqullaha haqqo tuqotih, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa (surah Ali Imron ayat 102), bukan taqwa dalam arti apa adanya.

Kita bersyukur bahwa kita duduk disini dengan tenang tanpa merasa cemas, takut maupun khawatir akan adanya ancaman penembakan maupun dijatuhi rudal seperti yang menimpa saudara-saudara kita muslim lainnya hari ini di Gaza, Suriah, Irak dan seterusnya di seluruh penjuru dunia ini.

Oleh sebab itu pula khotib mengingatkan kepada kita semuanya untuk tidak mengobrol, atau sibuk dengan handphonenya apalagi sampai ada yang tertidur sehingga apa yang nantinya disampaikan diatas mimbar ini justru tidak terperhatikan sama sekali dan menjadi sia-sialah keberadaannya di majelis jum’at yang penuh berkah Allah ini.

Mari sejenak kita prihatin dengan kondisi saudara-saudara muslim kita di Gaza khususnya. Sebagian besar mereka melakukan sholat Jum’atnya tidak didalam masjid beralaskan permadani disertai angin sepoi-sepoi tapi mereka melakukannya dibawah reruntuhan masjid yang telah porak poranda terkena rudal Israel bahkan mereka juga melakukannya ditanah lapang, ditengah ancaman kematian yang dapat terjadi sewaktu-waktu.

Wednesday, August 20, 2014

Memantaskan diri

Suatu hari seorang murid yang baru belajar komputer dengan sikap penuh percaya diri mengeluarkan sebuah flashdisk dari dalam tasnya dan langsung menghubungkannya ke salah satu pc desktop. Rupanya sang murid hendak menyalin data dari komputer itu kedalam flashdisknya. Beberapa saat kemudian sang murid tampak kesal, bingung dan gelisah. Usut punya usut, ternyata data yang hendak ia salin dari dalam pc memiliki kapasitas file 32Gb, sedangkan flashdisk miliknya itu hanya muat menampung data sebesar 8Gb saja.


Ya tak mungkin bisalah memasukkan data 32 Gb kedalam flashdisk berkapasitas 8 Gb, dipaksa-paksa juga percuma. Jikapun file didalam pc itu akan dikompres dengan winzip, winrar atah lha sekalipun tetap mustahil untuk merampingkan kapasitas seukuran flashdisknya. Jaman dulu iya kapasitas harddisk masih bisa dimanipulasi dengan aplikasi doublespace atau drivespace bawaan MS-Dos, tapi sekarang sudah jamannya windows 8 bung. Kita sudah berada di era clouds computing. Tidak jamannya lagi bermain di 16 bit. Orang masa kini tinggal upload data ke googledrive atau dropbox, bukan pusing mikirin trik manipulasi ruang penyimpanan konvensional. 


Begitulah pula halnya dengan kita dalam kehidupan ini. Jika kita ingin mendapatkan jodoh yang baik, ingin mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang juga besar maka kita harus memantaskan dulu diri kita sendiri. Perbagus akhlak, pertebal taqwa dan luaskan ilmu. InsyaAllah jodoh yang pantas, pekerjaan dengan posisi terhormat dan gaji berlimpah akan dengan sendirinya mendatangi kita. Tak usah lagilah pakai cara lama mau akal-akalan biar terlihat kaya, biar terlihat terhormat ataupun sholeh karena toh suatu saat kebohongan kita itu pasti akan terbongkar. 


Monday, August 18, 2014

Rahasia stempel kenabian

Dalam stempel kenabiannya pada surat-surat yang beliau kirimkan kepada raja-raja dan para penguasa dunia kala itu, Rasul menggunakan teks "Muhammad Rasul Allah". Uniknya teks tersebut dibuat ala kufi dengan pola vertikal, dari atas kebawah. Lebih mengagumkan lagi, penulisannyapun dibuat secara inverse alias terbalik, dimana asma Allah diletakkan pada posisi diatas dan nama beliau sendiri ditempatkan pada bagian bawah sekali.


