Tuesday, August 5, 2014

Nash agama, Ratu Adil, Messianisme, Khilafah dan Rasa Frustasi

Sejak jaman dulu, nash-nash al-Qur'an dan Hadist khususnya yang berkaitan tentang 'Ashobiyyah kelompok, messianisme hingga kerasulan sudah berulang kali disalah gunakan dengan penafsiran yang ditujukan sebagai pembenaran dari suatu pernyataan ataupun klaim tertentu dari seseorang maupun sejumlah firqoh.


Sepanjang jaman kita telah menyaksikan catatan sejarah tentang orang-orang yang mengaku dirinya sebagai Nabi dan Rasul dengan mengklaim dirinya mendapat wahyu baru dari ilahi. Diantara mereka juga ada yang menisbatkan diri sebagai sang messias dalam wujud al-Mahdi maupun al-Masih yang ditunggu-tunggu. Ada pula yang kemudian mengklaim diri sebagai khalifah, pemimpin tampuk tertinggi dari umat. Ada pula yang gemar mengkafirkan kelompok lain yang berseberangan dengan dirinya karena hanya menganggap kelompoknya sajalah pemilik kebenaran tunggal diatas dunia ini.



Itulah sejarah penyimpangan dimasa lalu dan sejarah itu akan terus berulang dimasa kini maupun dimasa depan. Dunia akan terus dipenuhi oleh kemunculan dajjal-dajjal perusak tatanan nash, akidah hingga peradaban. Itulah satu janji yang sebenarnya telah diikrarkan oleh Iblis kala ia diharuskan tunduk bersujud pada sang Adam, khalifah bumi yang awal penunjukan dirinya sendiri bahkan sempat menuai pertanyaan dikalangan para makhluk suci, Malaikat.


Disaat-saat kegentingan melanda wilayah umat Islam, pertempuran tak imbang antara kebenaran dan kebatilan terwujud dalam waktu-waktu panjangnya, saat anak-anak kecil, kaum perempuan hingga bangunan suci ikut luluh lantak menjadi korban kebiadaban para durjana. Kefrustasian timbul kepermukaan diri mendatangkan wacana, bisikan, hingga persekongkolan untuk mewujudkan diri sebagai ratu adil bagi kaum mustadh'afin.


Sekali lagi, itulah fakta sejarah yang terus berulang kejadiannya diatas dunia ini. Jika diri tak punya bekal ilmu dan iman yang kukuh, niscaya semakin banyak orang akan larut dalam nina-bobo syurgawi yang justru sebenarnya rapuh akan sandaran dalil naqli maupun aql.


Mgs Armansyah Azmatkhan.
Penulis buku Jejak Nabi Palsu (Mizan 2007)

No comments:

Post a Comment