Oleh : Armansyah
Sampai hari ini, saya memang belum mendapat kesempatan untuk menyaksikan film biografi alm. Uje. Tapi dari trailer yang sempat saya lihat di Youtube, ada kritik kecil dan mungkin juga itu malah menjadi kritik besar jika dikaitkan dengan syari'at khususnya bagi pihak-pihak yang terkait langsung dalam proses pembuatan dan penayangan film tersebut.
Kritik tersebut adalah sekaitan dengan diperlihatkannya sejumlah adegan yang --boleh jadi memang dulu sewaktu almarhum masih belum insyaf-- cukup saru, seperti peluk-pelukan antara laki-laki dan perempuan sampai eksploitasi aurat, dimana untuk sebuah film biografi seorang ustadz seharusnya tidak perlu ditayangkan sedemikian vulgar. Saya percaya almarhum sendiri bila masih hidup, tentu tidak mau adegan itu ada serta ditonton jutaan pasang mata.
Ingat, kita tetap punya batasan dalam seni. Ada hal yang tak perlu ditampilkan dan cukup dimaklumi saja maksudnya karena bila itu di visualisasikan justru akan melanggar norma maupun kesucian akidah itu sendiri.
Almarhum Uje adalah orang yang baik dan telah mengalami transformasi total dikehidupannya dari jahiliyah menjadi seorang ustadz panutan. InsyaAllah, beliau termasuk dalam golongan hamba-hambaNya yang muttaqin. Aaamiin.
Kiranya jangan lagi dinodai dengan unsur-unsur setaniah yang justru akan kembali membuka aib serta kehormatan beliau. Film tentang Uje mestinya selain ia bersifat hiburan juga berfungsi sebagai tuntunan. Bagaimana mungkin sebuah tuntunan dapat optimal bila didalamnya terdapat percampuran antara hal yang haq dan hal yang batil?
Mungkin banyak pihak akan memberikan pembelaan terhadap kritikan saya ini, saya percaya semua pembelaan itu diberikan karena mereka menyayangi almarhum Uje. Tapi, Uje juga sudah jadi publik figur. Dia ustadz yang juga milik umatnya, semua orang juga menyayangi beliau sama seperti keluarga beliau atau sahabat-sahabat beliau. Sehingga kritikan inipun seyogyanya juga dilihat sebagai salah satu bentuk rasa sayang kepada almarhum.
Untuk itu, saya mohon maaf bila atas kritikan ini ada yang kurang berkenan, semoga Allah merahmati dan mengampuni kita semua. Aamiin.
Armansyah, Palembang 2014
No comments:
Post a Comment