 

ilustrasi stempel kenabian Muhammad SAW

 

Ini bukti kecerdasan dan sekaligus keagungan ahlak Rasulullah SAW. Meski dalam bentuk cap, beliau tidak menempatkan dirinya diatas Allah. Rasul mengajarkan pada kita cara penempatan skala prioritas. Mana yang paling penting, mana yang harus selalu ditinggikan, diutamakan, dinomor satukan maka itulah yang harus dikedepankan, harus dimuliakan, harus dibaca terlebih dahulu, harus ditaati.


Urutan kedua dalam stempel itu adalah kalimat Rasul yang bermaknakan utusan. Kita tahu bahwa risalah menyampaikan agama-Nya adalah yang terpenting kedua setelah Allah, yang menandakan bahwa cinta Allah kepada manusialah yang menyebabkan Ia mengirimkan seorang Rasul. Allah mengirimkan pada manusia sepanjang jaman terdahulu rasul-rasul yang berfungsi sebagai pengajar, pembimbing, penasehat, penyambung lisan Allah hingga jalur turunnya hukum-hukum untuk manusia. Risalah itu turun melalui perantara malaikat bernama Jibril yang juga bersifat rasuli, yaitu utusan yang kudus yang akan membawa risalah tersebut pada rasul dari kalangan manusia pilihan-Nya sampai kepada puncaknya, pengutusan Muhammad setelah Isa al-Masih yang berlaku sebagai khatamannabiyyin.


Saturday, August 16, 2014

INI Bukan Logo ISIS!

BUKANlogoisis


 

Additional Note  (23/08/2014).


Alhamdulillah sejak pertama kali saya posting di timeline FB tanggal 16 Agustus 2014 hingga saat saya menulis catatan ini tanggal 23 Agustus 2014, jumlah teman-teman yang me-reshared gambar ini ke timeline mereka mencapai jumlah 2.031 orang dan total orang yang menyukainya (Like) dengan mengklik icon jempol FB pada posting ini mencapai 528 orang. Sementara yang melakukan proses tag kedalam gambar ini ada 47 orang.


capture_ttg_simbol_Islam


Mudah-mudahan ini menjadi salah satu bentuk edukasi dan penerangan untuk semuanya sehingga apapun yang terkait dengan gerakan-gerakan tertentu yang mengatasnamakan Islam dan menggunakan simbol-simbol kebesaran Islam, tidak serta merta harus dikaitkan dengan lambang kekerasan dan terorisme.


Orang bisa saja pakai lambang Salib dikalung yang ia pakai dilehernya lalu kemudian orang itu terlibat perkosaan, pembunuhan dan perampokan.... kita tentu tidak bisa serta merta menyebut lambang salib itu juga adalah lambang dari kejahatan maupun simbol kebejatan. 


Yang bejat bukan simbol atau lambang agama yang digunakan namun boleh jadi orang yang memakainyalah yang bejat, teroris, durjana dan sejenisnya. Lambang-lambang keagamaan itu jangan kita nistakan, jika orangnya bersalah maka hukum saja orangnya namun lambang itu harus dihormati.


Mari terus lakukan edukasi dan pencerahan pada semua orang terkait masalah ini, terlepas dari urusan kita mau pro maupun kontra. Jangan sampai umat Islam sendiri takut dan berubah persepsinya pada simbol-simbol agamanya. Cukup kita mengalami hal itu dimasa orde baru dulu yang melarang penggunaan Jilbab dan simbol Ka'bah sebagai lambang partai. 


Armansyah Azmatkhan


Bumi Palembang Darussalam.

Friday, August 15, 2014

Hasbi Robbi Jalallah...

Hasbi robbi Jalallah Ma Fi Qalbi Ghairullah
'Alal Hadi Shalallah, Laa Ila Ha Ilallah
Cukuplah Allah yang mencukupi aku, Tuhan yang agung, Tak ada dihatiku selain Allah
Semoga Allah memberi rahmat pada sang penunjuk, Tak ada Tuhan selain Allah.


