
Pada saat anak perempuan dipandang rendah, hina dan dianggap sebagai cela bagi orang tuanya, Nabi Muhammad SAW justru bersikap sebaliknya terhadap seluruh putri-putri beliau. Bahkan beliau pernah bersabda untuk putri bungsunya, Fatimah:
إِنَّمَا فَاطِمَةُ بَضْعَةٌ مِنِّي يُؤْذِينِي مَا آذَاهَا"Sesungguhnya Fatimah adalah bagian dari dagingku, apabila ada sesuatu yang menyakitinya maka akan membuatku sakit pula." (Sumber: Shahih Muslim 4483)
Dalam masyarakat jahiliyah yang bangga menguburkan anak perempuan hidup-hidup, Nabi menegakkan hak-hak anak perempuan secara terbuka. Belum pernah ada pemimpin dunia yang memperlakukan anaknya seperti perlakuan Nabi terhadap putri-putri beliau.
Menjelang kematiannya, Nabi SAW tetap menyapa putrinya dengan kalimah mesra: مَرْحَبًا بِابْنَتِي | selamat datang wahay putriku tercinta.
Masyarakat muslim generasi pertama mengenal Fatimah juga sebagai ummu abiha atau ibu dari ayahnya. Begitulah penghargaan Rasulullah SAW terhadap anak-anak perempuannya.
Sunan Tirmidzi 1838: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Siapa yang diuji lantaran memelihara anak-anak wanita, maka mereka akan menjadi tameng baginya dari api neraka."
Adakah kitapun akan memperlakukan anak-anak perempuan kita sama seperti keteladanan Rasulullah SAW? Mirisnya, masih ada diantara kita yang justru ketika ia diberi karunia anak perempuan, masih saja mengeluh dan menganggapnya aib sampai ia berhasil mendapatkan anak laki-laki. Adakah itu keteladanan dari Rasul?
Ayo introspeksi diri semua.....
No comments:
Post a Comment