
foto: saya sendiri
Jenggot, celana non isbal hingga penggunaan simbol kalimah Tauhid (Laa ilaaha illallah - Tiada Tuhan selain Allah) maupun simbol Muhammad Rasul Allah, bukanlah ciri dari terorisme. Orang memanjangkan jenggotnya dan menggunakan celana non isbal boleh jadi ia mengamalkan sunnah Rasul dan menggunakan simbol-simbol kebesaran Islam sebagai bentuk kecintaannya pada agamanya.
Jika anda bertemu saya diluar waktu kerja, anda kemungkinan besar akan melihat saya mengenakan celana non isbal dan jenggot menggantung di wajah saya. Meski demikian, saya bukan teroris. Sehari-hari saya bekerja sebagai seorang guru, sebagai seorang penulis, sebagai seorang anak, sebagai seorang suami dan sebagai seorang ayah dari anak-anaknya. Saya bukan tukang rakit bom, bukan tukang fitnah dan penyebar kebencian pada kelompok minoritas. Tetangga sebelah rumah saya non muslim dan sampai hari ini masih hidup, hubungan kami baik-baik saja. Beberapa meter dari rumah saya juga tinggal pendeta yang juga non muslim, statusnya sama, beliau masih hidup dan hubungan kamipun baik-baik saja. Saya tidak pernah mengintimidasi apalagi membunuhnya. Kemarin (Sabtu, 09 Agustus 2014) kita malah ngobrol di masjid dalam acara silaturahim antar warga.
Jadi, jangan mudah menjustifikasi jenggot, celana non isbal hingga penggunaan simbol-simbol ke-Islaman sebagai ciri dari teroris.
Konspirasi besar-besaran terus dilakukan oleh pihak-pihak musuh untuk membunuh, menghancurkan serta melecehkan Islam hingga ia dianggap sebagai ancaman menakutkan oleh umat Islam itu sendiri secara khusus dan membuat umat menjadi risih, malu, jengah sampai merasa jijik yang berujung pada jauhnya umat Islam dari agama Allah, terjebak pada teori-teori liberalisme, sekularisme dan kekafiran dalam arti yang sesungguhnya.
Simbol-simbol kebesaran Islam masa lalu pada hari ini di cap sebagai simbol terorisme, simbol kesesatan dan kemungkaran yang harus dimusnahkan, harus dilarang, harus di injak-injak serta menjadi musuh negara bahkan musuh kemanusiaan.
Sebuah metode pencucian otak yang terus dibombardirkan melalui berbagai media terhadap masyarakat Islam, menggerus pemikiran kaum muda serta pejabat pemerintahannya.
Sementara kaum babi dan kera, yahudi israel laknatullah yang nyata-nyata memborbardir sekolahan, rumah, masjid....membunuhi kaum perempuan dan anak-anak tak berdosa justru dianggap hal yang biasa, hal yang harus bisa diterima sebagai bentuk bela diri dan konsekwensi peperangan.
Merekalah yang teroris, merekalah yang barbar, merekalah yang pernah dikutuk oleh Allah sebagai bangsa binatang, mereka jugalah yang dimaksud sebagai kaum yang telah dimurkai Allah dalam surah al-Fatihah.
Ingatlah yaa Ayyuhannaas, ingatlah yaa Ayyuhal muslimun.... ISIS, FPI, PKS, HAMAS, HIZBULLAH, AL-QOSSAM, SAUDI ARABIA, IRAN dan seterusnya tidak selamanya merepresentasikan Islam. Tentu selama mereka mengaku diri sebagai bagian dari Islam maka mereka boleh dan sah-sah saja menggunakan simbol-simbol kebesaran Islam untuk maksud dan tujuan mereka, tetapi mereka tetaplah bukan Islam itu sendiri. Mereka hanyalah orang yang menganut ajaran Islam dan tidak menjadi jaminan telah melaksanakan syariat Islam sesuai dengan ketentuan nash pada al-Qur'an dan as-Sunnah. Jadi, jangan terjebak pada simbol-simbol yang dipakai mereka.
Maksudnya lebih jauh adalah ketika kita mendapat berita sebuah organisasi, sebuah partai, sebuah negara atau seorang aktivis yang menggunakan simbol-simbol Islam dan selanjutnya dianggap sebagai bagian dari terorisme ---terlepas apakah tuduhan itu benar maupun salah--- maka tidak dengan serta merta simbol-simbol kebesaran Islam yang mereka pergunakan boleh untuk di injak-injak, boleh untuk di caci maki hingga dianggap sebagai simbol kemungkaran, simbol kesesatan, simbol kemunafikan dan simbol terorisme.
Awas, hati-hati kita dalam menyikapi hal ini.... jangan melecehkan kebesaran Islam sendiri dan menjadi anti pati padanya.
Silahkan baca kembali arsip status saya terkait hal ini dihttp://arsiparmansyah.wordpress.com/2014/08/04/kita-terorisme-dan-simbol-ke-islaman/
No comments:
Post a Comment