Kaifa Halii Yaa Ilahi Laisa Lii Khoirul Amal
Suu'u Amalii Katsiroh, Zaada Tha'atii Qalil
Bagaimana keadaanku ya Ilahi, Aku tak memiliki amal yang baik
Amal burukku begitu banyak, sedangkan ketaatanku bertambah sedikit


Imhu Yaa Robbi Dzunubii, Mitsla Romlin Laa Tu'ad,
Wa'fu 'annii kulla dzambii Washfahish Shafhal Jamil
Ya Robbi, Leburlah dosa-dosaku yang laksana pasir tak terhitung
Ampunilah setiap dosaku dan berilah ampunan yang baik


Anta syafii Antal Kafii, Fii Muhimmatil Umuur
Anta Robbi Anta Hasbi, Anta Lii Ni'mal Wakiil
Engkaulah maha penyembuh, engkaulah yang maha mencukupi dalam setiap urusan
Engkaulah Tuhanku, Engkaulah pencukupku, Engkaulah sebaik-baik pemberi nikmat


'Aafinii Min Kulli Daa'in Waqdli 'Annii Haajatii
Innanii Qalban Saqiimaa Anta Man Yasyfil 'aliil
Sembuhkanlah aku dari segala penyakit dan kabulkanlah hajatku
Sesungguhnya hatiku sedang sakit dan Engkaulah penyembuh penyakit hati

3 hal dalam 3 hal

Allah menyembunyikan tiga hal dalam tiga hal: Ridho-Nya dalam ketaatan pada-Nya, maka jangan menganggap kecil suatu ketaatan karena boleh jadi disana tersimpan ridho-Nya. Murka-Nya dalam kemaksiatan pada-Nya, maka jangan merendahkan suatu kemaksiatan sebab barangkali di dalamnya tersimpan murka-Nya. Para kekasih-Nya dalam makhluk-Nya, maka jangan menghina seseorang, siapa tahu ia kekasih-Nya.

"Ayat-ayat" Jilboobs

Shahih Muslim 3971: Telah menceritakan kepadaku Zuhair bin Harb; Telah menceritakan kepada kami Jarir dari Suhail dari Bapaknya dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ada dua golongan penduduk neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. (1) Kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. (2) Wanita-wanita berpakaian, tetapi sama juga dengan bertelanjang (karena pakaiannya terlalu minim, terlalu tipis atau tembus pandang, terlalu ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka), berjalan dengan berlenggok-lenggok, mudah dirayu atau suka merayu, rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Wanita-wanita tersebut tidak dapat masuk surga, bahkan tidak dapat mencium bau surga. Padahal bau surga itu dapat tercium dari begini dan begini."


Musnad Ahmad 9303: Telah menceritakan kepada kami Abu dawud Al Hafari dari Syarik dari Suhail bin Abu Shalih dari bapaknya dari Abu Hurairah berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Dua golongan dari umatku masuk ke dalam neraka yang aku belum pernah melihat sebelumnya; seorang wanita yang berpakian tapi telanjang, jika berjalan selalu melenggak-lenggok, di kepala mereka terdapat gulungan sanggul semacam punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tidak pula mendapatkan baunya. Dan kaum lelaki yang di tangannya memegang cambuk seperti ekor sapi, dengan cambuk itu mereka memukuli manusia."


Muwatha' Malik 1421: Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Muslim bin Abu Maryam dari Abu Shalih dari Abu Hurairah dia berkata; "Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, dan berjalan melenggak-lenggok tidak akan masuk surga atau pun mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun."



Palembang Darussalam.,
15 Agustus 2014


Armansyah Azmatkhan.

