Thursday, August 7, 2014

Menggugat istilah Minal 'Aidin wal Faidzin

mina_aidin

Pada waktu kita "salam-salaman" dan saling menyapa jelang 'Iedul Fitri atau 'Iedul Adha.... biasanya kita berkata: Minal Aidin ya... atau juga menulis Minal Aidin wal Faidzin.  Pertanyaan saya.... kalimat itu artinya apa ya?


Kalimat Minal 'aidin wal faizin diatas terdiri dari sejumlah huruf Hijaiyah : Mim-nun-alif-lam-'ain-alif-hamyah-dal-ya-nun-wawu-aliflam-fa-alif-hamzah-ya-za-ya-nun.  Dan jika kemudian kita terjemahkan kedalam Bahasa Indonesia maka kalimat tersebut artinya akan menjadi:


1. Min, Yang memiliki arti “termasuk”.
2. Al-aidin, Artinya”orang-orang yang kembali”
3. Wal, Artinya “dan”
4. Al-faizin, Artinya “ menang”.

Dari terjemahan kata perkatanya ini maka secara harfiah istilah Minal 'Aidinwal Fa'izin dalam bahasa indonesia, adalah :“Termasuk dari orang-orang yang kembalisebagai orang yang menang”.


Siapa orang yang kembali dan siapa orang yang menang? Kembali dari mana dan menang melawan siapa?


Kita di Indonesia juga sering menggandengkan istilah Minal 'Aidin wal Fa'idzin ini dengan kata-kata "Mohon Maaf lahir dan batin", sehingga seolah-olah arti dari Minal 'Aidin wal Fa'idzin adalah demikian itu. Padahal jelas-jelas artinya bukanlah itu. Bahkan banyak pula yang kadang menggantikan istilah maaf lahir batin dengan ucapan pendek seperti "Minal 'Aidin ya".


Ini salah kaprah!



Memang kita maklumi bila sebagian besar kaum Muslimin di Indonesia, memaknai kemenangannya dari perjuangan menahan nafsu selama bulan romadhan, sehingga saat Hari Raya tiba, disebut hari Kemenangan. Tapi, sesuatu yang benar harus juga di ikuti oleh kebenaran lainnya. Jangan campur aduk.


Ungkapan Minal 'Aidin wal Fa'idzin ini sebenarnya hanya berupa sebuah frase atau bagian dari sebuah kalimat yang lebih panjang. Jadi, bukan kalimat yang lengkap SPO-nya atau subyek/predikat/obyeknya. Secara lengkap, kalimatnya adalah ”Jaalanallahu wa iyyakum minal aidzin walfaidzin” yang artinya “semoga Allah menjadikan kami dan anda sebagai orang-orang yang kembali dan beruntung”. Jadi, minal aidin walfa'izin dimaksudkan dari orang-orang yang kembali dan beruntung. Dengan demikian, frase itu minal aidin walfaizin tidak memiliki makna sama sekali dengan ungkapan permintaan maaf atau pun bermaaf-maafan.


Lalu, apa yang harus kita ucapkan saat bermaafan di hari lebaran?


Ya jika tak bisa dan tak mengerti bahasa Arab, ucapkan sajalah dalam bahasa Indonesia. Simpel dan mudah dipahami oleh orang lain sebangsa dan senegara, jangan dibuat repot apa yang seharusnya tidaklah repot.


Tapi jika memang akan dan ingin menggunakan lafadz Arab sesuai sunnah Rosul, ucapkanlah :


ucapan_harirayaTaqobbalallahu minna wa minkum
Semoga Allah menerima amal kami dan amal kamu




.


No comments:

Post a Comment