
Banyak dari kita para orang tua, hanya tahu haknya saja pada anak. Hak untuk dipatuhi, hak untuk tidak didurhakai dan seterusnya. Tapi tahukah kita bila anakpun sebenarnya punya hak atas orang tuanya?
Salah satu hak anak yang harus dipenuhi oleh orang tuanya adalah memberikan nama yang baik. Dahulu menurut riwayat dari Nafi' yang bersumber pada Ibnu 'Umar dalam kitab shahih Muslim dengan hadist bernomor 3988 bahwa Umar ibn Khattab pernah menamai anak perempuannya 'Ashiyah | Arab: عَاصِيَةُ | yang artinya dalam bahasa Indonesia adalah durhaka. Maka kemudian diganti oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dengan nama 'Jamilah' (Cantik).
Dalam kesempatan lainnya, Abu Daud meriwayatkan dalam kitab sunannya dari hadist bernomor 4305 dimana Rasul pernah bertanya pada seorang sahabat terkait namanya.
"Siapa namamu?" ia menjawab, "Hazn (sedih)." Beliau bersabda: "Namamu Sahl (kemudahan)." Ia berkata, "Tidak, sebab Sahl itu terinjak-injak dan terhina." Sa'id berkata, "Aku menduga bahwa sejak saat itu kami pasti akan ditimpa kesusahan." Abu Dawud berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam mengubah nama Al Ash (orang yang suka maksiat), Aziz (nama Allah), 'Atalah (keras), Syaithan, Ghurab (gagak), Hubab (nama setan) dan Syihab. Lalu beliau menamainya dengan Hisyam, Harb (perang) menjadi Salm (selamat atau damai), Al Mudhthaji' (tidur) menjadi Al Munba'its (bangkit), tempat yang bernama Afirah (gersang) diubah menjadi Khadhirah (subur), lembah Adh Dhalalah (sesat) menjadi lembah Al Huda (petunjuk), bani Az Zinyah (dari kata zina) menjadi bani Ar Risydah (lurus), dan bani Mughwiyah (yang menyesatkan) menjadi bani Risydah (yang lurus)."
Bila Shakespeare mengatakan "What is in a name?" | Apalah artinya sebuah nama? | maka Nabi Muhammad SAW menegaskan bila nama itu sangat penting artinya. Seorang anak berhak mendapatkan nama yang baik karena seringkali nama yang diberikan oleh orang tuanya menentukan kehormatannya. Sering kita melihat ada anak yang malu memberitahu namanya karena dia menganggap nama itu berkesan lucu, kampungan atau juga tidak memiliki arti. Kita para orang tua tidak boleh asal memberi nama pada anak-anak kita, pertimbangkan juga efek psikologis sang anak kelak ketika beliau dewasa.
Kita sekarang ini kadang mentang-mentang lahir malam jum'at kliwon maka anak diberi nama kliwon, lahir hari selasa pahing diberi nama anak pahing, atau jangan-jangan ada pula yang anaknya lahir pada waktu kita masih jadi orang jahat lalu dinamai anaknya Dajjalun. Na'udzubillahi mindzalik.
Nama itu seyogyanya adalah do'a sekaligus berisi harapan dari sang orang tua pada anaknya kelak. Jadi bukan sembarang penamaan saja. Thus, nama juga dapat menunjukkan identitas keluarga, bangsa bahkan akidah. Misalnya saja nama Harahap sudah dapat dipastikan orang medan, Eko sudah dapat dipastikan identik dengan Jawa, Andi identik dengan Sulawesi, Alatas, Azmatkhan sudah dapat dipastikan identik dengan orang Arab dan seterusnya.
Islam menganjurkan para orang tua untuk memberikan nama yang menampakkan identitas keislaman -sebuah identitas yang lintas batas rasial, geografis, etnis dan kekerabatan. Misalnya memberi nama dengan nama-nama para Nabi.
Sunan Nasa'i 3509: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Muhajir Al Anshari dari 'Aqil bin Syabib dari Abu Wahb dan ia pernah menyertai Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Namailah diri kalian dengan nama para nabi, dan nama yang paling disukai Allah 'azza wajalla adalah Abdullah dan 'Abdurrahman."
Oleh sebab itu orang bernama Muhammad Ali dapat saja orang Indonesia, Brunei, Malaysia, Iran, Saudi Arabia atau juga Amerika. Apapun itu namun sudah dapat dipastikan bila orang tersebut kemungkinan besarnya seorang muslim atau sekurang-kurangnya pasti ada kaitan dengan Islam pada history keluarganya.
Sunan Abu Daud 4297 dan Darimi nomor 2578: Dari Abu Darda ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya pada hari kiamat kalian akan dipanggil dengan nama-nama kalian dan nama bapak-bapak kalian, maka baguskanlah nama kalian."
Yah, akhirnya....jika setiap benda saja perlu diberi label nama agar dapat dikenali dengan mudah apa benda itu sebenarnya... maka apalagi ia adalah anak manusia. Dijaman sekarang, kucing dan anjing saja sudah memiliki nama-nama yang bagus....masak anak manusia namanya tidak lebih bagus dan bermakna dari nama binatang.....
Mari belajar untuk mengenal hak-hak anak kita......
Armansyah,
Palembang Darussalam, 01 Agustus 2014
No comments:
Post a Comment