Wednesday, August 13, 2014

Kita dan anak jalanan

Kadang menyebalkan melihat anak-anak pengamen dan jual koran di pinggiran lampu merah. Menyebalkannya karena mereka tidak jarang memaksa agar kita membeli korannya atau mendengar nyanyian paraunya yang terbata-bata dan mungkin menyakitkan telinga kita. | Tapi, sering saya berpikir dan merenung bahwa jika ada pilihan lain yang lebih baik, tentu mereka juga tidak ingin seperti itu kawan. Mereka dan kita, mereka dan anak-anak kita....pasti punya keinginan, punya mimpi, punya khayalan yang sama.


Ya, kita semua pasti inginnya dapat duduk didalam mobil yang empuk, ber-ac dingin seraya dengerin musik, ngobrol dan ketawa bareng keluarga....kita semua ingin punya rumah kediaman yang layak, ingin punya baju yang bagus, ingin punya pekerjaan yang terhormat....


Saya percaya, tidak ada dari anda yang membaca status ini....punya mimpi untuk seperti mereka. Jual koran dari pagi hingga petang di pinggiran lampu merah, mengamen keluar masuk mobil bus kota atau juga mengais-ngais dengan bulu ayam membersihkan kap mobil orang dijalanan.


Sama....jika kita tidak mau bekerja dan bernasib seperti itu, ya merekapun juga tidak mau. Tapi keadaan kadang memaksa mereka.

Bayangkanlah jika anak-anak kecil yang mengais rezekinya di lampu merah itu adalah anak-anak anda atau adik anda.... kesana kemari berusaha mencari uang seribu, dua ribu...itupun Alhamdulillah jika ada yang memberinya, namun fakta lebih banyak orang mencuekinnya bahkan ada pula yang mengusirnya dengan kasar.


Ya...mungkin satu diantara orang-orang ini juga adalah saya. Kita kadang berpikir mereka sebagai sampah masyarakat, berpikir mereka itu adalah bagian dari suatu kejahatan sosial yang dibekingi oleh pihak-pihak tertentu untuk kepentingan pribadinya sendiri.


Sahabatku...apapunlah itu, mendidik atau tidak mendidik dalam istilah intelektual kita, tapi again, jika ada pilihan....anak-anak kecil itu pasti ingin memilih kehidupan yang lebih baik. Banyak dari mereka yang sebaya dengan usia anak-anak kita dirumah, seusia dengan adik-adik kita disekolah.


Jangan membentak mereka jika memang tidak ingin memberinya, atau jika memang dikantong celana anda tersisip uang kecil seribu dan dua ribu rupiah, belilah koran mereka, dengarkan sejenak suara mereka. Pandangilah wajah-wajah kumuh itu dengan seksama.


Tuesday, August 12, 2014

Mimpi buruk sang ananda

Tadi pagi waktu kita semua sedang sarapan, ananda sulung berkata bahwa malamnya dia bermimpi buruk yang menakutkan.




Saya tanya, Kakak sebelum tidur sudah sholat isya' belum?
dia jawab: Sudah


Saya tanya lagi, Kakak baca do'a gak sebelum tidur?
dia jawab: Sudah juga



Lalu saya nasehatin, Kakak kalo mimpi buruk lagi seperti itu, berludah kekiri 3x lalu ucapkan A'uzu billahi minashaitonir rojim.


Dia tanya, kenapa harus meludah kekiri itu pa?


Saya jawab, kiri itu umumnya sebagai simbol perbuatan yang jelek-jelek. Dan setan khan jelek, jadi ludahin saja kesana.


Dia tanya lagi, kenapa harus diludahi pa?


Muktazilah, Doktrinal dan Liberal

Pemahaman muktazilah tidaklah seluruhnya salah, optimalisasi penggunaan akal dalam beragama justru didukung oleh ayat-ayat suci al-Qur'anul karim. Bahkan menurut Nabi dalam hadistnya, pena diangkat untuk orang yang akalnya tidak berfungsi normal. Tidak banyak memang dijaman sekarang yang mampu memahami agama dengan akalnya, sebagian tenggelam dalam doktrinal dan sebagian lainnya terjebak dalam kebebasan yang kebablasan sehingga timbullah konsep liberal dalam beragama.


Akhirnya musuh-musuh Islam dapat dengan mudah mempermainkan kita dengan menyulut sedikit api yang berkaitan terhadap ashobiyyah kita itu. Jadilah kita termakan konspirasi untuk memerangi sesama muslim, memfitnah sesama muslim dan ujungnya membantu kaum kuffar untuk ikut membunuhi saudaranya sesama muslim yang lain itu.


Kadang dibalik kebatilan, selalu ada nilai kebenaran yang terkandung. Mari sama menahan diri dari berbuat dan mengomentari hal yang kita belum jelas ilmunya, informasinya, benar dan batilnya. Bahkan seorang hakim yang belum pasti kesalahan terdakwanya lebih disukai untuk membebaskannya ketimbang menzalimi sang terdakwa dengan pencemaran nama baik maupun hukuman yang masih belum tentu ia lakukan kesalahan yang dituduhkan.


Timeline FB,

Saya tidak berpindah manhaj

ilustrasi_pindah
Sumber gambar: Google


 

Gara-gara celana non isbal dan berjenggot saya pernah ditanya apakah saya telah berubah manhaj. Dari seorang yang kritis dalam beragama menjadi salaf atau mungkin juga wahabi. | Saya jawab saja bahwa insyaAllah sikap keagamaan saya tidak berubah. Saya tidak condong pada pemahaman kelompok manapun dalam beragama termasuk untuk urusan fiqhnya. Saya menganut konsep talfiq.


Pemahaman saya tentang Nabi Isa berketurunan dan wafat secara normal dibumi, beliau tidak naik kelangit tetaplah sama seperti pemahaman saya terdahulu. Begitupula pandangan saya tentang penentuan awal bulan yang menggunakan hisab diatas rukyatul hilal juga tetap sama, pun terhadap redaksi atau matn sejumlah hadist yang saya kritisi tidak pula berubah. Kritik-kritik saya pada sejumlah pandangan dari Ahmadiyyah, Syiah, Sunni, Salafi, Muktazilah, NU, Muhammadiyah, JIL tidak mengalami revisi. Anda masih bisa membaca tulisan-tulisan saya yang mewakili pendapat dan pemahaman keagamaan saya tersebut melalui buku-buku saya yang terbit dipasaran hingga tulisan lepas saya di blog arsiparmansyah.wordpress.com


Saya tidak anti celana non isbal, berjenggot hingga jilbab besar bahkan sampai cadar sekalipun, tapi saya juga tidak anti seratus persen pada celana isbal. Kadangkala saya bercelana non isbal tapi kadang sayapun masih menggunakan celana jeans atau celana dasar yang isbal untuk bepergian dan beraktivitas. Mungkin satu-satunya sikap saya yang paling ekstrim dalam hal agama hanya masalah Tauhid, Kenabian serta kalamullah, tidak ada negoisasi untuk perkara ini. Bahwa Allah itu Maha Esa dan tidak beranak serta diperanakkan dalam bentuk dan penyifatan apapun juga, kemudian Muhammad adalah Rasul Allah, pelanjut generasi kenabian sebelumnya sekaligus berfungsi sebagai Khotamannabiyyin alias Nabi akhir jaman. Al-Qur'an merupakan kalam Allah yang terjaga keasliannya dan tidak pernah berubah maupun ada kesalahan didalamnya.


Saya menggunakan hadist-hadist dari riwayat kutubut tis'ah dalam urusan fiqh, urusan muamalah hingga syari'at. Saya juga menjadikan pendapat para imam madzhab baik dari ahlussunnah hingga diluarnya yang referensinya ada pada saya sebagai acuan pijakan saya beramaliah dengan terlebih dahulu mempelajari dan menyesuaikannya dengan kitabullah dan sunnah-sunnah yang rojih dan shohih secara sanadnya.


Adapun untuk urusan khilafah, intinya saya mendukung penuh semua upaya penegakan syari'at Islam diatas dunia ini, baik dalam skala lokal maupun internasional. Saya tidak mengamalkan tahlilan, yasinan, kirim hadiah al-fatihah atau baca lafadz niat saat hendak sholat hingga berpuasa, saya juga tidak menggunakan lafadz sayyidina untuk menyebut nama Nabi Muhammad SAW didalam sholawat saya khususnya pada waktu sholat namun saya tetap menghormati saudara muslim saya lain yang melakukannya.


Dalam hal politik, saya mungkin masih condong pada partai Islam PKS walaupun saya tidak ada hubungan struktural disana dan cukup menjadi simpatisan saja. Meski begitu saya tetap menghormati kawan-kawan muslim lain yang berada di "parpol Islam" diluarnya. No hurt feeling sama sekali.


Sikap saya hari ini adalah sebagai pelajaran pendewasaan bagi semua pihak tentang cara menghormati perbedaan dan mengedepankan kemaslahatan umat yang lebih besar lebih dari pandangan kita secara pribadi. Kita tidak harus saling bermusuhan karena fiqh kita berbeda, kita tidak harus saling bunuh-bunuhan hanya karena anda tahlilan dan saya tidak tahlilan misalnya.


Sunday, August 10, 2014

Jenggot, Celana non isbal dan kalimah Tauhid bukan ciri teroris

sybukanteroris

 foto: saya sendiri


 

Jenggot, celana non isbal hingga penggunaan simbol kalimah Tauhid (Laa ilaaha illallah - Tiada Tuhan selain Allah) maupun simbol Muhammad Rasul Allah, bukanlah ciri dari terorisme. Orang memanjangkan jenggotnya dan menggunakan celana non isbal boleh jadi ia mengamalkan sunnah Rasul dan menggunakan simbol-simbol kebesaran Islam sebagai bentuk kecintaannya pada agamanya.


Jika anda bertemu saya diluar waktu kerja, anda kemungkinan besar akan melihat saya mengenakan celana non isbal dan jenggot menggantung di wajah saya. Meski demikian, saya bukan teroris. Sehari-hari saya bekerja sebagai seorang guru, sebagai seorang penulis, sebagai seorang anak, sebagai seorang suami dan sebagai seorang ayah dari anak-anaknya. Saya bukan tukang rakit bom, bukan tukang fitnah dan penyebar kebencian pada kelompok minoritas. Tetangga sebelah rumah saya non muslim dan sampai hari ini masih hidup, hubungan kami baik-baik saja. Beberapa meter dari rumah saya juga tinggal pendeta yang juga non muslim, statusnya sama, beliau masih hidup dan hubungan kamipun baik-baik saja. Saya tidak pernah mengintimidasi apalagi membunuhnya. Kemarin  (Sabtu, 09 Agustus 2014) kita malah ngobrol di masjid dalam acara silaturahim antar warga.


Jadi, jangan mudah menjustifikasi jenggot, celana non isbal hingga penggunaan simbol-simbol ke-Islaman sebagai ciri dari teroris.


Thursday, August 7, 2014

Menggugat istilah Minal 'Aidin wal Faidzin

mina_aidin

Pada waktu kita "salam-salaman" dan saling menyapa jelang 'Iedul Fitri atau 'Iedul Adha.... biasanya kita berkata: Minal Aidin ya... atau juga menulis Minal Aidin wal Faidzin.  Pertanyaan saya.... kalimat itu artinya apa ya?


Kalimat Minal 'aidin wal faizin diatas terdiri dari sejumlah huruf Hijaiyah : Mim-nun-alif-lam-'ain-alif-hamyah-dal-ya-nun-wawu-aliflam-fa-alif-hamzah-ya-za-ya-nun.  Dan jika kemudian kita terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia maka kalimat tersebut artinya akan menjadi:


1. Min, Yang memiliki arti “termasuk”.
2. Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
3. Wal, Artinya “dan”
4. Al-faizin, Artinya “ menang”.

Dari terjemahan kata perkatanya ini maka secara harfiah istilah Minal 'Aidinwal Fa'izin dalam bahasa indonesia, adalah :“Termasuk dari orang-orang yang kembalisebagai orang yang menang”.


Siapa orang yang kembali dan siapa orang yang menang? Kembali dari mana dan menang melawan siapa?


Kita di Indonesia juga sering menggandengkan istilah Minal 'Aidin wal Fa'idzin ini dengan kata-kata "Mohon Maaf lahir dan batin", sehingga seolah-olah arti dari Minal 'Aidin wal Fa'idzin adalah demikian itu. Padahal jelas-jelas artinya bukanlah itu. Bahkan banyak pula yang kadang menggantikan istilah maaf lahir batin dengan ucapan pendek seperti "Minal 'Aidin ya".


Ini salah kaprah!


Uje, Hidayah dan Kita

tket_uje

Alhamdulillah, akhirnya tadi malam kesampaian juga berdua sama istri menonton film "Hijrah Cintanya" sang ustadz gaul, Jefrie al Bukhori. Dari tayangan tersebut, ada hal penting yang ingin saya bagi pada sahabat maya sekalian terkait pembelajaran positip yang bisa saya dapatkan dari film tersebut.


Hidayah itu bagaikan sinar mentari yang pancarannya senantiasa menembus permukaan alam. Semakin kita membuka diri akan datangnya cahaya kebenaran, maka semakin kuat pancaran sinar tersebut menerangi permukaan jiwa. Memeluk hangat memberi harapan baru dalam pengap serta kotornya batin yang digelimangi dosa. Ia laksana cahaya surya yang menelisik masuk keruang gelap melalui kaca jendela. Semakin banyak tirai tertutup yang kita singkapkan, maka akan semakin luas intensitas ruang bermandikan sang sinar. Jika kita tak pernah membuka tirai penutup ruangan batin itu, lalu bagaimana bisa sang sinar menyapa optimal memberi keselamatan?


ilustrasi

Sesungguhnya hidayah itu selalu ada pada kita, meski kita saat itu boleh jadi sedang merasa sang hidayah justru sedang berada sangat jauh dan mengambil jaraknya terhadap diri kita. Ingatlah sahabat, bahwa sinar mentari itu tetap mampu menjangkau luas sampai kekedalaman laut yang gelap, ia tetap bersinar walau disebagian belahan bumi sedang ditudungi oleh gelapnya malam. Bahkan melalui rembulan, sang mentari menitipkan cahayanya diwaktu malam agar semesta raya tetap mendapat penerangannya.


 

Tuesday, August 5, 2014

Nash agama, Ratu Adil, Messianisme, Khilafah dan Rasa Frustasi

Sejak jaman dulu, nash-nash al-Qur'an dan Hadist khususnya yang berkaitan tentang 'Ashobiyyah kelompok, messianisme hingga kerasulan sudah berulang kali disalah gunakan dengan penafsiran yang ditujukan sebagai pembenaran dari suatu pernyataan ataupun klaim tertentu dari seseorang maupun sejumlah firqoh.


Sepanjang jaman kita telah menyaksikan catatan sejarah tentang orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi dan Rasul dengan mengklaim dirinya mendapat wahyu baru dari ilahi. Diantara mereka juga ada yang menisbatkan diri sebagai sang messias dalam wujud al-Mahdi maupun al-Masih yang ditunggu-tunggu. Ada pula yang kemudian mengklaim diri sebagai khalifah, pemimpin tampuk tertinggi dari umat. Ada pula yang gemar mengkafirkan kelompok lain yang berseberangan dengan dirinya karena hanya menganggap kelompoknya sajalah pemilik kebenaran tunggal diatas dunia ini.


Dunia ibarat Istana Pasir

Kehormatan dunia berupa nama baik, status sosial, kedudukan, banyaknya harta adalah ibarat istana pasir. Dibangun dengan susah payah dipinggir pantai, saat ombak datang menyapunya, istana pasir itupun hancur terurai. Tak perduli seberapa gigih kita mendirikannya, merapikannya atau berapa biaya yang telah kita habiskan demi sampai kepantai itu untuk membangunnya.

Armansyah, 05 Agustus 2014
Palembang Darussalam.



Timeline Facebook

Kritik untuk Film Uje: "Hijrah Cinta"

Sebuah kritik untuk film "Hijrah Cinta"

Oleh : Armansyah

Sampai hari ini, saya memang belum mendapat kesempatan untuk menyaksikan film biografi alm. Uje. Tapi dari trailer yang sempat saya lihat di Youtube, ada kritik kecil dan mungkin juga itu malah menjadi kritik besar jika dikaitkan dengan syari'at khususnya bagi pihak-pihak yang terkait langsung dalam proses pembuatan dan penayangan film tersebut.


hijrahcinta-ins


Kritik tersebut adalah sekaitan dengan diperlihatkannya sejumlah adegan yang --boleh jadi memang dulu sewaktu almarhum masih belum insyaf-- cukup saru, seperti peluk-pelukan antara laki-laki dan perempuan sampai eksploitasi aurat, dimana untuk sebuah film biografi seorang ustadz seharusnya tidak perlu ditayangkan sedemikian vulgar. Saya percaya almarhum sendiri bila masih hidup, tentu tidak mau adegan itu ada serta ditonton jutaan pasang mata.


Ingat, kita tetap punya batasan dalam seni. Ada hal yang tak perlu ditampilkan dan cukup dimaklumi saja maksudnya karena bila itu di visualisasikan justru akan melanggar norma maupun kesucian akidah itu sendiri.


Monday, August 4, 2014

Antara Zionis, Vatikan, Bible, Yahudi dan Gaza

Oleh. Armansyah

 

scshot

 

Sebuah media pemberitaan bertajuk jewsnews  menulis :

In a special interview with Die Tagespost last week, Latin Patriarch of Jerusalem Fouad Twal, named by Pope Benedict to represent the Vatican in the Jewish State, declared that “Israel’s existence as such has nothing to do with the Bible.” He then compared Christians’ condition in today’s Jerusalem with Jesus’ Passion: “We Christians never forget that even our Lord himself suffered and was mocked in Jerusalem.”


A few days ago, Patriarch Twal responded enthusiastically to the agreement reached between Hamas and Fatah. He also denounced “the Judaization of Jerusalem” and attacked Israel for “trying to transform it into an only Hebrew-Jewish city, excluding the other faiths.” Elsewhere, Iraq’s Archbishop, Louis Sako, asked to “separate between Judaism and Zionism.”


Indeed, in the most influential quarters of Christianity, Jews are still regarded as an apostate group not entitled to a sovereign state of its own.Twal’s position on Israel and the Bible has been embraced at the highest levels in the Catholic Church. The Vatican synod in 2010 declared that Israel cannot use the Biblical concept of a promised land or a chosen people.


Last January, eight Catholic bishops from Europe and North America, including UK Archbishop Patrick Kelly and French Archbishop Michel Dubost, visited Gaza. “I asked prisoners in the largest prison in Europe (in Evry) to pray for you,” Dubost told Gazans. The inference was clear: Palestinians are living in a big prison terrified by Israel. In the same period, Father Manuel Musalam, head of Gaza’s Catholics, met with Hamas leader, Mahmoud al Zahar, and declared that “Christians are not threatened by Muslims” but that everyone faces the same problem, that of Israel’s “humiliation.”



Inti dari pemberitaan tersebut diatas adalah paus Benedict di Vatikan sendiri menyebutkan bahwa keberadaan bangsa Israel saat ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan isi maupun nubuat dari kitab Bible yang berisi Perjanjian Lama serta Perjanjian Baru. Sinode Vatikan juga di 2010 menegaskan bila bangsa Israel  tidak dapat lagi menggunakan nash-nash pada Bible untuk merujuk bumi Palestina sebagai tanah perjanjian dan mereka sebagai kumpulan manusia pilihan Tuhan.


gaza_blokade